18

22.7K 1.6K 58
                                    

Pulang sekolah Naruto langsung dijemput oleh Tanaka, supirnya. Karena besok adalah ulang tahunnya, hari ini dia jadi harus segera pulang untuk persiapan makan malam bersama keluarga Uchiha besok malam. Padahal sebenarnya hari ini dia harusnya menemani Kiba menemui Hinata. Hinata adalah gadis cantik pemalu yang kini menjadi pacar Kiba. Mereka satu sekolah namun tidak berada dikelas yang sama. Sejak pertama kali melihat Hinata, Kiba sudah langsung jatuh cinta. Namun sayang sifat Hinata yang sangat pemalu kadang membuat Kiba kewalahan, seperti halnya saat ini. Harusnya dia pergi berdua dengan Kiba untuk nonton tapi Hinata malah mengajak semua teman gadisnya ikut serta, mau tidak mau Kiba juga harus mengajak teman-temannya.

Selama diperjalanan pulang Naruto hanya sibuk mengotak-atik handphonennya sambil tersenyum sendiri. Sejak tadi ia chatting dengan Sasori. Sebenarnya hari ini Sasori sangat ingin mengantar Naruto pulang, namun kedua orang tua Naruto sudah menyuruh Tanaka menunggu sang tuan muda. Mereka sedang tidak ingin Naruto keluyuran hingga terlambat pulang.

"Terimah kasih, Tanaka-san" ucap Naruto, ia telah berada di depan gerbang rumah. Tanaka membalas perkataan Naruto dengan memberikan senyuman yang ramah. Segera Naruto meletakkan handphonenya dalam kantung celananya dan turun dari mobil.

"Naru, pulang" ucap Naruto ketika masuk kedalam rumah. Tidak ada jawaban, mungkin ibunya sedang sibuk mengurus sesuatu. Naruto langsung melepaskan sepatunya dan meletakkannya dengan rapi didalam lemari sepatu. Dia berjalan menuju dapur, berharap bisa menemukan ibunya disana. Tapi yang Naruto cari tidak ada. Ibunya tidak berada disana. Akhirnya Naruto memutuskan untuk langsung menuju kamar untuk ganti baju.

Saat menaiki tangga Naruto memperhatikan rumahnya dengan seksama. Semua perabotan tampak begitu mengkilap. Dia langsung tersadar, karena besok keluarga Uchiha akan datang untuk merayakan ulang tahunnya, sang ibu pasti sedang sibuk bersih-bersih.

Kushina memanglah seorang wanita super, walaupun menyandang status istri hokage dia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Dia bahkan tidak ingin menyewa asisten rumah tangga seperti yang biasanya orang-orang kaya lakukan. Dia memilih mengerjakan semuanya sendiri, merawat keluarga, menikmati setiap waktu bersama anak dan suaminya.

Sebelum menuju kamar, Naruto memutuskan untuk mencari Kushina terlebih dahulu. "Mama" perlahan Naruto membuka pintu kamar ibunya. "Kenapa sayang" teriak Kushina dari dalam kamar mandi. Setelah selesai membersihkan tadi, Kushina segera membersihkan dirinya dan mengistirahatkan otot-ototnya yang lelah dengan berendam didalam bathtub dengan air hangat yang dicampur dengan rempah-rempah beraroma terapi yang membuatnya kelelahannya hilang seketika. "Ga, apa-apa ma, Naru kekamar yah" ujar Naruto menutup pintu kamar ibunya, lalu berjalan menuju kamarnya. Naruto bisa kembali menarik napas lega mengetahui ibunya baik-baik saja.

!@#$%^&*()_+}{|":?>======{

"Apa yang ingin kamu bicarakan Sasuke-kun?" Sakura memandang Sasuke penuh tanya. Setelah pulang sekolah Sasuke langsung mengajak Sakura makan di restoran prancis, tempat favorit gadis cantik itu. Sakura sadar ada yang salah, tidak biasanya Sasuke yang mengajaknya jalan.

"Aku udah ga bisa lanjutin hubungan kita lagi" kata Sasuke tanpa basa-basi. Mendengar ucapan Sasuke, air mata Sakura jatuh membasahi wajah cantiknya tanpa ia sadari.

"Sasuke" ucap Sakura tebata di sela tangisannya. "Kamu udah tau siapa yang benar-benar kamu cintai?" tanyanya pilu. Sasuke ingin membasuh air mata Sakura dan memintanya untuk tidak menangis lagi. Dia tidak mau menyakitinya. Tapi mempertahankan hubungan mereka juga tidak akan membuat keduanya bahagia. "Iya" jawab Sasuke.

Mendengar jawaban Sasuke, hati Sakura semakin pilu. Dia bukannya tidak siap, sejak mengetahui Naruto menyukai Sasuke, Sakura selalu bersiap kehilangan cinta pertamanya itu. Hanya saja kenyataan jauh lebih menyakitkan. Rasa sakit yang benar-benar nyata.

Suasana restoran yang saat itu sedang sepi membuat tangisan Sakura terdengar diseluruh ruangan, bahkan sampai ada pelayan yang hendak menghampiri mereka, tapi dilarang oleh sang manajer yang mengetahui siapa ayah Sasuke.

Sejak hubungan Sasuke dan Naruto merenggang, Sakura sadar pacarnya itu jadi tidak konsentrasi melakukan apapun. Bahkan Sasuke yang selalu sempurna melakukan tugas-tugas OSIS bisa lupa membuat surat penting untuk kepala sekolah. Saat itu Sakura sudah bersiap untuk mundur, dia memang mencintai Sasuke dan cintanya itulah yang membuatnya bisa mengalah. Dia tidak ingin Sasuke terluka. Disaat dia merasa siap untuk pergi, Sasuke tetap memeluknya erat. Dia jadi sedikit egois, membiarkan Sasuke tetap bersamanya walau tau mereka berdua tersakiti.

Dan kedekatan Naruto dengan Sasorilah yang langsung membuat Sakura sadar betapa tersiksanya Sasuke. Sasuke selalu memperhatikan mereka. Mengawasi agar Naruto tidak disakiti. Kadang dada Sakura terasa sesak jika melihat tatapan Sasuke kepada Naruto. Tidak sedikitpun pandangannya lepas dari pemuda berambut pirang itu. Tapi dia terus mencoba bertahan. Hingga akhirnya hari ini tiba.

"Apa kamu yakin Naruto bakal nerima kamu sekarang?" suara Sakura terdengar begitu kecil, tapi perkataanya masuk begitu dalam dihati Sasuke.

"Apapun yang terjadi aku bakal buat dia menerima aku" jawab Sasuke percaya diri. Dalam tangisannya Sakura malah tertawa begitu mendengar jawaban Sasuke. Saat ini mungkin dialah orang yang paling tahu betapa besarnya rasa cinta Sasuke terhadap Naruto.

"Hahaha" gadis itu tertawa sambil menangis, Sasuke menatap Sakura bingung. "Kamu ga apa-apa?" tanya Sasuke

Sakura menggeleng. "Kita masih bisa berteman-kan Sasuke-kun?"

"Tentu saja" Sasuke tesenyum senang setelah melihat Sakura kembali tenang.

"Aku harap kamu akan bahagia sama Naruto"

"Hn, aku akan selalu membuatnya bahagia" ucap Sasuke yakin.

"Haaah, Sasuke-kun yang ada dipikiranmu memang hanya selalu ada Naruto" gumamnya.

Sakura memberikan isyarat pada pelayan untuk datang kemejanya, dari tadi dia memang tidak sempat memesan. Sakura memesan hampir seluruh menu makanan manis yang ada di restoran itu. Sepertinya itu yang dinamakan stress eating. Tapi dengan sabar Sasuke menemani gadis cantik di hadapannya yang sekarang telah resmi menjadi mantan pacarnya.

Egoistic LoveWhere stories live. Discover now