24%

3.3K 282 41
                                    

baik. karena mau abis babnya, author bakal up date marathon. besok semoga part yang terakhir. 

tapi...boleh kali ya, author pengen minta syarat sekali aja. kalau votenya udah 100, bakal author endingkan, tapi kalau nggak sampai....1 minggu ya upnya. #maafMaksa hehehe

Happy Reading~~

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Dulu aku bahagia. Aku tertawa bersama, menikmati setiap hariku. Hari yang selalu di hiasi canda tawa, keusilan, serta adu bacot tak pernah lepas dari keseharianku. Aku dulu pernah berkata bahwa kehidupanku begitu menjengkelkan, walau aku terkagang bahagia. Dulu aku berkata tak ingin memiliki kehidupanku yang sekarang, memiliki adik kembaran yang super duper menjengkelkan serta jahil, memiliki orang tua yang 'aneh', serta cintaku yang selalu pupus, dan harus aku kubur dalam-dalam. Semua itu tak terbayangkan bahwa dulu aku merasakan semua itu.

Namun dalam waktu satu hari semua berubah. Adik kembarku yang jahil dan menjengkelkan, kedua orang tuaku yang aneh namun tetap saja romantis, cintaku yang dulu bertepuk sebelah tangan, semua seperti hancur bagaikan debu. Kejengkelan yang dulu selalu tak aku inginkan, kini kembali aku dambakan. Kalau bisa aku ingin berteriak, "kembalikan keluargaku, kebahagiaanku, serta kehidupanku!!'. Entah mengapa rasanya Tuhan begitu gampangnya menjungkirkan segalanya yang aku miliki sekarang.

Aku menatap mom yang ada di pelukkan dad dengan histeris. Sedangkan aku hanya menatap mom dengan tatapan kosong, hampa. Seakan jiwaku sudah tak bersamaku kembali. Seakan semua terasa hampa.

"ANAKKU!! ADAN!! TIDAK! DIA ANAKKU! AKU SELALU BERUSAHA MENJAGA ANAK-ANAKKU!! ANAK-ANAKKU! ADAN! ADAN! AAN! ADAN ADA DI DALAM SANA!! DIA MERINDUKANKU! AKU HARUS MASUK KEDALAM! DIA MERINDUKANKU, AAN!! ANAKKU! ADAN ANAKKU!"

Sakit. Hanya itu yang selalu aku rasakan ketika beberapa menit lalu sang dokter tersebut membawa kabar. Dan beberapa menit yang lalu juga mom terus menerus merancau, dan juga histeris. Dia selalu meminta menemani Adan di dalam ruang ICU. Dad selalu mencoba menenangkan mom, dan berusaha agar dirinya tetap tenang. tapi, aku adalah seorang anak. Aku tau saat dad menangis ketika mendengar berita itu. Dad juga sama terpukulnya dengan mom. Aku sakit. Aku sakit melihat mom sehisteris itu.

Dengan pelan dan di tuntun oleh Gabriel, aku menghampiri mom. Dia selalu menangis dan selalu histeris. "Mom...tenanglah...A-Adan..akan segera..." suaraku tercekat dan berhenti di tenggorokanku. Suaraku seperti tersangkut di sana, tak kuat menahan rasa sakit melihat mom yang histeris.

"TIDAK! PEMBOHONG!! ADAN DI DALAM. AKU HARUS MASUK. ANAKKU. DIA ANAKKU!"

"Adrian. Tenanglah." Ucap dad. Aku sudah tak kuat lagi menahan rasa sedihku.

Aku benci. Aku benci seseorang yang tidak seharusnya berada di dalam keluargaku. Aku tidak akan pernah mau memaafkannya. Aku menatap sosok bajingan dengan tatapan benci. Aku tak ingin melihatnya. Aku membencinya. Aku berharap dia menghilang. Benar-benar menghilang! Jangan pernah kembali dalam kehidupan keluargaku!

Setelah beberapa menit dad meminta seorang suster agar menyuntikkan obat penenang, sama seperti pria sebelumnya, akhirnya dad memeluk mom yang dalam tidurnya masih saja menangis dan merancu menyebut nama Adan dalam tidurnya. Dan Dad menatap pria bajingan itu dengan raut amarahnya.

"Saya tak pernah sekalipun kenal dengan anda. Saya tak pernah ingat memiliki seorang adik yang masih 'hidup'. Yang saya ingat adalah adik saya 'sudah mati'. Jadi silahkan anda pergi dari hadapan saya. Jangan pernah lagi muncul di hadapan anak, serta keluarga saya." Baru kali ini aku mendengar suara ayah yang begitu dingin serta tegas.

[2]Between of Shadow (MxBxB) (Yaoi)Where stories live. Discover now