BRAK!

Baru saja dia hendak berjalan menuju meja kosong bersama Jimin, seseorang menjegal kakinya dan menyebabkan makanannya terjatuh berserakan di lantai.

"Oops ... maaf mengenai kaki panjangku." Itu adalah Rahoon dan teman-temannya, menertawai jatuhnya Namjoon.

Namjoon tahu bahwa Rahoon sengaja melakukan itu. Itu adalah salah satu yang Rahoon suka lakukan di sekolah. Ayo jegal Namjoon ketika dia tidak siaga karena itu akan menyenangkan untuk ditonton dan mumpung sedang tidak ada guru saat ini, beruntung!

Namjoon memutuskan untuk tidak bereaksi mengenai hal ini. Dia mulai membersihkan makanan yang terjatuh dari nampannya.

"Lihat, makananmu jadi kotor semua. Kau tidak punya makan sianng lain. Kau mau punyaku?" Rahoon masih belum selesai dengan permainan kekanakannya. Dia mengangkat semangkuk soft tofu stewnya.

"Jangan pedulikan mereka."

Namjoon berbisik pada Jimin yang terlihat terpaku di tempat. Dia mencoba mengajak pemuda tersebut menyingkir dari tempat tersebut sebelum sesuatu yang Jimin sembunyikan di dalam dirinya menyebabkan masalahnya. Namun Jimin terdiam di tempatnya berdiri, dan sebelum Namjoon dapat menariknya keluar dari tempat tersebut, Rahoon kembali bertindak. Dia menuangkan menu stew hari ini ke atas Namjoon.

Namjoon kehilangan kata-katanya karena terkejut. Dan sebelum dia dapat bereaksi mengnai hal tersebut, sebuah jeritan lain terdengar. Itu adalah suara Rahoon. Kali ini dialah yang basah oleh soft tofu stew dan pelakunya adalah Yoongi yang berdiri di sampingnya, masih mengangkat mangkuknya.

"Apa ini menyenangkan?" Yoongi bersikap seakan dia sedang melakukan percobaan, namun Namjoon dapat merasakan bahaya dari nadanya. "Mengapa kau bersenang-senang dengan bermain dengan makanan? Aku tidak menemukan menuang makanan ini kepada orang lain itu menyenangkan."

Yoongi meletakkan mangkuk tersebut, terlihat tidak acuh dengan tatapan sengit dari Rahoon. Rahoon menyeruak maju ke arah pemuda lebih tua tersebut. Mencoba berkelahi dengannya, namun Yoongi masih bersikap sama. Dia menatap pemuda tersebut seakan dia merasa bosan.

"Apa satu-satunya yang bisa kau nikmati hanyalah membuat orang lain tersiksa? Dewasalah! Memangnya kalau kau yang jadi korbannya kau akan masih bisa menikmatinya?" Yoongi menahan lengan Rahoon ketika pemuda tersebut meluncurkan tinju ke arahnya. Dia tidak bergerak sedikit pun atau bahkan melepaskan lengan Rahoon. Kedua pemuda tersebut saling memelotot seakan mereka sedang mencoba mengetes sejauh mana kekuatan pihak lainnya.

"Apa kau baik-baik saja, Jimin?" Jin menatap pada Jimin yang ketakutan. Pemuda tersebut terlihat seperti sedang memiliki sesuatu yang sedang berlangsung di dalam benaknya. Tapi Jimin tidak mengatakan apa pun. Malahan dengan perlahan dia menarik dirinya keluar dari tempat tersebut dan kabur dari kantin ketika semua orang sedang menaruh perhatian pada Yoongi dan Rahoon.

Jin tidak dapat menyalahkan pemuda yang ingin kabur tersebut. Dia pun merasa memang lebih baik Jimin pergi sebelum semua orang menaruh perhatian padanya karena dia bereaksi sangat janggal mengenai kejadian tersebut. Yang terburuk yang dapat terjadi adalah dia pingsan seperti di taman saat itu. Orang-orang seperti mereka akan sangat senang mengerjai seseorang yang lebih lemah dari mereka. Kepribadian Jimin membuatnya terlihat seperti target yang mudah.

"Yoongi, kau menyakiti anak itu. Jangan terlibat dalam masalah lain." Jin kembali memusatkan perhatiannya pada perkelahian yang sedang terjadi. Dia mencoba memisahkan Yoongi dan Rahoon, begitu pula dengan para pengikut Rahoon yang mencoba menyelamatkan ketua mereka. Tidak ada yang mau saling melepaskan.

Momentum tersebut membuat semua orang di dalam kantin sekolah menjadi hening selagi mereka menyaksikan keributan yang terjadi, seperti biasa. Rasanya seperti semua orang menahan napas mereka agar mereka tidak membuat suara apa pun, bahkan yang terpelan sekali pun. Mereka takut menjadi pusat perhatian selanjutnya.

Youth Of LilyWhere stories live. Discover now