"Ada apa dengan ribut-ribut ini?" Sebuah teriakan keras memecahkan suasana hening di sana. Adalah Park Sem yang berdiri di pintu masuk kantin.

Itu membuat baik Yoongi maupun Rahoon segera melepaskan satu sama lain. Mereka menjadi terdiam untuk sesaat; tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun mengenai kejadian itu. Namjoonlah yang pertama kali bersuara.

"Maaf, Park Sem. Tidak ada apa-apa, hanya kecelakaan kecil dan kesalahpahaman."

"Kalau begitu kenapa kau dan siswa yang ini dilumuri makanan seperti ini? Apa kalian berkelahi?" Kemudian sorot mata sang guru berpindah ke arah Yoongi. Mempertanyakan porsi yang pemuda ini lakukan dalam keributan ini.

"Tidak ada yang berkelahi. Tidak ada yang terluka. Kita baik-baik saja, kan Rahoon? Kami akan membersihkan ini." Namjoon masih berusaha untuk menyelamatkan semua orang di sana dari tangan Park Sem.

"Baiklah. Jangan bikin masalah." Park Sem memperingatkan mereka sekali mengetukkan tongkat kayu di tangannya pada bahu. Dengan sekilas tatapan terakhir, dia berjalan keluar dari tempat tersebut.

Namjoon menghela napas lega sebelum berbalik menghadap kelompok tersebut.

"Sudah cukup dengan kekacauan ini. Ayo bersihkan."

"Kau pikir aku akan berterima kasih padamu kalau kamu menyelamatkanku darinya?" desis Rahoon pada Namjoon ketika dia berjalan pergi dari tempat tersebut. Meninggalkan Namjoon untuk membersihkan kekacauan yang dia ciptakan. Kedua temannya segera mengikutinya.

"Ya! Bisa-bisanya kau kabur setelah membuat kekacauan!" Yoongi mencoba melakukan hal lain.

"Hentikan, Yoongi. Jangan berkelahi lagi." Jin memperingatkannya sementara Yoongi mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin.

"Apa yang kalian lihat? Pertunjukan sudah selesai. Kembali ke urusan kalian sendiri!" Yoongi menyalak pada para penonton tersebut.

Kerumunan tersebut segera mengalihkan mata mereka. Yoongi cukup yakin mereka mungkin saja berpikir betapa Yoongi senang membuat masalah, dua kejadian besar dalam sehari. Rumor akan dua kali lebih besar daripada apa yang sesungguhnya terjadi tapi Yoongi tidak peduli. Mereka hanya bisa ngomong saja.

Yoongi menatap Namjoon yang sedang memunguti isi dari soft tofu stew yang terjadi berserakan di atas lantai.

"Kau selalu membiarkan dia melakukan hal seperti itu?" Yoongi bertanya pada Namjoon.

"Seperti itu apa?"

Yoongi memutar matanya karena akting Namjoon. Seakan dia tahu bahwa Namjoon melakukan apa yang baru saja dia lakukan untuk sebuah alasan.

"Pahlawan tidak akan selalu datang untuk menyelamatkanmu. Kau harus menjadi seseorang yang menyelamatkan dirimu." Daripada mengusik Namjoon dengan pertanyaan yang sama, Yoongi memutuskan untuk memberikan saran yang dia harapkan dapat membuat pemuda tersebut mulai menyadari hal tersebut. Kau tidak bisa terus-terusan melindungi seseorang hanya karena kau tidak ingin terlibat masalah dengannya.

"Tidak ada yang namanya pahlawan dan aku tidak pernah memintamu untuk menjadi dia."

Namjoon mulai membersihkan kekacauan. Dia tidak mengacuhkan pelototan Yoongi ke arahnya. Malahan, sesungguhnya dia tidak menghargai bantuan pemuda tersebut, untuk yang terakhir kalinya dan juga yang baru saja terjadi. Hanya karena pemuda tersebut memiliki rasa keadilan yang sangat tinggi tidak berarti dia boleh mencampuri masalah setiap orang ketika orang tersebut bahkan tidak meminta bantuan. Itu namanya kesombongan. Tidak semua hal berlangsung sesuai yang dia pikirkan benar.

☆☆☆☆☆☆☆


Acara kumpul kru pada sore tersebut terasa sedikit menegangkan setelah kejadian siang tadi. Terdapat Hoseok dan Jungkook yang tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi namun juga menjadi korban dalam suasana canggung ini. Kali ini Jimin tidak hadir. Dia mengatakan harus segera pulang ke rumah setelah sekolah, tapi Jin mengkhawatirkannya. Pemuda tersebut tidak terlihat dalam kondisi baik setelah kejadian tadi. Bahkan dia terlihat lebih pucat daripada biasanya. Namun pemuda tersebut tidak mengatakan apa pun ketika Jin menanyakan mengenai hal tersebut.

Youth Of LilyWhere stories live. Discover now