Press Your Number

378 9 0
                                    

"I call and call but the answers are decreasing. Where are you right now? Please come back to me." -- Taemin, Press Your Number.


                              &&&

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

Tuttt......tuttt......

Sekali lagi Mingyu mencoba menghubunginya, terus saja hanya suara operator yang keluar. Sudah berjam-jam Mingyu mencoba menghubungi Tzuyu, yang notabene adalah pacarnya atau bahkan sudah dianggap mantan pacarnya?

Kemana sih Tzuyu sebenarnya? Tumben sekali handphonenya mati. Biasanya, Tzuyu pasti selalu menyalakan handphonenya takut-takut Mingyu yang sedang rindu ingin bicara lalu menelponnya.

Tapi semenjak mereka berdua putus, handphonenya jadi sering mati. Sekalinya tidak mati malah tidak diangkat sama sekali.

Mingyu sejak tadi sudah uring-uringan ingin mendengarkan suara lemah lembut kesukaannya. Bahkan, dirinya sampai tidak ikut pesta barbeque yang diadakan oleh Minghao untuk menyambut kepulangannya dari China.

Akhirnya dengan terpaksa- atau mungkin-  ini lah jalan satu-satunya yang terlintas dipikiran Mingyu, adalah menelpon teman sekamar Tzuyu.

Yah, jangan tanya sih, kenapa Mingyu punya nomornya. Karena, Mingyu itu selalu punya kenalan yang terduga, seperti sekarang.

Dengan hati yang sudah penuh harap. Mingyu mulai memencet tombol hijau dan menunggu untuk tersambung.

"Halo?" Hanya menunggu 30 detik sudah tersambung dan langsung terangkat.

"Halo?" Sekali lagi, suara disebrang sana menyadarkan kegirangan Mingyu.

"Ha-halo. Apa ini benar- eum- nomor Chaeyoung?"

"Iya. Ini siapa, ya?"

"Ini Mingyu. Apa, Tzuyu ada?"

Setelah Mingyu berbicara seperti itu, ada jeda yang cukup lama. Mingyu dengan sabar menunggu jawaban dengan hati yang sudah berdebar tak karuan. Sejujurnya, dirinya takut. Takut dengan kenyataan bahwa Tzuyu sudah tidak mau lagi berbicara padanya.

"Ada apa Mingyu?" Kali ini suaranya berbeda dari yang tadi. Ini suara yang sudah Mingyu rindukan sejak tadi, sejak mereka memutuskan mengakhiri semuanya.

Mingyu dengan gemetar menahan dirinya untuk tetap tenang tidak memalukan dirinya. Sembari membersihkan tenggorokannya yang gatal dirinya menjawab dengan suara seperti ayam terjepit, "Tzu-Tzuyu?"

"Hmm."

"Apa- apa kabar?"

Mingyu merutuki dirinya sendiri yang terus saja menjawab dengan gugup.

"Baik."

Hah. Jawaban yang cukup melegakkan walaupun hanya dibalas seadaanya. Mingyu paham dengan itu.

"Eum- aku cuma ingin bilang, kalau aku- rindu dirimu."

Hening lagi.

Bahkan ini hening yang cukup panjang dan hanya ada deru nafas diseberang sana.

Lalu sambungan itu terputus tiba-tiba. Mingyu panik. Apa dirinya salah bicara tadi? Ah, kenapa dirinya jadi bodoh sekali sih. Segala runtukkan ditujukan pada dirinya. Seharusnya dirinya harus lebih berhati-hati lagi jika ingin bicara. Otak dan bibirnya memang selalu berlawanan arah.

Dengan tekad penuh, Mingyu mulai memencet nomor tadi sekali lagi. Berusaha akan berhati-hati bicara kali ini.

Tapi harapan itu sudah pupus. Nomor itu tiba-tiba saja sama seperti nomor Tzuyu, yang hanya ada jawaban bahwa nomornya sedang tidak aktif. Mungkin memang sengaja dimatikan.

Mingyu hanya menghela nafas pasrah. Kali ini sudah pupus harapan kembali lagi. Dirinya langsung menghempaskan dirinya dikasur lalu menutup wajahnya dengan bantal. Kalau saja dulu dirinya tidak gegabah, mungkin ini semua tidak terjadi.

Mungkin saat ini dirinya masih bersama Tzuyu, mendengarkan suara lembutnya, berbicara sepanjang hari hingga pagi, memberi celotehan lucu.

Yah, mungkin.

                              &&&

Halo! Sekali lagi ini no edit jadi kalo aneh, ganyambung, bertebaran typo maafkan yaa.

Moodboardnya cr to the owner i'm not own anything just own the story^^

Anw thankyou buat yg udah ngevote&baca. Ditunggu komen-komen kalian. Tinggal satu ep lagi selesai deh buku ini huhu ga terasa :"(

#salamketjup

In The Mood For Love ✔Where stories live. Discover now