12

21.6K 1.7K 111
                                    

"Naruto belum balik juga" tanya Sasuke pada Kiba. Dia terlihat sangat khawatir saat melihat Naruto belum juga ada dikelas.

Sekarang sudah jam pelajaran ke 5 tadi semua berkas yang dikerjakan oleh Sasuke dan Sakura baru saja diberikan kepada kepala sekolah.

"Tadi papanya jemput, dia lagi sakit. Kamu ga di kasi tau?" Ucap Kiba dia sedikit terkejut biasanya Sasuke yang paling tau kalau itu tentang Naruto.

"Aku ga nyangka ternyata hokage jemput anaknya sendiri" ucap Chouji takjub mengingat hokage bisa memiliki ribuan bawahan yang siap menjemput anaknya.

Tidak ada di dunia ini yang tidak Minato lakukan untuk Naruto. Apalagi kau tiba-tiba anaknya menelpon ingin dijemput sudah pasti dengan kecepatan kilat dia akan datang kesana.

Minato menggendong Naruto turun dari mobil. Untung saja anaknya tidak memiliki tubuh seperti anak sma kebanyakan. Minato memandang wajah Naruto yang masih terisak dalam tidurnya.

"Naru kenapa Minato?" Tanya Kushina khawatir.

"Aku juga ga tau, dia belum cerita" ekspresi wajah Minato juga tidak jauh beda dengan Kushina. Mereka berdua sangat khawatir dengan keadaan anak mereka.

Setelah membaringkan Naruto ditempat tidur, Minato harus segera kembali ke kantor mengingat begitu banyak pekerjaan yang sudah menunggunya.

"Tenang saja aku akan menjaga Naruto" ucap Kushina dengan senyum hangat, dia tau suaminya tidak bisa meninggalkan putra mereka begitu saja.

Setelah mengantar Minato hingga depan pintu, Kushina kembali kekamar Naruto. Segera ia mengganti seragam sekolah Naruto dengan baju tidur yang lebih nyaman. Naruto tidak terbangun, suhu tubuhnya memang cukup tinggi.

Naruto membuka matanya pelan. Kepalanya terasa begitu berat. Bayangan Sasuke dan Sakura berciuman tiba-tiba saja kembali melintas dipirannya. Tanpa ia sadari air matanya sudah jatuh.

"Kamu udah bangun sayang" ucap Kushina, dia tadi sempat tertidur disamping Naruto saat menunggu Naruto bangun. "Kamu kenapa sayang?" Kushina segera merangkul anaknya yang sedang menangis. Naruto tidak menjawab.  Dia terus menangis dalam pelukan ibunya.

"Ma" ucap Naruto lirih. Kushina langsung memandang kearah Naruto. Menunggu apa yang akan dikatakannya. "Sasuke punya pacar ma" tangis Naruto kini tambah keras. Kushina masih agak bingung dengan perkataan Naruto. Tangannya tidak henti-hentinya mengusap dengan lembut butiran air mata diwajah Naruto. "Naru cinta sama Sasuke, ma"

"Naru cinta sama Sasuke-kun?" Kushina ingin memastikan kalau ia tidak salah dengar. Naruto hanya mengangguk lemah. Kushina langsung mencium dahi Naruto dan mengeratkan pelukannya. Tuhan bahkan dia tidak tau apa yang harus dia katakan.

Setelah tangisan Naruto mereda dan Kushina merasa anaknya sudah bisa ditinggal dia beranjak dari tempat tidur.

"Naru, mama. Masak dulu. Kamu harus makan, biar cepat sembuh" Naruto melihat ibunya pergi. Setiap Naruto mencoba memejamkan matanya, yang terlintas dibenaknya hanyalah Sasuke.

'Apa yang aku harus lakukan agar kamu cinta sama aku'

¤

"Aku pulang dulu" ucap Shikamaru, meninggalkan ruang osis.

"Ayo, kita pulang juga Sasuke-kun" ucap Sakura, wajahnya sedikit khawatir melihat sang pacar.

"Sakura kamu pulang sama siapa" tanya Sasuke.

"Kayak biasa kok, aku pulang sama Ino sama Sai"

"Bilang sama mereka aku yang antar kamu pulang"

"Ga usah Sasuke-kun"

"Kenapa? Apa aku tidak bisa mengantar pacarku?"

"Bukan begitu, tapi aku tidak ingin merepotkanmu" ucap Sakura pelan, dia tidak ingin menyinggung Sasuke. "Dan bukannya lebih baik kalau kamu ngomong sama Naruto dulu" lanjutnya lagi.

"Aku bisa bertemu dengannya kalau sudah mengantarmu" jawab Sasuke tegas.

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak ingin merusak persahabatan kalian" wajah Sakura tertunduk. Dia mencintai Sasuke. "Tapi kalau Naruto tidak suka jika kita pacaran aku bisa.."

"Aku dan Naruto selalu bersama" cara bicara Sasuke terdengar lebih tenang.  "Jangan khawatirkan hal-hal tidak penting"  ucap Sasuke lalu dia bangkit dari  kursinya dan mengecup pipi Sakura lembut. Membuat wajah gadis itu memerah.
.
Kushina membawa semangkuk bubur diatas nampan kedalam kamar anaknya. Naruto berbaring pandangannya kosong, entah apa yang ia pikirkan. Melihat anaknya sedih hatinya juga terasa begitu perih. Itulah seorang ibu.

Kushina meletakkan nampan di meja kecil samping tempat tidur Naruto. "Naru, ayo makan" dengan penuh kesabaran dan kasih sayang Kushina menyuapi Naruto.

"Naru, mama mau ngomong serius sama Naru" ucap Kushina setelah meletakkan mangkuk bubur Naruto yang sudah kosong. "Tadi Naru bilang Naru suka sama Sasuke kan?" Tanya Kushina lembut. "Iya, ma" jawab Naruto.

Kushina menggenggam kedua tangan Naruto erat "Naru" ucap Kushina hati-hati kerena yang dikatakannya nanti akan menentukan kehidupan Naruto. "Naru tau kan cinta itu harusnya laki-laki dan perempuan" Naruto mengangguk, "Tapi Naru cinta ma" ucapnya lirih. Mata Naruto kembali menyendu menyiratkan kepedihan didalamnya. "Iya, mama tau sayang. Jadi, apa yang bakal Naru lakuin sekarang?" Naruto menundukkan wajahnya "Naru, ga tau ma" Kushina mengangkat wajah Naruto, menatap mata biru itu lekat "Mama sama papa bakal dukung apapun yang Naru lakuin, Naru harus kuat. Dan Naru jangan ambil keputusan yang bakal Naru sesali nanti. Ngerti" ujar Kushina tegas.

Seperti biasa ibunya adalah pahlawan yang menyelamatkan Naruto dalam keterpurukan. Walau hatinya sakit tapi ada sedikit kelegaan disana. Orang tuanya selalu mendukung dan menerimanya apa adanya.

Egoistic LoveWhere stories live. Discover now