Accidental

110K 4.6K 27
                                    

Alana POV.

Sudah seminggu berlalu saat aku sah bertunangan dengan Nata, entah mengapa perasaanku masih belum mempercayainya. Entahlah, sejak malam pertunangan itu keesokkan harinya Nata berpamitan padaku untuk pergi dinas ke Dubai dan dilanjutkan terbang ke Paris.

Yah bukannya aku tidak tau kesibukan tunanganku itu, aku tau kalau menjadi pilot itu konsekuensinya adalah selalu bepergian jauh meninggalkan keluarga dan orang yang dicinta. Dan aku pun mengerti, toh Nata untuk saat ini belum berpengaruh banyak dalam hidupku. Maksudku, ayolah kami sama-sama terpaksa dalam menjalankan perjodohan ini dan sampai saat ini pun aku masih belum memahami bagaimana perasaanku yang sebenarnya terhadap pria itu. Da tiba-tiba suara merdu Ryan Cabrera memecah lamunanku. Luna.

"Hey bebiiihhh what are u doing?" Terdengar suara cempreng dari sebrang telepon.

"Duh Luna udah berapa tahun sih lo tinggal di Aussie? Kenapa bahasa inggris lo masih alay sih?" Sahutku asal yang langsung dijawab dengan teriakkan khas Luna yang sangat membuat telingaku sakit seketika.

"Enak aja alay! Eh lo lupa ya waktu terakhir gue ngomong apa ke lo?" Tanyanya dengan nada menuntut.

"Emang apaan sih?" Tanyaku dengan tampang bingung.

"Jahat loooo.... gue kan waktu itu bilang bakalan pulang sebulan lagi, dan itu artinya hari iniiii. Emangnya lo ga kangen sama gue? Gamau ketemu sama gue?" Jawabnya menuntut sambil mencak-mencak memarahiku dengan gemas. Aku yakin dia melakukan itu sambil meremas handphonenya, haha khasnya Luna.

"Astaga I'm so sorry for that, sumpah gue lupa banget." Masih dengan tampang meracauku. "Yaudah sekarang lo ada dimana, biar gue kesana." Jawabku setelahnya.

"Bandara, cepetan lo kesini. Jemput gue. Ga mau tau pokoknya kalo selain lo yang jemput gue ga bakalan mau pergi dari sini." Omelnya tetap dengan suara cempreng nan menggelegar.

"Ehm oke, gue on the way kesana. Lo tunggu gue ya." Klik. Tanpa menunggu jawabannya aku segera menutup sepihak sambungan teleponnya dan aku yakin Luna langsung berteriak gemas karena aksiku. Hehe.

***

Setelah sekitar satu jam perjalanan dari rumah menuju bandara aku langsung memarkir mobilku dan melihat jadwal Arrival di papan pengumuman di dalam bandara. Dan benar saja pesawat yang dinaiki Luna sudah landing sekitar dua jam yang lalu. Hahaha kasian dia harus menunggu lama karena aku. Hei ini bukan salahku, dia yang salah mengapa menghubungku tepat setelah dia turun dari pesawat bukannya saat dia masih berada di Aussie.

Aku tidak sabar bertemu dengan sahabat yang sangat kurindukan itu. Dan saat aku sedang mencari-cari sosoknya aku langsung tersenyum senang, itu dia, aku menemukannya. Luna, yang sedang duduk menungguku, membawa tas tangan Dior-nya, mengenakan Top Striped putih hitam dan skinny jeans hitamnya. Membawa dua koper berukuran lumayan besar di sampingnya. Aku langsung berhambur menghampirinya dan memeluknya.

"LUNAAAAA I MISS YOU SO MUCH, SMOOCH!" Teriakkanku dalam peluknya dan mencium pipinya. Rindu.

"I miss you too princess, gila gue ga nyangka lo bakalan berubah kaya gini. Beda banget." Aku-nya sambil melepas pelukanku dan melihat perubahan yang ada di diriku.

"Hei maksud lo apa coba? Gue ga berubah kok, lo tuh yang berubah jadi tambah modis-dis-dis. Gila tiga tahun di Aussie bisa ya ngerubah lo yang cuek sama penampilan jadi cetar membahana gini." Sergahku mengatakan dengan sedikit hiperbolis.

"Lo juga berubah princess, liat lo sekarang. Sejak kapan lo pake mini dress kaya gini hah? Gila seksi abis, lo makin cantik aja. Padahal dulu boro-boro dress, make rok aja lo ogah."  Jawab Luna sembari memperhatikan mini dress Mango berwarna kuning kelabu yang ku kenakan.

I Love You, Captain (COMPLETED)On viuen les histories. Descobreix ara