Delapanbelas

3K 280 31
                                    

Sehun menarik satu bibirnya melengking keatas. “Lalu apa itu masalah bagimu tuan Wu?”

Kris tersenyum menyeringai bahkan lebih mengerikan dan jauh lebih menawan dibanding seringaian Sehun.

“Kita, sama tidak boleh jatuh cinta”

“Kau yang tak boleh hyung”

Sehun menatap langit malam melalui balkon kamar Kris yang memang tidak pernah tertutup. “Aku tak pernah berfikir untuk jatuh cinta, tapi aku jatuh cinta” lirihnya.

Kris menghela nafasnya.
“Aku mengatakan ini bukan berarti aku menyerah atas Chanyeol, Sehun-ssi”

Sehun menatap Kris dengan tatapan datarnya. Kris menghela nafasnya dan berdehem singkat.

“Baekhyun”

Sehun mengeraskan rahangnya setelah mendengar nama itu. matanya menatap Kris tajam. Membuat Kris tersenyum.

“aku ingin mengingatkanmu jika Baekhyun bukan hanya masalahku. Dia juga masalahmu. Dan aku harap kau tak membawa Chanyeol dalam masalah Baekhyun”

Sehun membuang wajahnya. merutuki kebodohannya yang melupakan satu hal. Ia menghembuskan nafasnya kasar.

“Jika kau seorang psikopat, aku adalah pembunuh berdarah dingin maka Baekhyun adalah...”

Kris tak sanggup meneruskan kalimatnya saking tahunya ia bahwa Baekhyun bukanlah orang sembarangan. Sehun menghela nafasnya.

“Dia adalah kejahatan itu”

.

.

.

Baekhyun menatap langit malam yang gelap pekat dengan senyuman manis dan tulus. Ia mengabaikan suara suara lain di trotoar itu.

Ia kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah apartement. Ia menekan angka yang begitu dihafalnya. Dan saat pintu itu terbuka ia memasuki apartement itu.

“Kau dari mana?”

Baekhyun berhenti melangkah dan menghembuskan nafasnya lelah. “Dari mana saja aku itu bukan urusanmu”

“Jelas urusanku”

Lelaki itu bangkit dan menghentikan segala pergerakkan Baekhyun. Membuat Baekhyun menghadapnya dan menatapnya.

“Demi Tuhan, Baekhyun menyerahlah”

Baekhyun melepas cengkraman namja itu dan menatapnya dengan nyalang. “Kenapa aku harus menyerah? Kau melihat mereka?”

Namja dihadapannya menghela nafasnya. Kamudian meraih kedua pipi Baekhyun, membuatnya menghadap kearahnya.

“Byun Baek Hyun. Berhentilah”

Baekhyun memejamkan matanya. “Aku tak ingin seperti ini. Tapi melihat mereka bahagia dan tersenyum, entah mengapa aku membencinya”

Namja itu menarik Baekhyun kedalam pelukannya. Mengusap punggung Baekhyun sayang. Membuat satu isakkan meluncur dari bibir mungil Baekhyun.

“Jangan hiks.. jangan halangi aku... hiks...”

.

.

.

Chanyeol membuka matanya dan mendapati sebuah tangan melingkar dengan begitu nyamannya di perutnya. Ia berbalik dan mendapati Sehun tertidur dengan memeluknya. Ia tersenyum.

Ia mengubah posisi tidurnya yang sebelumnya miring menjadi berbaring. Menggerakkan tangannya menuju perutnya dan tersenyum. Tersenyum membayangkan ada janin didalam perutnya membuatnya ingin menangis.

Why Me? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang