Minwoo protes karna Jeongmin meninggalkannya berdua dengan Sowon. Rasa canggung meliputi mereka berdua sejak dari tadi. Jeongmin baru saja masuk kedalam ruang seni, ia datang dengan wajah yang agak cemas "Aku habis dari UKS" jawabnya tak terlalu banyak berkata.

"Emangnya ada apa?"

"Yuju berada di UKS tadi."

"Apa?! Kenapa?"

Minwoo langsung kaget terutama Sowon. "Yuju kenapa oppa?" tanya Sowon juga merasa khawatir dengannya. "Seseorang menguncinya di gudang, dia terserang asma mendadak. Tenang saja dia sadar dan akan pulang." jawab Jeongmin memberitahu mereka. "Yang lain juga harus tahu ini.." Sowon langsung mengambil ponselnya. "Tidak usah, Yerin juga ada disana, dia akan memberitahu yang lain." ucap Jeongmin lagi.

"Kenapa bisa seseorang menguncinya disana? Mereka punya otak apa tidak!" Sahut Minwoo terlihat marah mendengarnya. "Sudahlah, lanjutkan saja latihan kalian!" Jeongmin beralih mengambil gitarnya lagi. Sowon tampak tak bersemangat, tapi ia yakin Yuju pasti baik-baik saja.

_oOo_

"Apakah ini tempatnya?"

Seseorang kini tengah berada ditengah hutan yang lebat. Jauh dari kota dan jauh dari desa. Rumah itu terlihat bernar-benar kuno, seperti rumah zaman dahulu. Tapi bedanya, rumah itu sudah ditumbuhi benalu yang melilitnya. Jika dilihat bagaimana pemiliknya bekerja memenuhi kebutuhannya, mereka sepertinya selalu bercocok tanam. Lahan didepan rumahnya sangat luas, tapi kini hanya diisi oleh rerumputan liar yang sudah tinggi.

Sungjae mendatangi tempat itu, sesuai jejak dan cerita yang ia ketahui. Rumah ini katanya adalah tempat dimana sebuah keluarga hidup menjauh dari lingkungan sosial. Tempat dimana pelindung pearl bead tinggal. Dan sepertinya memang inilah tempatnya.

Ia perlahan masuk kedalam rumah itu dengan hati-hati, perasaan kini mulai tegang karna takut akan bahaya. Semakin berhati-hati dalam mengambil langkahnya. Lantainya terlihat mulai lapuk, dan masih ada bekas noda darah. "Bahkan bertahun-tahun masih berbekas." ujar Sungjae mulai memerhatikan barang-barang yang ada diruangan. Ia kemudian mengacak semuanya, lemari, rak buku atau apapun. Tahu saja ada sebuah petunjuk yang bisa ia gunakan.

"Aiss! tidak ada petunjuk!" keluhnya sudah merasa capek. Sungjae bingung harus apa ia sekarang. Matanya langsung beralih kelantai dan melihat sebuah benda berukuran kecil terbuat dari kayu. Penasaraannya semakin kuat, ia perlahan-lahan mengambil benda itu. Debu menutupi sebuah tulisan. Ia menghapusnya menggunakan lengan bajunya sendiri. Huruf aksara china. Ia membacanya dengan mengeja tulisannya.

"Bukankah dia..."

Jika itu benar benar adalah dirinya, maka dia akan dalam bahaya...

_oOo_

"Sebentar lagi waktunya akan tiba."

Ruangan yang gelap dan hanya diterangi oleh banyak lilin yang berada ditepi karpet merah itu. Seorang pemimpin riding hood tengah meminum segelas wine sambil memikirkan nasib gadis yang dia kirim untuk membunuh klan wolf itu.

"Apa menurut tuan dia akan baik-baik saja?" tanya Seorang pria berdiri tak jauh dari Tuannya. "Mereka tak akan curiga dengannya." Sangwoo tersenyum licik dan tetap merasa tenang. Mungkin aura kejahatan pada gadis itu tidak akan terasa karna kuatnya aura Pearl Bead yang lebih kuat. Tapi ada saatnya, ia akan dalam bahaya. Semua makhluk siluman itu akan membunuh orang yang memiliki pearl bead dari klan wolf.

"Kita tidak bisa begitu saja membiarkan mereka melukainya." Ujar Sunyoul yang tengah berdiri tak jauh dari Sangwoo. Ia terlihat cemas dengan gadis itu. Tentu saja khawatir, gadis itu adalah seseorang yang telah ia anggap adiknya sendiri.

WitchWhere stories live. Discover now