5

2.7K 245 2
                                    


Pagi ini hujan turun rintik-rintik, memaksa Andriel harus berlari memayungi Alfa dengan jaketnya. Mencoba melindungi Alfa dari terpaan rintik-rintik gerimis agar Alfa tidak semakin sakit. Mengingat Alfa sedang tidak fit hari ini. Sebab, semalam Alfa menangis dalam dekapan Andriel cukup lama, sampai akhirnya Ia tertidur dengan posisi masih memeluk Andriel.

Alfa tersenyum, memasuki ruang kelas yang masih sepi. Maklum, Andriel dan Alfa memang selalu datang lebih awal dibanding dengan siswa yang lain.

"Alina?"

Andriel yang masih sibuk dengan jaketnya. Segera menatap kearah Alina yang kini menatap Alfa dan Andriel dengan wajah terkejut. Gadis cantik itu menggigit bibir bawahnya yang membuat Alfa menautkan alisnya. Pasalnya, gadis itu duduk dibangku Andriel dan meletakkan sesuatu dikolong meja Andriel.

"Sayang? Tumben kamu udah datang?" Andriel tersenyum dan menghampiri Alina, memberikan kecupan lembut dikening Alina yang membuat gadis itu tersenyum miris. Sedangkan Alfa hanya melengos dan mencari sesuatu yang bisa mengalihkan fokus matanya. Tarik nafas...buang...dan bersabarlah.. anggap lo nggak liat apa-apa Alfa. Batinya menyemangati hatinya.

"A-aku... aku..."

"Kenapa gugup sih?" Tanya Alfa. Gadis itu menatap curiga Alina.

"eh? Si..apa yang g...gugup.." ucap Alina.

Alfa tersenyum sinis, melangkah mendekat. Lalu, memasukkan tangan kirinya kedalam kolong meja Andriel dan meraih sesuatu. Sebuah kertas.

Andriel menatap Alfa dengan tatapan bertanya. Alfa menatap Alina dengan tatapan sinis. Lalu mulai membuka lipatan-lipatan kertas itu. Dan kemudian membaca isinya.

"134KH112"

Alfa membacanya dengan mata yang menatap Alina. Entah, kenapa Alfa melihat gelagat aneh dari Alina. Andriel menautkan alisnya dan menatap Alfa aneh.

"Ini kok kayak kemarin?" ucap Andriel mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada Alfa.

Alfa meraih kertas yang diberikan Andriel dan beralih menatap Alina setelah membacanya. "p31291" Alfa membacanya.

Dahinya mengernyit memikirkan apa arti dari kode yang tertulis dalam kertas ini. " P, tiga untuk E, satu dan dua untuk R, sembilan untuk G dan satu untuk I. Jadi artinya PERGI? Dan ini artinya BERAKHIR?" tanya Alfa menatap Alina yang terlihat gelisah. Beruntung dirinya dulu pernah masuk kekomunitas anak alay yang saling memberikan info digrup chat dengan menggantikan huruf dengan angka. Seperti 4 untuk A, 9 untuk G dan seterusnya.

"tunggu..tunggu.. Pergi? Berakhir? Maksudnya apa?" tantya Andriel menatap Alfa yang mengangkat bahu acuh. "Tanya noh, sama pacar lo" ucap Alfa sewot.

"Alina? Lo kan yang nulis ini?" Tanya Alfa.

Pertanyaan Alfa membuat Andriel terkejut dan menatap Alfa dengan alis bertaut. Sedangkan, Alina terlihat mulai kebingungan. Itu terlihat dari sikapnya yang sesekali menghela nafas dan mengalihkan pandangannya kesegala arah, seperti tengah berfikir.

"Kok nanya ke Alina?" Tanya Andriel menatap Alfa.

"Gue liat dia masukin ini kekolong meja lo," jawab Alfa.

"Jadi maksud lo, lo nuduh Alina?" Tanya Andriel dengan suara sedikit lantang. Merasa tidak terima Alfa menuduh Alina yang tidak-tidak.

Alina, menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajah ayunya. Lalu menatap Alfa. "Aku gak tahu apa-apa soal itu." Ucap Alina mencoba tetap terlihat tenang.

"Oh, iya?" Tanya Alfa lagi.

"maksud lo apa nuduh Alina tanpa bukti? Lo aneh ya?" Sinis Andriel.

Alfandri Where stories live. Discover now