19.0

884 129 10
                                    

"Gimana Mingyu? Peka nggak sama lo?"

Pertanyaan SinB tersebut membuat Eunseo bingung.

"Mingyu... ya begitu. Kita sahabatan lagi. Tapi... susah banget ngerebut hatinya,"

"Maksudnya, Mingyu belum tau kalo lo suka sama dia, gitu?"tanya Chengxiao.

"Iya... gue rasanya mau nyerah aja. Dia nganggep gue sahabat, tapi gue mau lebih dari itu,"

"Jangan nyerah gitu aja lah. Lo suka sama dia udah lama banget kan? Pertahanin lah, jangan sampe dia suka sama orang lain lagi, terus lo baru nyesel abis itu,"ujar Jiho.

Eunseo terdiam. Benar apa yang dikatakan Jiho.

"Gue bakal coba sebisa mungkin,"

.
.
.

Eunseo mencoba untuk menuruti apa yang dikatakan teman-temannya dan juga apa yang dikatakan Wonwoo.

Hari ini, ia mencoba untuk kembali menulis sesuatu untuk Mingyu.

Sebuah surat, yang dulu juga pernah ia tulis.

"Masih dibaca nggak ya nanti?"

Karena ia benar-benar takut untuk menulis terlalu panjang, maka ia pun menulis dengan singkat.

Sebuah tulisan,

"Hello, Kim Mingyu"

"Ini bukan surat, ini cuma sapaan singkat buat dia,"

Eunseo kembali menaruh surat itu di loker miliknya. Sama seperti dulu, namun kali ini berbeda arti.

"Semoga lo baca,"

Eunseo mengintip dari balik tembok. Sementara, Mingyu saat itu membuka lokernya dan mendapati sebuah surat disana.

"Hah? Ini dari siapa?"Mingyu kebingungan.

Saat ia membuka surat itu, hanya berisi sebuah tulisan.

"Hello, Kim Mingyu"

"Dari siapa nih?"pikir Mingyu.

"Tunggu deh. Kalo diliat dari tulisannya sih, ini dari Eunseo,"

Eunseo kaget. Mingyu ternyata bisa mengetahui siapa pengirim surat itu dari tulisan.

"Ngapain ngirim kayak ginian lagi? Kenapa nggak nyapa langsung aja? Kan udah baikan,"kata Mingyu.

"Bukan masalah udah baikan. Itu gue cuma mau nyoba aja. Apa lo masih ngerespon surat itu apa engga,"batin Eunseo.

Mingyu ternyata menyimpan surat itu, bukan membuangnya.

Pertama kali di dalam hidup.

"Syukurlah,"kata Eunseo dalam hati.

.
.
.

"Gimana suratnya? Direspon nggak?"tanya Chengxiao pada Eunseo.

"Iya, suratnya disimpen, nggak dibuang,"jawab Eunseo.

"Yes!"sorak SinB, Jiho, dan Chengxiao.

"Next time, lo harus bisa ungkapin perasaan lo. Lo harus bisa bilang ke dia kalo lo suka sama dia,"kata Jiho.

"Maksud lo... gue bilang langsung...?" Eunseo bingung.

"Ya terserah lo mau bilang langsung apa engga. Kalo lo takut mending gausah,"kata Jiho lagi. "Nah, cara ngungkapinnya ya pake surat itu lah!"

"Hah? Lo serius? Tapi dia kan tau tulisan tangan gue. Nanti kalo dia malah gasuka kalo gue suka sama dia gimana?"Eunseo tampak kebingungan.

"Soal perasaan lo dibales itu belakangan. Mending lo ungkapin aja dulu. Jangan dipendem kayak gini terus. Kalo lo mendem perasaan terus, jadi gaenak kan?"ujar SinB.

"Bener juga sih...,"

"Nah, mulai besok kayaknya lo harus ungkapin ke dia deh. Ya kalo lo ga berani ngomong langsung, ungkapin pake surat itu,"ujar SinB.

"Iya. Jangan mendem perasaan terus. Ga enak. Dulu gue juga pernah kayak gitu ke Minghao. Akhirnya gue berani ngungkapin ke dia deh. Sekarang akhirnya kita jadian,"ujar Chengxiao.

"Dih, malah curhat lo, asem!"tegur Jiho sambil mencubit tangan Chengxiao. Semuanya tertawa.

Keesokan harinya...

Eunseo benar-benar menuruti apa yang diperintahkan oleh teman-temannya.

Surat itu cukup panjang. Eunseo meletakannya di loker milik Mingyu.

"Semoga dibaca,"ucap Eunseo dalam hati.

Mingyu kembali membuka lokernya dan mendapati sebuah surat disana. Ia lalu membaca surat itu.

"Hello, Kim Mingyu...

Mungkin lo udah tau siapa gue. Gue ngirim surat buat lo lagi buat ngungkapin sesuatu.

Dan maaf kalo ini ngeganggu banget, termasuk ngeganggu persahabatan kita. Gue gamau ini semua rusak cuma gara-gara gue ngungkapin perasaan aja.

Kalo lo mau jauhin gue abis baca surat ini juga gapapa.

Gue cuma mau bilang,

Gue suka sama lo, Mingyu."

"Hah?"Mingyu tampak bingung.

"Jadi, Eunseo suka sama gue? Sejak kapan?"



×



Ya menurut lo sejak kapan, Gyu? ^_^

Hehehe vomment ya. Bentar lagi mau abis nih.

Hello, Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang