Ninth Run

1.1K 197 15
                                    



Pretending not to be lonely,

Pretending not to be in pain

Pointlessly pretending to be okay,

Pointlessly pretending to be strong

Don't climb over the wall I've built in front of me

I'm the island in this vast ocean. Don't abandon me


Taehyung tidak datang ke sekolah.

Namjoon menyadari bahwa pemuda tersebut sering kali tidak muncul di sekolah. Kali ini sudah selama tiga hari. Terkadang dia akan absen untuk satu atau dua hari dan di hari lain untuk sepanjang minggu itu. Setiap kali Namjoon bertanya padanya mengapa dia tidak datang sekolah, dia hanya akan mengatakan bahwa dirinya sakit atau keluarganya sakit dan dia harus mengurus keluarganya tersebut, kemudian dia akan beralih dari topik pembicaraan.

Namjoon tidak terlalu tahu mengenai keluarga Taehyung meskipun mereka adalah teman sebangku. Hal satu-satunya yang dia ketahui hanyalah Taehyung tidak memiliki kakak laki-laki atau perempuan. Taehyung adalah seseorang yang sangat ceria. Dia mampu membicarakan mengenai banyak hal di sekitarnya tapi dia sangat jarang mengatakan sesuatu mengenai keluarganya. Yah, bukan berarti Namjoon peduli mengenai hal tersebut.

Setidaknya pada waktu-waktu yang jarang terjadi ini, Namjoon merasa lega bahwa dia tidak harus bertahan untuk mendengarkan Taehyung berbicara. Sesekali Namjoon benar-benar ingin menyingkirkan pemuda tersebut dari dunianya tapi tak jarang pula dia akan merasa bahwa rasanya cukup baik untuk membiarkan Taehyung berada di sisinya dengan kebisingannya. Setidaknya pemuda tersebut adalah sebuah pengingat untuk Namjoon bahwa dunia ini tidaklah sepenuhnya buruk. Masih ada seseorang yang masih sangat murni seperti Taehyung. Terkadang pemikiran pemuda tersebut mengejutkannya.

"Hei, Jimin."

Namjoon mendekati Jimin yang duduk di baris tengah di dalam kelas mereka, baris yang dekat jendela luar. Jimin terlonjak sedikit ketika Namjoon memanggilnya. Mungkin karena dia tidak terbiasa dengan Namjoon datang padanya. Biasa Taehyunglah yang akan melakukan hal tersebut. Namjoon pun merasa janggal mengenai situasi ini. Mengapa dia mendekati Jimin? Bukankah dia tidak bersosialisasi dengan siapa pun di sekolah? Mungkin ide mengenai kru yang terus-terusan Taehyung cecarkan padanya mulai merasuki Namjoon. Dia menjadi terbiasa dengan keberadaan anggota lain di sekitarnya.

"Mau pergi ke kantin?" Karena dia sudah terlanjut memanggil pemuda tersebut, Namjoon memutuskan untuk melanjutkan percakapan dan itu juga karena Jimin menatapnya dengan keingintahuan.

"Denganku?"

"Ck, tentu saja denganmu. Kenapa aku bertanya kalau aku tidak mau pergi denganmu?" Namjoon mendecak lidah.

"Baiklah." Jimin berdiri dari kursinya dengan enggan, meskipun sesungguhnya dia tidak terlalu ingin makan.

Mereka berdua keluar dari ruang kelas dengan berjalan bersisian. Rasanya terasa sedikit janggal untuk melihat mereka bersama. Namjoon dan Jimin adalah dua orang yang memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Tapi ada satu kesamaan antara mereka, itu adalah mereka tidak berhubungan dengan orang-orang di sekolah. Namun itu membuat kombinasi ini semakin aneh. Mereka bahkan tidak saling berbicara pada satu sama lain ketika menuju kantin dan ketika mereka berbaris untuk pembagian makanan dari koordinator makan siang.

Pada makan siang hari itu terdapat soft tofu stew, beberapa pasta dan kentang, side dish kecambah, dan dadar gulung. Namjoon tidak terlalu bersemangat mengenai menu hari itu. Tidak ada daging di sana. Tapi setidaknya mereka memberikan susu.

Youth Of LilyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum