35. Salahkah Bila Aku Mencintaimu?

27.1K 1.6K 36
                                    

Gelap.

Pencahayaan yang tidak begitu terang membuat Kinan merasa takut. Kedua tangannya sudah diikat menyatu dengan tiang penyangga. Kakinya sudah terikat dengan tali-tali berwarna putih dengan kencang. Mulutnya sengaja dibungkam dengan selotip hitam. Sesekali mata gadis itu melihat kekanan-kirinya. Berusaha mencari dimana letak jalan keluar. Tidak hanya itu, Kinan juga mencari cara agar ikatan tali ini bisa terlepas dari dirinya.

Kinan mencoba mengambil pecahan kaca yang berada diarah jarum jam sembilan. Dengan kemampuan nya ia berusaha mengambil sisa-sisa pecahan kaca itu. Belum sempat ia berhasil, orang-orang yang membawanya kesini kembali dengan wajah begitu menakutkan.

"HEH! Jangan coba-coba kabur!"ucap salah satu orang penyandera.

Kinan kembali menatap wajah lelaki itu dengan dingin. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa ia bisa dibawa kemari. Seingatnya, ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Terlebih lagi dengan orang-orang menyeramkan ini.

"Ingin berbicara dan teriak ya? Silahkan, kami aka membukakannya tapi tidak ada yang bisa menolongmu."Kata yang lainnya lalu langsung membuka selotip hitam itu.

Kinan menghelakan napasnya. Lakban itu sudah terlepas dari mulutnya. "TOLONG!"Pekik gadis itu dengan keras.

Seketika saja sebuah pistol sudah ditaruh di dahi kanan milik gadis itu. Suasana semakin membuat Kinan menjadi takut. Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana.

"Tenang nona manis. Jangan berteriak seperti itu. Jika kau melakukannya sekali lagi. Kepalamu akan kami pecahkan dengan senjata ini."ancam orang yang menculiknya itu dengan tegas.

Kinan menangis. Ia benar-benar takut. "Lepaskanlah saya. Saya ingin pulang."

"Kami tidak akan menyakiti dirimu. Target kami adalah kapten. Kapten Satria."

Nyawa Kinan seakan meluap begitu saja ketika mendengar kalimat itu.

***

Sejak semalaman Satria tidak kembali ke asrama. Satria tidak kembali setelah menerima sebuah panggilan dari Kinan. Satria tau kalau gadis itu tidak sedang baik-baik saja. Hal itu terbukti dengan Kinan yang tidak bisa dihubungi kembali dengan mudah. Satria kehilangan kontak dan keberadaan Kinan. Satria memang sudah menelpon Tante Ayu. Satria patut disalahkan atas kejadian ini. Kinan bertemu karena dirinya. Dan menghilang mungkin juga karena dirinya.

Matahari sudah mulai menampakan dirinya. Namun lelaki itu masih berkeliaran di sekitar jalan kafe semalam. Namun ia juga tidak menemui gadis itu.

Panggilan masuk dari Kinan.

Satria menghela napas lega ketika ia mendapatkan sebuah panggilan dari gadis itu. Akhirnya Kinan kembali menghubungi dirinya. Rasa khawatir nya perlahan sirna. Diangkatlah panggilan itu untuk berbicara singkat dengan mantan pacarnya itu.

"Hallo, Kinan? Kau baik-baik saja kan?"tanya Satria dengan khawatir.

Terdengar suara lembut dari sana. "Satria. Aku terjebak didalam ruangan gelap. Dan aku tidak tau apa yang akan dilakukan oleh penculik ini. Aku takut. Tapi kau tidak usah kemari."

"Kinan! Jawab sekarang kamu ada dimana. Aku akan segera kesana."kata Satria dengan penuh kekhawatiran.

"Kau tidak perlu kemari. Mereka tidak akan bertindak jahat kepadaku"katanya Kinan dengan pelan. "Mereka mengincar dirimu."

Satria membeku. "Aku?"

"Tidak usah khawatir. Aku akan baik-baik saja disini."kata Kinan dengan sendu.

Terdengar suara tembakan dari dalam telepon itu. Tembakan itu disertai dengan umpatan yang sengaja dikeluarkan oleh penculik Kinan. Satria yang mendengarnya hanya bisa membeku.

Ok, CAPTAIN! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang