Our Trip

91.1K 4.5K 51
                                    

Nata POV.

Hari ini, untuk kesekian kalinya aku akan terbang ke Thailand bersama partner Co.Pilotku yang setia Bima. Entah apa yang membuat atasan kami selalu mempercayai kolaborasi diantara kami. Dan saat aku memberi tahu pada mom dan dad ada kata-kata mereka yang membuatku sedikit terkejut. Dan sepertinya akan membuatku terserang sakit kepala dadakan karena permintaannya itu.

"Nat kamu jadi terbang ke Thailand?" Tanya mom memulai percakapan.

"Iya mom, rencananya siang ini aku terbang. Kenapa?" Tanyaku kemudian.

"Wah bagus dong kalo gitu, kamu ajak aja Alana sama kamu, sekalian liburan. Bener ga dad?" ujar mom meminta persetujuan dad dan hanya mendapat anggukan dari dad yang membuatku kaget.

"Ayolah mom, kenapa harus ajak Alana. Belum tentu dia mau aku ajak." Ujarku beralasan. Mulai malas aku mengikuti permainan yang mom buat untukku.

"Siapa bilang? Tadi malam mom sudah menghubungi Alana dan dia setuju untuk ikut kamu ke Thailand." Sergah mom bersemangat dan kontan membuatku kesal.

"Mom aku ke Thailand karena ada jadwal penerbangan kesana, bukan untuk berlibur. Jadi aku ga bisa nemenin Alana berlibur." Masih saja aku beralasan.

"Mom udah telepon atasan kamu, dan katanya setelah penerbangan kamu ke Thailand kamu punya waktu seminggu untuk kembali ke Indonesia. Kamu ga usah bohongin mom darling." Oke kali ini aku kalah dengan mom, mom sudah merencanakan semuanya ternyata.

"Oke mom, nanti aku jemput Alana ke rumahnya." Ucapku akhirnya menyerah.

"Ga usah, Alana bilang ketemuan di bandara aja. Dia masih ada urusan yang harus diselesaikan katanya sebelum berangkat ke bandara." Ujar mom kemudian yang membuatku sedikit lega.

***

Sesampainya di kantor, aku langsung disambut oleh Bima yang menyuruhku untuk segera ke hanggar untuk memeriksa keadaan kokpit pesawat yang akan kugunakan terbang menuju Bangkok.

"Ayo bro, kita harus siap-siap buat perjalanan kita nanti." Sambarnya langsung merangkulku yang baru sampai.

"Tunggu dulu Bim, gue harus ke departure terminal dulu buat mastiin Alana udah dateng." Jawabku malas.

"What? Alana? Are you sure? Dia mau ikut ke Bangkok? Wow perkembangan rupanya untuk pasangan yang satu ini." Ledeknya kemudian yang sama sekali tidak aku gubris.


***

Al, kamu dimana? Aku udah di terminal sekarang. ASAP –Nata.

Aku udah di boarding room. Kamu tenang aja, nanti kita satu pesawat kan? –Alana.

Yep. Kan aku yang bawa pesawatnya. Kenapa kamu harus nanya –Nata.

Sorry. –Alana.

Hah, terkadang aku tak habis pikir dengan tingkah gadis ini. Sangat menyebalkan tetapi tidak bisa sedikitpun membuatku membencinya.


Alana POV.

Hari ini hari keberangkatanku ke Bangkok bersama Nata, bisa dibilang ini liburan bersama kami yang pertama. Tadinya aku menolak untuk ikut karena pasti akan sangat merepotkan Nata nantinya, tetapi mom terus memaksaku dan salah satu kelemahanku adalah tidak bisa dipaksa. Oke itu adalah murni kesalahanku.

Saat pengumuman sudah di luncurkan bahwa pesawat akan membawaku dan Nata sudah siap, aku segera beranjak menunjukkan boarding pass-ku pada pegawai yang memeriksanya. Dan saat ingin memasuki cabin, terlihat di depan cabin Nata, Bima, dan salah seorang pramugari nan cantik sedang menyapa para calon penumpang pesawat yang akan mereka bawa dengan ramah. Kenapa aku deg-degan ya? Ah hanya perasaanku saja. Hei, apakah pramugari itu lebih cantik dariku? Oh ayolah Al hilangkan pikiran bodoh itu.

Saat aku mendekati pintu cabin dan yang pertama kali menyambutku dengan senyuman adalah Bima, oh Tuhan senyumannya sangat manis. Jangan berfikir macam-macam, aku hanya memuji. Dan Nata, dia tersenyum hangat padaku, belum pernah dia tersenyum seperti itu padaku,  seolah aliran darahku terhenti sesaat karenanya. Alana! Ada apa denganmu?

"Happy flight, pasti baru kali ini kan kamu merasakan sensasi terbang yang diciptakan oleh tunanganmu sendiri." Bisik Nata di telingaku yang membuat bulu kudukku semakin meremang. Dan aku hanya tersenyum kikuk mendengarnya.

"Ciee yang mau 'diterbangin' sama sang pacar tercinta. Happy flight Al, kalo butuh sesuatu bilang aja ke pramugari disini ya. Jangan sungkan." Ujar Bima sembari melirik sang mbak pramugari yang tersenyum ramah padaku.

"Of course Bim. Thank you." Jawabku dengan senyuman termanis.

Setelah pesawat boarding dan sudah ingin take off, terdengar suara serak nan seksi milik Nata melalui interkom yang ada di pesawat memberitahu keadaan pesawat, cuaca, waktu tempuh perjalanan dan peraturan selama ada di pesawat secara singkat kepada para penumpang. Entah mengapa hatiku merasakan ada getaran aneh karena mendengar suara Nata. Merasa ketenangan dan merasa pekerjaan Nata adalah pekerjaan yang sangat keren, karena membutuhkan tanggung jawab yang sangat besar di dalamnya. Mempertaruhkan ratusan nyawa dan raga yang ia bawa di atas angin, da menurunkan seluruhnya kembali menapaki bumi. Perjalanan kali ini tidak akan pernah aku lupakan.

***

Setelah kira-kira 3,5 jam berada di atas angin dari Soekarno-Hatta International Airport-Tangerang dengan Nata sebagai 'pemandunya' akhirnya sampai juga aku di Suvarnabhumi International Airport-Bangkok.

Senang rasanya telah melewati perjalanan yang melelahkan. Hei kau kan hanya makan, duduk, dan tidur selama perjalanan, mengapa kau harus merasa lelah? Bagaimana dengan Nata yang membawa pesawat itu langsung? Ah pikiranku kembali ingin bergulat denganku ternyata.

Setelah menunggu di depan pintu kedatangan akhirnya aku melihat Nata dan Bima sedang berjalan kearahku dengan sesekali tertawa. Pertama kalinya aku melihat Nata memakai seragam lengkap seperti ini. Tadi saat di cabin pun dia tidak memakai atributnya lengkap, seperti topi captainnya.

Tapi sekarang? Astaga sepertinya bulu kudukku kembali berdiri dan aliran darahku mengalir dengan derasnya tanpa henti. Oke aku akui, Nata keren, bukan bukan hanya keren, Nata terlihat sangat gagah dengan seragamnya. Ya ampun untuk kali ini aku tidak bisa menentang keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini.

"Ayo kita ke hotel, pasti kamu mengalami jetlag yang lumayan karena perjalanan suntuk tadi." Ajak Nata seketika membuatku berhenti melamunkan dirinya. Ah mana pernah aku merasa suntuk saat perjalanan tadi, batinku.

"Nat, kamu ga mau makan dulu? Selama perjalanan tadi kan kamu belum makan sama sekali." Tanyaku sedikit... khawatir?

Nata tersenyum sekilas kearahku, entah ia tersenyum karena apa.

"Nanti aja pas udah sampe hotel, makanya sekarang kita langsung berangkat aja ya." Lanjutnya sambil merebut koperku yang 'sedikit' besar dengan cuek. Senyum manis yang ditampilkannya tadi hilang seketika bagai ditelan bumi.

Tanpa memusingkannya aku langsung berjalan santai dengan hanya membawa tas selempangku dengan perasaan riang.

Ahh my sweet holiday, I'm coming!!!

Gimana chapter yang ini? maaf ya kalo masih kependekkan, aku mau lanjut nulis tapi berhubung besok masih harus bangun pagi dan ke sekolah *Horeeee -__-* aku update segini dulu yah :* Ga lupa buat ngingetin Vote sama Commentnya :* nanti aku ga mau update lagi loh kalo ga ngasih *sedikit mengancam* hehehe seeyaaa ciaooo!

I Love You, Captain (COMPLETED)Where stories live. Discover now