Chapter 41

1.4K 154 87
                                    

"Guess it's been a while since I've been honest I need help

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Guess it's been a while since I've been honest I need help

But I deny it and even lie to myself like I'm fine."

- Lullaby –

***

( Beth's Pov )

"Maafkan aku, Beth."

Aku mengerutkan dahi bingung karena ucapan Greyson. "Kenapa kau meminta maaf?" aku membenarkan posisi dudukku di sofa, lalu memindahkan laptop ke pangkuanku. Yap, aku sedang video call bersama Greyson. "Ada apa? Kau menyembunyikan sesuatu lagi dariku, ya?"

"Tidak," Greyson melirikku sewot. "Aku akan di Los Angeles hingga Oktober. Aku sama sekali tidak bisa pulang."

Gadis batinku cemberut. Namun tentu saja aku tak bisa menunjukkannya pada Greyson. Aku hanya akan membuatnya semakin menyesal. "Kenapa kau meminta maaf? Tidak apa-apa. Kau harus semangat. Berikan karya terbaikmu untuk fans dan dunia."

"Wow," Greyson membelalak. "Kau begitu puitis."

"Aku tahu. Karena aku seorang Directioner dan penulis wattpad."

Greyson tersenyum. "Bagaimana keadaan disana?"

"Biasa saja," aku tersenyum simpul. "Tidak ada yang kulakukan selama liburan musim panas. Tetapi setelah ini aku akan menjenguk kuburan Olivia."

"Oh, begitu," Greyson mengangguk. Aku mendengar suara orang lain berteriak dari luar ruangan tempat Greyson berada. "Maaf, Beth. Aku akan meneleponmu lagi. Aku harus rekaman. Jaga dirimu."

"Jaga dirimu juga, Gee."

Setelah log out, aku meletakkan laptopku di atas meja kemudian memakai jaketku. Sebelum pergi, aku menuju taman belakang. Ayah sedang membantu Ibuku berkebun di belakang. Aku tahu Ia terpaksa melakukannya agar Ia diizinkan pergi menonton pertandingan baseball bersama Paman Scott (ayah Greyson).

"Ayah, Ibu, aku ingin mengunjungi makam Olivia," ucapku sambil memakai sepatu kets-ku.

"Hati-hati, Nak!" seru Ayah dan Ibu.

Menggunakan sepedaku, aku menuju pemakaman pusat. Kondisi jalan ramai namun bagusnya tidak terlalu padat hingga aku bisa mengendarai sepedaku di pinggir jalan. Di perjalanan, aku memperhatikan banyak remaja seusiaku bercengkrama dengan teman-teman mereka di taman, di halaman rumah maupun kafe. Karena sekarang adalah bulan kedua liburan musim panas—tepatnya bulan Juli, aku tahu banyak orang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya bersama keluarga maupun dengan teman mereka.

Berbeda denganku. Aku tak mempunyai teman. Aku tak bisa lagi mengisi waktu liburanku bersama Olivia dan Aimee. Biasanya kami akan video call dengan Johana dan Carly saat menginap di rumahku. Lalu membicarakan banyak hal tentang One Direction sampai pukul tiga pagi (itu pun setelah Ibu mengetuk pintu berulang kali, menyuruh kami tidur sebelum matahari terbit). Namun,untuk sekarang dan selanjutnya, aku tak bisa melakukannya. Mereka telah pergi dan meninggalkanku. Dan Greyson, Liam, Niall, Louis, Harry serta James pun kini jauh dariku. Aku tak bisa melakukan apapun selain berkomunikasi dengan mereka melalui e-mail, pesan singkat maupun FaceTime.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang