Taehyung bangun dengan tubuh yang terasa seluruhnya hampir remuk, semalaman Ia menemani Jimin berlatih dan berakhir dengan dirinya yang ikut berpartisipasi.

Sekitar jam satu ia baru sampai di dorm, dan sedikit terkejut dengan pemandangan Jungkook yang menempel pada Seokjin seperti koala dan memilih mengabaikannya. Toh, memangnya ia harus bereaksi seperti apa?

Ia bangkit menemukan Jimin dan Hoseok yang masih tenggelam dalam mimpi mereka. Berjalan gontai menuju dapur untuk minum, tenggorokannya terasa seperti habis terkena kemarau panjang.

Mengambil cangkir bersih dan menuangkan air lalu meneguknya rakus. Ekor matanya menangkap sosok bersurai coklat yang masih mengenakan piyama, berjalan dengan kesadaran yang masih belum terkumpul sempurna.

Taehyung terkekeh saat melihat Jungkook yang melakukan aktivitasnya dengan mata tertutup, berdiri tepat disamping Taehyung meneguk minumnya. "P―agi?" Taehyung tidak tahu apakah Jungkook tengah menyapanya atau tengah bertanya. Jadi ia hanya membalas dengan usakan dipucuk kepala yang lebih muda lalu meninggalkan Jungkook yang mematung.

Kesadarannya datang seperti truk tronton yang menabraknya, menyadarkannya kalau tadi itu adalah Kim Taehyung. Orang yang membuatnya uring - uringan semalam.

Jungkook tahu kalau hyungnya itu baru pulang jam satu pagi, bersama dengan Jimin. Jungkook melihatnya dari balik pundak Seokjin, lalu memilih untuk tidak menghiraukannya.

Toh, memangnya ia harus bereaksi seperti apa?

Mereka semua sudah selesai dengan riasan wajah dan segala tetek bengeknya, menunggu giliran mereka untuk tampil, berdiri di atas panggung dan bertatap muka dengan penggemar mereka. Jungkook memilih untuk melupakan kejadian tadi malam dan pagi saat Taehyung mengusak pucuk kepalanya. Persetan, kau tidak seharusnya memikirkannya sekarang. Umpatnya dalam hati.

Setelah jadwal mereka selesai dari salah satu stasiun teve, Jungkook dan lainnya harus kembali menghadiri acara fansign. Jungkook duduk dikursi belakang bersama Hoseok. Dengan Hoseok yang memeluknya dari samping, menyerukkan wajahnya dijenjang leher Jungkook.

Mereka sedari tadi terus berbisik pelan, melontarkan kekehan dan kikikan kecil dari Jungkook setiap Hoseok mengusak hidungnya diceruk leher Jungkook. Tidak menyadari pandangan dari seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka layaknya elang. Tajam dan berbahaya.

Sampai disana, Jungkook dan Hoseok tetap menempel hanya saja kali ini Namjoon juga ikut bergabung. Mengusap kepala Jungkook hati-hati dengan tangan besar Namjoon dan Hoseok yang asik memainkan jemari Jungkook.

Yoongi yang masih harus berurusan dengan riasan, hanya memperhatikan dari pantulan cermin sementara Seokjin sedang tertidur di sofa, disebelahnya ada Jimin yang juga tertidur di pundak Taehyung.

Jungkook memang terlihat sibuk dengan kedua hyungnya, tapi sesekali ekor matanya akan menangkap pemandangan menyakitkan itu.

Jungkook tahu, kalau Taehyung menyukai Jimin. Jungkook tidak heran, memangnya siapa yang tidak akan menyukai hyungnya itu? Jimin orang yang baik, dia ramah dan supel. Tidak seperti dirinya yang kaku, pemalu dan membosankan.

Hoseok menarik wajah Jungkook, lalu mengecup pipi gembilnya cukup untuk membuat atensi Jungkook terpusat pada dirinya. Lalu kembali terkesiap saat Namjoon mencium punggung tangannya penuh perhatian, layaknya seorang bangsawan yang mengecup penuh penghormatan pada putri bangsawan. Jungkook menatap mereka berdua lalu tersenyum. Ia tahu kalau Namjoon dan Hoseok tengah mencoba membantunya mengalihkan perhatiannya.

+ kookie [taekook;R18]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα