결정

18.4K 2.3K 394
                                    

"Jimin, aku minta maaf!" Kau berlari mengejarnya namun langkahnya sangat cepat.

"Kenapa kau tidak bilang padaku? Aku sangat bingung .... Aku tidak tahu harus berpikir seperti apa, tolong tinggalkan aku sendiri sekarang," katanya dan melanjutkan langkahnya.

"Tunggu, Jimin! Biar kujelaskan, sekarang, kumohon!" Kau menjerit di belakangnya dan ia mendengarkanmu. Ia berhenti, menunggumu untuk menghampirinya.

"Jimin ..." Kau mulai merasakan seluruh tubuhmu gemetaran, "Aku ... tahu aku sangat buruk. Aku sangat ingin mencoba menjalaninya denganmu tapi dia tiba-tiba muncul dan mengguncangkan hatiku. Aku tidak sadar kalau aku tidak bisa berpaling darinya, tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Tidak peduli sebaik apa dirimu. Dan kau benar-benar pacar yang sangat baik. Yah, dulu .... Kau selalu ada untukku dan memberiku alasan untuk jatuh hati padamu tapi entah bagaimana ... aku hanya tidak bisa.
Jimin!" Kau menggapainya. Ia menggelengkan kepalanya dan nampak akan menangis. Kau sangat membenci dirimu sekarang tapi kau tidak bisa melakukan apapun. Akhirnya kau mengatakan kebenarannya, kebenaran yang seharusnya Jimin ketahui.

"Jimin, aku minta maaf. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik. Aku ini sampah." Kau menyandarkan kepalamu di bahunya dan kalian dalam posisi itu untuk beberapa saat. Menangis bersama.

Ia lalu mengangguk dan menatapmu. Matanya merah dan pipinya bengkak.

"Aku juga minta maaf padamu. Dan aku berharap yang terbaik untukmu. Kau bukan sampah, dia yang sampah. Tidak melihat gadis cantik yang sudah dia lewatkan."

"Tidak, Jimin!" Kau semakin terisak namun sekarang kau mendapat dukungan Jimin karena ia memegangmu. Mencegah agar kau tidak jatuh lagi.

"Maksudku, apa perlu aku mengantarmu pulang?" Ia mengacak rambutmu lembut. Suaranya sedikit bergetar namun nyatanya adalah ia yang berusaha keras berpura-pura baik-baik saja justru menghancurkanmu. Alasan kenapa ia ingin terlihat baik-baik saja adalah agar kau tidak merasa buruk namun nyatanya hal tersebut justru membuatmu merasa semakin jahat. Tahu bahwa kau menyakiti laki-laki yang seharusnya mendapatkan kekasih yang sempurna. Dan kau sudah memanfaatkannya untuk melupakan mantanmu. Bagaimana bisa kau memaafkan dirimu untuk itu?

"Tak apa, aku bisa melakukannya." Suara serak tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

Cengkraman Jimin semakin erat.

"Kembali saja sana, lakukan sex dengan pacarmu di tempat umum!" Jimin mendesis pada Taehyung.

Taehyung membalasnya dengan helaan napas dan mungkin memutar bola matanya. Kau tidak bisa melihatnya tapi itulah yang biasa ia lakukan, memutar bola matanya.

"Aku lebih memilih ingin mengantar mantanku pulang." Ia memegang pergelangan tanganmu dan membopongmu -meletakkanmu di bahunya sehingga kau menjerit.

Jimin berdiri tepat di depan Taehyung, memerintahkannya untuk menurunkanmu namun Taehyung tidak mendengarkannya.

"Tolong, minggir dari jalanku," kata Taehyung pelan.

"Kau pikir kau bisa kembali dan melakukan apa saja yang kau mau? Mematahkan hatinya dan berharap dia memaafkanmu? Apa kau kembali karena kau sadar kau bisa mengambil keuntungan darinya? Kau tahu bahwa kau tidak pantas untuknya 'kan?" Jimin berkata dengan marah. Ini pertama kalinya kau mendengar Jimin jadi semarah itu.

"Yah, dia tidak sepantasnya mendapatkanmu setelah apa yang dia lakukan jadi kurasa kami serasi begini, sejak kami jadi 'evil partners."

Kau berusaha lepas dari Taehyung namun cengkramannya semakin erat. Taehyung sudah melewati batas. Dan Jimin juga berpikir begitu sejak ia melangkah semakin dekat dan mengancam akan bersikap kasar ketika Wendy tiba-tiba muncul.

Perfect ➳ KTHWhere stories live. Discover now