Chapter 2

3K 294 72
                                    

( Bethany Chance's Pov )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Bethany Chance's Pov )

"Hentikan! Lepaskan Greyson!"

Sekelompok remaja itu malah tertawa. Kedua orang dari mereka menahan tangan Greyson di belakang, sedangkan teman-temannya yang lain, tanpa merasa kasihan memukuli perut Greyson dengan keras. Orang itu tidak dapat melawan. Untuk bangkit Ia terlalu lemah. Ia merasa tubuhnya seakan remuk dan tidak mampu lagi untuk berdiri. Ia bisa melihat kedua sahabatnya, Aimee dan Bethany, berusaha menghampirinya untuk menolongnya. Namun, mereka selalu dicegah.

"Kau tidak akan melawan, Chance?!"

"Aargh!"

Greyson mengerang kesakitan saat kaki Jonathan menendang perutnya begitu bertenaga. Ia ingin pingsan, namun, ia menahannya. Ia takut saat Ia tidak sadarkan diri, mereka malah akan menyerang Bethany dan Aimee. 

Di sisi lain, kedua gadis itu sudah tak tahan melihat Greyson tersiksa. Bethany nekat menginjak kaki anak buah Jonathan hingga orang itu secara spontan melepas tangannya dari Bethany dan mengomel kesakitan. Ia berlari ke arah Greyson dan Jonathan, namun, salah seorang temannya  menyandungnya hingga Ia terjatuh tepat di hadapan Jonathan.

"Kenapa kau membela Greyson?" tanya Jonathan sinis. "Dia pecundang, Beth. Dia pasti gila karena mengidolakan wanita nyentrik sinting seperti Lady Gaga."

"Dia sepupuku, Brengsek," Beth mendongak, menghina Jonathan dengan kesal. "Lalu bukanlah urusanmu dia mau mengidolakan siapa. Dan kau tahu? Itu alasan paling bodoh yang pernah kudengar. Hanya karena dia mengidolakan Lady Gaga, kau menyiksanya hingga seperti ini? Otakmu berada dimana? Di bokongmu atau di dengkulmu?"

Jonathan mengernyit. "Ledekan bagus untuk memberi sepupumu satu pukulan lebih keras, sayang."

Beth terperengah. Ia berteriak panik ketika melihat Jonathan hendak melangkah menghampiri Greyson. Namun, gadis itu berfikir cepat. Ia berlari ke depan tubuh Jonathan, hendak mencegah lelaki itu agar mendekati sepupunya. Namun Ia ceroboh. Ia ...

"BETHANY!"

Beth terlonjak. Ia terbangun dari kasurnya dengan nafas tersengal. Diusapnya dahi yang berkeringat, sembari berusaha mengingat apa yang dialaminya tadi.

Mimpi itu lagi?

Beth nyaris menjerit frustasi karena peristiwa itu selalu menjadi mimpinya di saat Ia tengah tertidur. Untungnya, Ia berhasil terbangun karena panggilan Ibunya, tepat sebelum bagian terburuk di peristiwa itu muncul di mimpinya.

"Beth, kau tidak apa-apa?"

Beth menoleh. Ibunya berdiri di ambang pintu kamarnya, memerhatikannya dengan cemas. "Ibu memanggilmu sedari tadi," Melanie, nama Ibu Beth. Wanita itu duduk di sisi kasur putrinya, menatapinya yang tampak risih. "Lupakan peristiwa itu, Nak."

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang