목소리

16.8K 2K 137
                                    

Kapan-kapan baru part ini diperbaikin.

●●●

Hening. Untuk beberapa saat yang dapat kau dengar hanyalah suara tetesan hujan dan jam yang berdetak. Butuh waktu sampai ia juga menyadari itu. Ia tampak begitu tegang dan selama beberapa saat itu kau tidak bisa mengatupkan mulutmu. Kau begitu terkejut.

Detak jantungmu berpacu cepat. Jantungmu terpompa begitu cepat sampai-sampai kau takut jika sewaktu-waktu jantungmu bisa meledak. Tanganmu mulai gelisah seperti biasanya saat kau merasa gugup karena  malu.

Karena kau sudah berbuat sejauh ini, kau tidak bisa menyerah begitu saja. Taehyung yang duduk di sofa menatapmu dengan mata gelapnya.

"Kenapa?" adalah satu-satunya kata yang mampu kau ucapkan.

Taehyung menengadah, menatap langit-langit.

"Aku ingin sendiri." Ia menjawab dengan suara rendah, terdengar serak seperti biasa ketika ia lelah.

Apa dia serius? Kedengarannya tidak seperti itu tapi ia memang mengatakan itu. Tiba-tiba kau merasa begitu buruk. Bukan cuma karena kau yang pergi ke apartemennya, kau juga membuatnya putus dengan kekasihnya.

Tapi ada satu hal yang mengusikmu. Jika kau meninggalkannya sekarang, kau akan membuat kesalahan yang sama lagi, tak ada komunikasi. Tidak peduli apa yang ia rasakan sekarang, kau harus bicara soal alasan mereka putus yang adalah untuk kalian berdua dan bagaimana masa depan kalian nantinya.

Terlalu percaya diri dengan pemikiran itu, kau ikut duduk dengannya di sofa dan kau menjatuhkan diri di sebelahnya. Entah bagaimana Taehyung tidak nampak terkejut karena kau tidak mendengarkan apa yang ia katakan.

"Kita perlu bicara." Kau duduk menghadapnya.

Kepalanya masih menatap langit-langit tapi ketika kau menyelesaikan kalimatmu, kepalanya secara perlahan menoleh padamu.

"Aku sangat lelah," gumamnya.

Sekarang kau sadar bahwa mata panda laki-laki itu karena ia butuh tidur. Taehyung sangat lelah dan kau harus mengerti itu.

"Baiklah." Kau berdiri dan bersiap pergi.

Tiba-tiba saja kau mendengarnya juga berdiri. Dengan segera ia menggenggam pergelangan tanganmu. Ia berdiri di sana, memandang pergelangan tanganmu sebelum mengatakan sesuatu.

"Tapi aku akan jadi lebih brengsek jika membiarkanmu pergi kali ini. Tinggallah malam ini." Ia menunduk menatap lantai sembari menggerakkan kepalanya.

Sepertinya Taehyung menyadari bahwa ia sudah mengatakan hal yang salah. Genggamannya erat, namun kau masih dapat menarik tanganmu. Mungkin kau naif, tapi kau sedikit marah karena mulanya ia menyuruhmu pulang. Meskipun sekarang tampaknya kalian sudah menemukan akhir bahagia, kau merasa  tetap belum mendapatkan akhir bahagia di sini.

"Tidak, Taehyung. Tak apa. Aku tidak mau mengganggumu lagi." Kau beranjak menuju pintu dan sebelum ia bisa menghentikanmu, kau sudah berlari pergi.

Airmata mengucur di pipimu saat kau melangkah ke subway station. Sekarang masih hujan dan kau menyesali segalanya. Datang kemari, tidak membawa payung. Dan juga karena meninggalkannya sekarang, sekali lagi kau menyerah dengan mudah. Tapi kau juga merasa malu. Beraninya ia meyuruhmu pulang? Tengah malam? Meskipun ia berubah pikiran dan menginginkanmu untuk tetap tinggal. Kata 'kau harus pulang' tidak bisa dilupakan.

Beruntungnya kau mendapatkan tempat duduk. Saat kau menyandarkan kepalamu di jendela, kau mendengar seseorang yang mendekat. Kau menoleh dan melihat Krystal, tubuhnya sama basahnya denganmu. Ia terlihat mengerikan, rambutnya berantakan dan tubuhnya gemetaran.

Perfect ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang