Chapter 1

4.3K 336 76
                                    

1 tahun kemudian, Maret, 2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 tahun kemudian, Maret, 2015 ...

"Chance, Greyson Michael?"

Tidak ada sahutan. Hampir sebagian besar murid di kelas memandangi sebuah bangku yang kosong yang berada di tengah ruangan, dimana tidak ada orang yang menempatinya. Tentu saja itu bangku Greyson Chance, yang sejak beberapa bulan yang lalu cuti sekolah untuk kembali bermusik. 

Di antara banyaknya murid di kelas tersebut, dua gadis dengan rambut sewarna menoleh dan bertatapan, sama-sama memasang ekspresi malas. Itu cukup menunjukkan bahwa mereka sudah muak karena seorang Greyson Chance yang tak hanya sibuk bermusik, namun, juga mulai melupakan mereka berdua--satu-satunya sahabat yang dimiliki lelaki berusia 17 tahun itu.

"Oh, masih cuti," ucap Mrs.Vivi menulis sesuatu di atas buku absensi. "Lalu ... Chance, Bethany Rue."

"Oh, hadir!" Bethany atau Beth, sapaan akrabnya. Warna mata dan rambutnya hampir senada--coklat hazel, sama dengan sepupunya sendiri. Tepatnya, Greyson. Ya, tak hanya sepasang sahabat, keduanya pun merupakan saudara sepupu. Rumah mereka cukup berdekatan, seperti hubungan mereka yang seakrab kakak beradik kandung. Setidaknya, dulu.

Beth menggeleng. Kau harus terus mendukungnya, Beth, gadis itu membatin pada dirinya sendiri. Greyson memang sempat "break" dari musik selama kurang lebih dua tahun. Ia terpuruk selama itu. Namun, ia dan Aimee selalu menemaninya dan mendukungnya tanpa bosan. Lalu, di saat Greyson menerima kontrak dari sebuah label, Ia langsung pergi mengurus semuanya begitu selesai ujian kenaikan kelas. Ia sangat sibuk. Memberitahu kabar gembira kepada Beth dan Aimee pun tidak sempat. Keduanya tahu tentang kabar ini dari Bibi Lisa, yang tak lain adalah Ibu Greyson.

"Saya datang hanya untuk mengabsen sekalian. Karena hari ini, saya bersama guru lainnya akan mengadakan rapat," Mrs.Vivi bangkit dari kursi seraya menutup buku. Sebelum murid-muridnya bersorak, Ia memberi peringatan, "bukan berarti kalian boleh pulang. Saya minta kalian untuk membersihkan kelas ini. Saya akan kemari satu jam lagi."

Sorakan itu berganti dengan keluhan malas. Salah satunya, Beth. Ketika teman-teman sekelasnya bangkit dari kursi dan mulai mengambil sapu, dia malah mengeluarkan headset, menyambungkannya ke ponsel lalu memutar lagu Night Changes dengan volume sedang. Dia Directioner seperti sahabatnya Aimee. Itu salah satu dari banyaknya alasan dari keakraban mereka.

"Ayolah, Beth. Bantu teman-teman agar kita tidak diganggu mereka lagi."

Beth mendongak, memerhatikan Aimee yang berdiri disamping mejanya sambil bersedekap. Ia menyeringai, "teman-teman? Aimee, mereka bukan teman kita. Kalau mereka teman, mereka akan membantu kita melindungi Greyson waktu itu. Bukannya malah diam, pura-pura tidak tahu dan membiarkannya terluka," kata Beth terus terang. Ia sengaja mengatakannya dengan agak keras agar teman-teman sekelasnya mendengarnya. "Bahkan ketika kita berdua menyelamatkan Greyson-"

"Stop," Aimee menggeleng. "Oke, lakukan sesukamu."

Beth mendesah. Ia menopang dagu, lalu memerhatikan beberapa "teman-teman" sekelasnya. Mereka memberinya dan Aimee tatapan menghina. Diam-diam mereka pun menertawai keduanya, bahkan seraya menunjuk dirinya. 

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang