Duapuluhdua

2.9K 271 17
                                    

Penyesalan itu selalu datang diakhir. Setiap hal buruk yang dikerjakan pasti yang akan dituainya juga buruk.

Tapi ingatlah satu hal..

Seseorang yang salah tidak akan dapat memperbaiki kesalahannya jika tidak ada orang yang berbaik hati memberikannya kesempatan.

Jadi, maafkan dia.. Dan berikan mereka kesempatan. Memulai segalanya dari awal tidak terlalu buruk juga bukan?
Bahkan mungkin akan indah.

~~~~~~~~~~~~~~ WHY ME ~~~~~~~~~~~~~~

Dokter itu menghela nafas. “Suster Yoon, tolong obati dan bersihkan lukanya. Setelah itu antar dia keruanganku”

Sehun menggeleng. “Hanya katakan padaku bagaimana kabar anak dan istriku”

Sang dokter menghela nafas lemah. “Anak dan istrimu dalam keadaan baik-baik saja. Benturannya tidak begitu keras dan tidak berefek parah pada janinnya. Tapi mungkin ia akan sangat syok”

Sehun mengangguk. “Terimakasih”

“Ya, dan tolong bersihkan dirimu dan obati lukamu dulu. Kau tidak diperkenankan menemui pasien jika keadaanmu kotor seperti itu”

“Ne, saya mengerti Uisanim”

Sehun segera mendudukkan tubuhnya di kursi tunggu didepan ruang rawat Chanyeol. Matanya menatap kearah lantai. Malam ini, dua kali sudah ia membahayakan Chanyeol.

‘Seharusnya semuanya tidak begini’ batinnya menyeruak. Ia menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.

Awalnya pernikahan ini hanya sebatas kotrak. Hitam diatas putih. Tidak seharusnya ia melibatkan perasaan.

Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Menyerah atas seluruh perjanjian itu. Hatinya yang mengkhianatinya. Hatinya berkata tak ingin mencintai lagi tapi apa nyatanya.

Ia bahkan tak mau melepaskan Chanyeol barang sedetik.

“Bagaimana kabar Chanyeol?”

Sehun menoleh dan meneguk salivanya cepat. “Jongin”

Jongin yang tahu persis keadaan Sehun menepuk bahu Sehun. Memberikannya keyakinan jika semuanya akan baik-baik saja.

Lama mereka terdiam, Sehun memikirkan keadaan Chanyeol sedang Jongin sendiri merasa iba dengan takdir yang tertulis untuk Sehun. Sampai Sehun berdeham. “Ekhm, kau bawa bajuku tidak? Aku ingin menemui Chanyeol”

.

.

.

Kyungsoo terus mengompres luka diwajah tampan Kris dengan telaten. Namja tinggi itu hanya menatap kosong pada langit-langit kamarnya.

“Bukankah sudah kubilang untuk tidak menyakitinya?”

“Bukan aku, tapi Sehun”

Kyungsoo menghela nafasnya. Memang Sehun yang menghempas tangan Chanyeol. Tapi sehun tak akan melakukan hal itu jika Kris tidak memanas-manasinya kan? Ayolah.. Sehun tidak segila itu.

“Hyung, boleh aku minta sesuatu?”

Kris mengangguk. Kyungsoo menghirup udara sebanyak yang ia bisa. “TemuiBaekhyundankatakansesuatupadanya”

Kris mengerutkan alisnya. “Kyungsoo bicara pelan-pelan”

Kyungsoo menggeram. Lalu menundukkan wajahnya merasa tak sanggup bicara. Sampai dirasakannya sebuah tangan besar mengusap rambutnya lembut. Ia percaya ia harus mengatakan ini semua.

Why Me? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang