17

1.5K 79 0
                                    

Aleytri Naufalyn---

Bahkan sebelum matahari menunjukkan dirinya alarm ku berbunyi nyaring di nakasku.

"Jam nya belum bunyi.. Jadi yang bunyi apaan" tanyaku pada diriku sendiri. Dengan mata yang melihat masih samar samar dan setengah sadar ini aku mencari iPhone ku berharap dialah yang membuat kerusahan pagi ini.

"Oh dia" kataku sambil meraih iPhoneku yang sudah berbunyi.

Feyli ?

Ada apa dia menelpon kalo bisa menggedor pintu kamar?

Pikirku.

Kulihat iPhone ku dengan seksama sambil menatap 25 pesan dan 32 panggilan yang kuabaikan dari 2 hari yang lalu.

Gak makan dek?

Keluar dek

Kakak punya eskrim red velvet kamu gamau?

Dikulkas ada eskrim mau kakak taroh didepan pintu?

Baju kotormu mana dek?

Al angkat telpon!!

Aley please.

Aley mama sama papa kecelakaan!!!

Apaaa????!!!! Mamaa???? Papa????

Angkat penting!!

Kamu packing 3 jam lagi kita berangkat!!!

Belum sempat semua pesan terbaca Kak Feyli menelpon lagi. 
Aku hanya mengangkat telponnya tanpa menjawabnya.

"Al packing, 3 jam lagi pesawat bakalan berangkat. Kakak udah dijalan ini!" kata kak Feyli yang langsung mematikan sambungan telponnya.

Buru buru aku packing dan bersiap siap.


*

Rumah sakit

"Mama sama ayah kenapa dok?? Apa mereka baik baik aja" kata bang Reyga panik. Aku hanya diam tanpa perduli. Entahlah kurasa kini aku mulai enggan memikirkan semuanya. Bahkan mungkin aku akan tergolong anak durhaka karena tidak khawatir dengan mama papa.

"Mereka sedang dalam perawatan tim medis. Lukanya gak terlalu parah kok" jawab dokter yang kemudian pergi.

"Dok!" panggil kak Feyli.

"Bisakah kami masuk?" tanya kak Fey.

"Boleh. Tapi hanya dua orang" jawab dokter itu yang kemudian melenggang pergi. Bang Reyga langsung masuk kedalam sedangkan kak Fey menatapku seperti berkata ayolah--masuk--Ale pasti merindukan---mereka---. Namun aku hanya membuang pandanganku dan beralih ke iPhoneku.

Satu jam kemudian tampak wajah kusut bang Reyga dan Kak Feyli.

"Lo bilang apa ke ayah dan mama?!!" tanya bang Reyga kepadaku. Aku masih dapat mendengarkannya meskipun aku memakai headphone ungu kesayanganku.

"BAHKAN LO MASIH SEMPAT DENGERIN LAGU PAS BOKAP SAMA NYOKAP LO SEKARAT!!!!" bentak Kak Reyga tiba-tiba. Aku hanya diam tanpa menghiraukannya.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang