14.0

913 165 28
                                    

Setiap hari, Eunseo melihat Mingyu dan Tzuyu yang berpacaran. Kemanapun mereka selalu berdua. Mereka benar-benar pasangan yang romantis.

Apa Mingyu sengaja membuat Eunseo cemburu?

"Inget, Seo. Gue bukan siapa-siapa Mingyu. Gue ga berhak untuk cemburu. Gue gaboleh nunjukkin kesedihan gue,"gumam Eunseo.

.
.

"Hai Eunseo,"sapa Tzuyu.

"Tumben banget Tzuyu nyapa gue,"kata Eunseo dalam hati.

"Hai juga,"sapa Eunseo.

"Yaaang,"panggil seseorang.

Itu Mingyu.

Ia langsung memeluk Tzuyu dari belakang.

Dan itu tepat di depan Eunseo.

"Apaansih? Kayak anak kecil peluk peluk,"kata Tzuyu.

"Maaf ya Eunseo. Mingyu emang suka gitu orangnya,"kata Tzuyu pada Eunseo.

"Iya gapapa hehe,"kata Eunseo singkat.

"Dia emang begitu, Tzuyu. Dia suka banget pelukin orang,"gumam Eunseo.

"Udah ah. Kamu tuh jangan di depan orang napa. Malu,"kata Tzuyu pada Mingyu.

"Iya iya,"Mingyu menurut saja. Akhirnya mereka berdua pergi keluar kelas.

"Keluar kelas aja. Gausah pacaran di depan gue. Bikin orang kesel aja,"gumam Eunseo.

.
.

"Gimana sama Mingyu?"tanya Chengxiao pada Eunseo.

Eunseo diam saja.

"Dia masih ga nyadar dan gamau minta maaf?"tanya Chengxiao lagi. Eunseo mengangguk.

"Biarin aja sampe dia sadar,"kata Eunseo.

"Lo gabisa kayak gini terus! Bertindak, Seo!"kata Chengxiao.

"Tindakan apalagi yang harus gue lakuin biar dia sadar?"kata Eunseo.

Chengxiao malah terdiam.

"Gampar aja Seo. Anjir gue kesel dah,"kata Chengxiao yang ikut emosi.

"Kalo gue gampar dia, yang ada gue digampar balik sama Tzuyu. Pinter banget sih lo,"ujar Eunseo.

"Ya lo gabisa kayak gini terus. Bertindak. Ngomong langsung ke dia kalo lo suka. Gitu,"ujar Chengxiao.

"Xiao, gue tuh bukan siapa-siapa dia sekarang. Dia udah punya cewek. Ga semudah itu confess ke orang lain,"jelas Eunseo.

"Kalo waktu itu kan Mingyu belom punya pacar. Gue bisa confess ke dia, karena emang gaada yang nyegah. Nah sekarang? Kalo ketauan Tzuyu, gue mampus lah,"jelas Eunseo lagi.

"Lagian kalo cewek tuh harusnya ga pantes buat ngungkapin perasaannya duluan. Gaada sejarahnya sel telur ngejar sperma. Hahaha,"kata Eunseo.

"Iyain aja. Masih aja bahas Biologi,"kata Chengxiao.

"Udahlah. Tunggu aja saat yang tepat. Tunggu aja sampe dia nembak gue. Enggak deng. Ga ditembak juga gapapa. Kebahagiaan gue bukan karena jadi milik dia kok,"ujar Eunseo.

"Nah gitu dong. Jadi Eunseo yang ceria, jangan sedih lagi. Oke?"kata Chengxiao. Eunseo mengangguk.

.
.

Pulang sekolah...

"Hai Eunseo!"sapa Tzuyu.

Eunseo menoleh. Ia melihat Tzuyu yang sedang bergandengan tangan bersama Mingyu.

"H- hai,"sapa Eunseo.

Eunseo lalu memalingkan wajahnya dan pergi menjauhi Tzuyu dan Mingyu.

"Kamu ngapain sih nyapa Eunseo terus? Gausah. Gapenting,"kata Mingyu.

"Biarin aja. Biar dia tau kalo kita pacaran hehehe,"kata Tzuyu.

"Oh gitu. Yaudah gapapa. Tapi gausah sering nyapa Eunseo ya. Dia mah gaperlu disapa. Liat aja dia jutek gitu,"ujar Mingyu.

"Jutek apaan? Dia mah baik,"protes Tzuyu.

"Yaudah terserah kamu yang,"Mingyu lalu merangkul Tzuyu.

"Hahaha, lucu deh kamu,"tawa Tzuyu. Lalu mereka berdua pulang bersama-sama.

Sementara itu, Eunseo malah memikirkan Tzuyu dan Mingyu.

"Tzuyu sering banget nyapa gue. Kenapa sih dia? Mau pamer kalo dia pacaran sama Mingyu apa gimana?"gumam Eunseo.

"Ah udahlah, biarin aja. Udah, gue harus coba lupain Mingyu,"gumam Eunseo.

Kenyataannya, Eunseo malah semakin tidak bisa melupakan Mingyu. Mingyu terlalu banyak memberikan cerita di hidup Eunseo.

"Gue harus apa? Pendem perasaan ini terus? Capek hati yang ada,"

×××

Gue ga nyangka bgt bisa sampe 1K readers :") padahal gue kira ff ini bakalan abal banget + gajelas karena gue sok sok an melankolis di ff ini bhahaha.

Votes and comments are needed! -Rany-

Hello, Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang