Chapter 30 (2)

973 141 37
                                    

Oke, pasti bingung ya liat chapternya. Kenapa "30 (2)"?

Jadi, aku baru kefikiran. Kalau aku campurin bagian Zayn-Aimee dengan Beth-Greyson-the lads, kayaknya bakalan berantakan. Jadi, ada beberapa chapter antara bagian Aimee-Zayn dengan Beth-Greyson-the lads dipisah, jadi kalian ga bakalan ribet bacanya.

Di chapter 30 (2) ini, nyeritain tentang Zayn sama Aimee. Kejadiannya terjadi jauh sebelum hari H konser. Lagi pula di setiap awal chapter tentang Zayn sama Aimee pasti aku kasih keterangan tanggal biar kalian tahu kapan terjadinya. Maaf ya kalau ribet! Semoga dimengerti, ya.

P.s: umumnya chapter Aimee-Zayn lebih singkat. Chapter tentang peristiwa di O2 akan dilanjut minggu depan. Enjoy.

***

Minggu, 10 Mei 2015

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu, 10 Mei 2015 ...

Ini sudah hampir sebulan Zayn diculik oleh Aimee dan mendekam di kamar sesak yang beraroma lembap. Memang, terkadang—bukan terkadang lagi, maksudnya, sering, Aimee membiarkannya keluar kamar untuk sarapan, makan siang dan makan malam atau saat ada berita terbaru mengenai keempat sahabatnya di televisi. Tetapi tetap saja, bukan berarti Zayn betah disini. Zayn penasaran bagaimana reaksi keluarganya setelah Ia hilang selama sebulan lamanya.

Memikirkan bahwa Ia tidak bisa melakukan apapun selain mengomel dan marah pada Aimee membuatnya kesal. Jujur saja, Zayn sering berfikir untuk melukai Aimee (bahkan membunuhnya) agar Ia dapat keluar dari rumah ini (yang entah dimana letaknya) lalu kabur menggunakan mobilnya. Ya, mobilnya ada dirumah ini. Sekitar beberapa minggu yang lalu, ketika Ia sedang makan siang dan Aimee di dapur, Zayn melihat melalui celah tirai jendela. Mobilnya itu terparkir di depan rumah. Tidak ada kerusakan namun nomor polisinya tidak ada disana.

Sekarang, entah pukul berapa, Zayn sedang berada di kamar. Ia berdiri di depan jendela kamar yang tertutup rapat. Bahkan di baliknya pun terpasang beberapa jeruji besi. Zayn merasa seperti seorang tahanan disini.

Tunggu, batin Zayn tertawa ironi. Aku memang tahanan! Aku tahanan Aimee!

Zayn membawa tubuhnya ke kasur, duduk di tepi sana sambil mengusap kepalanya yang mulai tumbuh rambut-rambut tipis. Zayn penasaran kapan Ia bisa keluar dari sini, kembali ke keluarganya—atau mungkin bertemu dengan keempat sahabat terbaiknya? Pertemuan mereka yang terakhir batal, dan kalian tentu saja tahu apa sebabnya.

Zayn ingin sekali melawan—mungkin memukul Aimee hingga Ia pingsan agar Ia dapat kabur. Tetapi Zayn selalu teringat satu hal yang membuatnya mengurungkan niat itu. Aimee perempuan. Dan Zayn tidak mau menyakiti perempuan secara fisik; lagi.

"Zayn."

Pintu terbuka. Di baliknya, sesosok gadis dengan rambut cokelat berpadu pirang berdiri disana. Ia memerhatikan Zayn selama beberapa saat sebelum berujar, "ada berita tentang mereka di televisi."

Zayn mendengus. "Kau tidak memerintahkan anak buahmu untuk membunuh mereka, bukan?"

Aimee memutar kedua bola matanya. "Kau lupa? Sudah sebulan ini mereka tidak "beraksi", bukan?"

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang