02. Bantal Guling

12.6K 649 80
                                    

R A D I T
Raka Dan Adit

Part 02

Malam kemarin itu . . .

BREEM . . BREEM . . suasana di salah satu jalan di Kota Cirebon, ramai dipadati muda mudi yang akan balapan motor di malam minggu.

"hei Adit, gue gak akan kalah dari elu". tantang Johan, atau biasa dipanggil Jojo, salah salah satu temennya.

"haha . . Gue juga gak akan kalah dari elu kali!" jawab Adit menerima tantangannya Johan.

"3 . . 2 . . 1 . . Go . ." teriak Mona melambaikan sapu tangan, memulai balapan.

BREEM . . Motor-motor mulai melesat, saling menyelip satu sama lainnya.
Setelah berapa menit, tiba-tiba motor Adit terpeleset jatuh, hingga menabrak pembatas jalan.

* * *

NGIUNG . . NGIUNG terdengar suara ambulan.

"Mona . . . Motor Adit kecelakaan". Teriak temennya Adit mengabari Mona pacarnya Adit.

"Adiiit . . . " suara Mona menggema, berlari untuk menghampiri Adit, sambil berulai air mata.

"Mona . . Aku di sini!" ucap Adit yang tiba-tiba muncul.

"Adit kamu tidak apa-apa?" tanya Mona, memeluk Adit kekasihnya.

"Aku gak apa-apa, yang kecelakaan itu si Johan, motor kami tukeran. Aku pake motor dia, dan dia pakai motor aku.

* * *

Sekitar jam 3 sore, Adit pulang sekolah diantar oleh supir Ibunya dengan mobil pribadi, tumben dia tidak bawa motor. motornya masih di bengkel karena jatuh dari trek-trekan sama temen-temennya kemarin.

"aku pulang . . ." teriak Adit masuk ke dalam rumah.

Seperti biasa di rumah terlihat sepi, hanya terdengar suara Bi Inah asisten rumah tangganya yang sedang memasak di dapur.
Adit melangkah menuju dapur. Membuka gagang pintu kulkas, mengambil botol air mineral.

GLEUK GLEUK GLEUK Adit meminumnya.

"Mimi mendi bi, jare dina kien ora ngantor!? (Mimi mana Bi, katanya hari ini gak ngantor!?)" tanya Adit ke Bi Inah pembantunya, yang sedang membereskan meja makan di dapur.

"oh, anu . . . Ibu lagi metu bari bature jeh! (oh, anu . . . Ibu sedang keluar sama temennya katanya!)" jawab Bi Inah dengan logat medok Jawa Cirebonnya.

"Oh . ." ucap Adit sambil berlalu ke arah tanggga, mau naik menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas.

"Mas Adit ora mangan dipit tah? Iki uwis Bibi siapin jeh. (Mas Adit gak makan dulu? Ini udah Bibi siapin loh.)" Tawar Bi Inah ke Adit.

"engko bae Bi, uwis ngantuk pisan. Pengen turu dipit. (nanti aja Bi, udah ngantuk banget. Mau tidur dulu.)" jawab adit sambil berlalu naik ke anak tangga. Menuju lantai atas, ke kamarnya.

*Kalau sama pembantunya, si Adit biasa menggunakan Bahasa Cerbon atau Cirebon. Karena di Cirebon bahasanya campur-campur, ada yang pakai bahasa Indonesia, Jawa Cirebon, Bebasan, dan Sunda.

Sesampainya di kamarnya, Adit menaruh tas lalu membuka sepatunya juga seragam putih abu-abu yang dikenakannya.
Dengan hanya mengenakan kaos dalam singlet dan celana boxer, dia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang kasur tempat tidurnya.
yah karena sore ini di luar cuacanya memang terlihat sangat panas banget.

Adit terlihat senyum-senyum sendiri, dengan wajah yang merona membayangkan cewek barunya yang baru jadian seminggu lalu, di taman sekolahnya.

"Mona . . . Sayangku i love you . . . Emuaach"

sambil tiduran memejamkan mata, Adit memeluk erat-erat bantal gulingnya, serta dengan memonyongkan bibirnya dia mencium bantal guling yang tertutup selimut tersebut.

DEG! Sesaat Adit terpaku diam, saat bantal guling yang dipeluk ciumnya itu tiba-tiba bergerak. Bulu kuduknya berdiri, merinding.

'hih . . . Kenapa ini guling, kok gerak-gerak sih? Jangan-jangan ini setan si Jojo yang pinjam motorku waktu balapan motor sama temen-temen yang lain kemarin . . . Aagh, tapi kata temenku, si Johan baik-baik baik aja. Dan masih ada di rumah sakit. Atau jangan-jangan, Johan udah gak ada lagi . . . Lalu kenapa arwahnya dia ngikutin aku?' pikir ucap Adit dalam hati, dengan terpaku ketakutan.

GLEGAAAR terdengar suara gemuruh petir.

Suasana kamar tiba-tia menjadi gelap mencekam, di luar cuaca menjadi mendung, yang disertai angin kencang. Tirai jendela kamar melambai-lambai terkena tiupan angin.

Dengan gemetar, perlahan Adit membuka selimut yang menutupi bantal guling tersebut .

"Waaaaaaa . . .!" Teriak Adit terkejut, melihat sosok anak lelaki yang sebaya, dengan wajah pucat.

" . . . . ." anak yang dibalik selimut itu membuka mata, dengan tatapan kosong.

"si siapa kau, ke kenapa ada di kamarku?". tanya Adit ketakutan, sambil menjauhi anak tersebut, menepi ke tembok.

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang