THREE

82 9 0
                                    

          Prof.Ben masih belum juga ditemukan. Setelah pihak kantor akhirnya memutuskan untuk melapor ke polisi, kini gedung putih itu ramai dengan orang-orang berseragam hitam dengan lencana mengkilap bertengger di dada kanan mereka. Mereka semua adalah petugas kepolisian yang sedang menyisir gedung. Mencari di setiap sudut gedung dengan bantuan beberapa anjing pelacak.

          Hilangnya Prof.Ben sendiri mulai terkesan janggal bagi pihak kepolisian karena pihak keamanan gerbang depan menyatakan tidak melihat professor senior tersebut meninggalkan kantor. Selain itu, mobil Prof.Ben sendiri masih terparkir rapi di basement. Hal ini semakin meyakinkan pihak kepolisian bahwa Prof.Ben tidak pergi ke mana-mana.

          Situasi ini membuat keresahan semakin meningkat. semua pekerja di Science Centre terus berkelompok dan takut saling memisahkan diri. Namun semua kegemparan ini tidak memengaruhi Lisa sama sekali. Dengan tenangnya ia menawarkan diri mengantar kepala kepolisian ke ruang kerja Prof.Ben.

          "Ini adalah ruang kerja Professor, Chief. Ruangan yang anda lewati tadi adalah laboratorium penelitian kami." ujar Lisa sesampainya mereka di kantor Prof.Ben.

          John Sanders (41), kepala kepolisian setempat, berjalan masuk dengan kedua tangan di pinggang. "Kapan terakhir kali ia terlihat di sini?"

          "Entahlah."jawab Lisa. "Aku jarang bertemu dengannya. Dia seperti tipe orang yang jarang terlihat."

          John berbalik kembali kearah Lisa yang berdiri di depan pintu. Nada bicara tidak hormat Lisa membuatnya heran. "Apa maksudnya itu?"

          "Maksudku, pantatnya selalu menempel di kursi itu sepanjang hari, jadi ia kurang terlihat oleh pegawai lain."

          Alis john terangkat begitu mendengar pernyataan skeptis Lisa. "Sepertinya hubungan kalian kurang baik."

           Lisa bersandar di pintu. "Sekedar info, Chief, aku tidak pernah memiliki hubungan baik dengan siapapun disini. Aku pikir, Mina dan Cathrine bisa lebih membantumu."

          John menatap tajam mata Lisa—meneliti. "Dan mereka adalah?"

          "Anak didik Professor. Mereka sudah bekerja sama cukup lama di departemen ini." jawab lisa sedikit mencibir.

          "Dengan kata lain, menurutmu kau tidak tepat jika ditanyai seputar Professor?" tanyaJohn tajam--mencoba mengintimidasi Lisa--mencari keraguan pada gadis itu.

          Namun Lisa tidak bergeming.Ia malah menantang balik John dengan mengangguk mantap. "Aku bisa memanggilorang yang tepatuntukmu sekarang jika kau menginginkan."

          "Silahkan."

           Tanpa meninggalkan tatapannya dari John, Lisa merogoh kantong jasnya dan mengeluarkan ponsel untuk menelpon. Mina langsung mengangkat pada dering ketiga.

          "Suster Mina, anda bisa datang ke laboratorium? ... Ya. Sekarang. Terima Kasih." Lisa memutus telepon begitu ia mendengar Mina menyanggupi. "Suster Mina akan segera datang. Ia adalah suster yang bertugas di laboratorium ini bersama Professor dan Cathrine."

          John berjalan menuju meja kerja Prof.Ben. Sambil mengitari meja kayu mengkilap itu, ia bertanya, "Dan anda sendiri?"

          "Lisa, Chief. Dr.Lisa Collins."

                                                                                                        ***

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang