Chapter 29

1.2K 166 136
                                    

Konser telah berlangsung selama setengah jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konser telah berlangsung selama setengah jam. Niall, Louis, Liam dan Harry baru saja menyelesaikan lagu keenam yang mereka nyanyikan; Where Do Broken Hearts Go. Itu adalah lagu favorit Beth dari album Four. Jadi selama the lads bernyanyi, Ia histeris bukan main.

"Well, kita akan meluangkan waktu dulu untuk sedikit interview ..." ujar Louis di mic-nya. Ia menempati ruang di bagian ujung panggung yang memanjang ke tengah kerumunan penonton. Sedangkan Harry sedang mengambil ponsel seorang fans, merekam dirinya bersama Liam dan Niall. "Hei, kalian tidak akan mengajakku?!"

"Tidak. Kau saja yang interview. Kami malas."

Louis mendengus sebal karena jawaban Niall. Di sisi lain, penonton tertawa. "Yah, baiklah. Mari kita lakukan ini dengan cepat," Ia kembali berdiri dan memandangi kerumunan orang dewasa di sisi kiri panggung. "Aku yakin kalian dari majalah atau stasiun televisi. Maaf, kami tidak dapat mengadakan interview di ruangan terpisah maupun setelah konser karena waktu yang diberikan kepada kami terbatas," Louis mengungkapkan permintaan maaf dengan sopan. "Jadi, pertanyaan pertama?"

Kerumunan orang itu berteriak, saling mendahului untuk memberi Louis pertanyaan. Kini mereka bahkan lebih heboh dari fans. Louis menunjuk seorang wanita yang bahkan sampai melompat-lompat. "Ya, kau, Manusia Kelinci. Ajukan pertanyaanmu."

Wanita itu sedikit jengkel karena sebutan Louis padanya. Apalagi akibat itu Ia menjadi bahan tertawaan. Ia mengajukan pertanyaannya setelah seorang kru memberikan mic kepadanya. "Tomlinson, bagaimana perkembangan Anda dan the lads lainnya dalam mencari Zayn? Sudah sebulan lebih sejak Ia diculik dan dia belum ditemukan."

Louis memutar otaknya, mencari jawaban yang tepat namun tetap sopan agar dia tidak "disemprot" oleh Donald dan Simon. Dia ingat pernah bersikap kasar kepada paparazzi—dengan cara memberikan jari tengahnya kepada mereka. Akibatnya? Dia diberikan hukuman push up. "Aku akan jujur disini. Kami belum menemukan satu petunjuk pun. Sebenarnya, kami hampir menemukannya. Yaitu saat kami berkerja sama dengan Shahid. Tetapi, berdasarkan yang kalian tahu," raut wajah Louis berubah masam. "Ia telah meninggal karena ulah bandits. Jadi, pencarian kami buntu."

Penonton lainnya kini lebih memilih menyimak interview, menjadikan suasana arena ini lebih tenang. Sejumlah fans ikut merekam Louis, seperti yang dilakukan oleh orang-orang dari stasiun televisi.

Merasa Louis perlu bantuan, Harry pun mendekat. Ia menunjuk seorang pria berjaket kulit, "ya. Pertanyaan darimu," ujar Harry sembari berdiri tak jauh dari Louis. Louis pun memberi isyarat kepada Niall dan Liam agar bergabung dengan mereka.

"Pertama, saya ingin mengatakan bahwa saya turut senang melihat kalian tampil sekarang dengan kondisi yang sepenuhnya sehat," ujar pria itu ramah.

"Terima kasih," keempatnya menyahut.

"Kurasa, dengan konser ini, ini bukan akhir dari One Direction, bukan?"

Pertanyaan reporter itu disahuti oleh sorakan heboh dari ribuan fans. 

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang