26. Sahabat (EXTRA)

13.7K 337 3
                                    

"yang ini aja, cucok!" Dengan konyol nya Elle mengambil gaun yang sangat minim dan ketat.

"Mati gw di gorok David." Jessica tersenyum lebar di depan Elle, dan menaruh kembali gaun itu.

Setengah jam, mereka di dalam toko butik itu. Terkenal? Jangan di tanya lagi.

"Bayar yuk? Nanti keburu malem."
Aku dan Elle pun keluar dari toko itu, baru saja lima langkahnya. Sesuatu yang keras menabrak tubuhku.

Untung nya, dengan cepat Elle menahan tubuhku. Sedangkan orang yang menabrak ku tidak jatuh atau pun bergerak sedikit pun!

"Dasar sinting!" Maki Elle,  kira tidak dapat melihat wajah nya dengan jelas. Sebab ia memakai kacamata hitam menempel di hidung mancung nya.

"Shut your mouth bitch!"  Aku jadi tersulut emosi saat ia bicara kasar, tangan ku hampir saja melayang ke wajah mulus nya. Kalau tidak ada Elle mungkin itu sudah di lakukan, tapi niat ku terhalang tangan Elle Masi setia memegang tanganku.

Elle sudah memberi kode ke aku, untuk meninggalkan perempuan gila ini. Elle itu tipe orang yang menghindari rasa, bukan nya pengecut tapi ia malas berantem.

Aku tetap kekeuh ingin memberi pelajaran ke perempuan sialan ini.

"Udah biarin aja." Bisik Elle, membuat aku mengerutkan kening.

"Hm." Dengan angkuh Jessica melewati perempuan itu, dan sebelum terlalu jauh. Jessica membisikan sesuatu.

"Bye bitch."

Dapat Jessica rasakan badan itu menegang sesaat.

"Lo kenal dia?" Tanya Elle tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Tidak sengaja Jessica menatap sosok perempuan yang di tabrak itu, kini ia tidak memakai kacamata hitam nya. Sehingga muka cantik nya dapat di lihat, sungguh muka nya sangat blasteran.

Tapi sayang nya aura dapat di lihat dingin, sehingga membuat muka cantik itu terlihat sangat tegas.

Tapi yang membuat Jessica penasaran adalah saat, "Abbril!" Elle pun ikut memandang sosok yang di panggil Abbril itu.

Sontak mereka berdua saling memandang, yang di pikiran nya adalah apakah Abbril itu?

"Pesanan Nomor 209 siapkan mengambil minuman nya, sekali lagi nomor 209." Jessica pun mengambil minuman yang di meja order, hampir saja Jessica berteriak histeris saat memperhatikan wajah perempuan cantik itu.

Dari awal kejadian itu sebenarnya Jessica sudah penasaran dengan perempuan ini, apalagi dari gelagat nya Jessica seperti mengenalnya.

"Abbril Rush!" Sebenarnya Jess hanya ingin mengetes bener atau salah, orang yang di kenal nya Abbril itu bukan.

Benar aja, kepala itu menoleh ke arah Jessica yang berada di sebrang nya dan menatap tajam aku yang sedang kebingungan ini.

Benar mata ini! Yang sering menjahili nya, yang sering bergulat saat ingin memulai bercanda nya. Dia adalah Abbril Rush! Sahabat nya.

"Loe gak kenal gue Bril?" Pertanyaan itu lepas saja dari bibir Jessica, seakan tidak di rencanakan untuk bicara seperti itu.

Mata itu tetap memandang Jessica dengan bingung, seakan bicara 'Lo siapa?'

"Gw Jessica Simpson Bril, Lo lupa?" Nada kecewa Jessica begitu tercetak jelas di pendengaran ia.

Jessica? ... Jessica Simpson? Batin nya terus bicara nama itu, sampai aku menyadari sesuatu. Semenjak lulus SMA Abbril tidak punya teman selain Dara. Dan Jessica Adah nama teman satu-satunya yang ia punya.

"Jessica yang deket sama Elle itu?" Tanya nya dengan ragu, membuat seulas senyum terbit di bibir nya.

"Sama siapa ke sini?" Tanya Jessica basa-basi, setelah pesanan nya sudah di tangan nya.

"Sama temen, mau gabung?" Tanya nya, membuat Jessica tersenyum tipis.

"Jessica."

"Dara." Perkenalan itu teras berlanjut sampai ke Elle, dan ia salah Dara sahabat baru Abbril. Dan ternyata Dara adalah seorang janda. Dan nasib buruk sedang melanda keluarga nya dan begitulah akhirnya, suaminya mempunyai perempuan lain di belakang Dara. Dan Dara sama sekali tidak keberatan dengan itu, tapi ia ingin bercerai secepatnya.

Ternyata Dara dan sang suami di jodohkan, membuat Dara tidak mempunyai perasaan sedikit pun kepada sang suami.

Malahan ia bersyukur sekali kalau suami nya selingkuh di belakang nya, sehingga dirinya menjadi free.

Ternyata tidak seburuk itu, Jessica pikir Dara orang ya sombong atau ketus. Tapi itu salah besar, Dara sangat supel, ceria dan sangat humoris. Jadi jangan salahkan mereka kalau meja mereka seperti orang hutan yang tawa nya tak berhenti.

Dan benar kata Abbril, kita cocok menjadi sahabat. Apalagi dengan Kedatangan Dara membuat suasana di antara mereka lebih bahagia.

"Oiya, Lo Masi sama Ken Bril?" Tanya Jessica, detik itu juga raut mukanya berubah. Dan Dara langsung menutup mulutnya, membuat Jessica salah tingkah sendiri.

"Ga tau, ga jelas hubungan gue sama dia." Ucap Abbril singkat, padat dan tidak jelas.

"Maksudnya?" Elle pun ikut penasaran, sebab dari dulu Laras lah biang kerok di persahabatan mereka.

"Kata nya si, Laras hamil anak Ken." Satu penjelasan itu membuat Jessica dan Elle terbatuk-batuk.

"Hem...Hem... maksudnya Lo Laras hamil anaknya Ken?" Jessica Masi tidak percaya apa yang barusan di dengarnya.

"Bisa di bilang begitu?" Jessica jadi pusing sendiri, sedangkan Dara santai saja. Geblek!

***
Sesampai nya di rumah, Jessica belum keluar dari ruang baca nya. Membuat Matt dan Mike menatap bingung.

"Mom kenapa si?" Tanya Zie polos, sedangkan tiga saudara nya hanya mengangkat bahunya.

"Dad belum pulang lagi!" Zie menjadi paling heboh sendiri, Matt pun merangkul bahu Zie.

"Mungkin Mom sedang banyak tugas nya? Sudahlah besok kita sekolah, lebih baik kita tidur sekarang." Mike pun menyuruh adik-adik nya masuk ke kamarnya.

Pukul setengah sepuluh, Jessica tetap duduk di depan komputer. Jessica penasaran dengan Ken, dan Laras itu.

Satu kata saat tangan itu memeluk pinggang ku, hangat.

"Kamu ngapain sayang? Anak-anak khawatir sama kamu." David berbisik di telinganya, membuat Jessica tertawa geli.

"David geli.."

"Kamu nyari siapa si?" Tanya nya, dan Jessica baru kepikiran kalau David itu orang penting dan Kenan juga orang penting!

"Honey." David menatap istrinya dengan pandangan aneh, biasa Jessica memanggilnya seperti itu kalau ada mau nya.

"Kamu kenal Kenan?" David semakin curiga dengan pertanyaan Jessica, biasa-biasa nya ia membicarakan laki-laki lain di depan David!

" Kenan?" Suara nya begitu dingin, sedangkan Jess berpikir ini waktunya mengorek informasi.

"Yang punya perusahaan Roynald itu, kamu tau ga hon?"

"Apa urusan kamu dengan nya?" Tanya David tak suka, aku yang melihat suami ku cemburu langsung melingkarkan tangan ku ke lehernya.

"Alolo... ceritanya ada yang cemburu nih?" Tangan Jessica pun mulai menoel-noel dagu David. Sedangkan David berdoa semoga hasrat tidak datang kepada nya.

"Aku serius sayang."

"Aku juga honey." Senyum jahil itu semakin melebar dan membuat David menggeram kecil.

EXTRA😃

My CEO [LF1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang