Part 16

6.9K 293 4
                                    


Hari ini Deon tampak serius dengan berkas-berkas yang ada dia atas mejanya, sesekali ia membaca berkas tersebut lalu menandatanginya, membacanya lagi lalu kembali menandatanganinya ,begitu seterusnya.
Disela kesibukannya,Deon teringat bahwa beberapa waktu lalu dia mengajak yara untuk menemaninya ke pesta pertemuan para pengusaha , buru-buru dia menyelesaikan pekerjaannya ,dia ingin menemui yara dan mengajak gadis itu ke suatu tempat.

***

Di Restoran tempat yara bekerja, terlihat gadis itu sedang sibuk melayani para pelanggan yang datang, sesekali ia juga membersihkan meja ketika pelanggannya sudah pulang.

Ketika sedang membersikan sebuah meja, tiba-tiba yara dikejutkan dengan suara deheman dari belakangnya.
Yara terlonjak kaget ketika dia membalikkan badan dan terlihat Deon sedang menatap yara dengan kedua tangan berada di saku celananya dan tak lupa dengan wajah datarnya.
Meskipun Deon sudah memasang wajah datar, tapi tak sedikit para pelanggan perempuan di restoran itu menatapnya dengan tatapan kagum dan memuja, ada juga yang menatapnya dengan tatapan centil. Tapi yang di tatap hanya bersikap acuh tak acuh.

"Ada apa pak Deon , ada yang bisa saya bantu?" Tanya yara pelan

Deon mendengus "berapa kali saya katakan jangan panggil saya bapak"ucapnya

"Tapi ini tempat kerja pak, bapak disini adalah bos saya,saya tidak enak.Nanti saya dikira tidak tau sopan santun dengan atasan" balas yara

Deon mendesah pelan "baiklah ,terserahmu. Sekarang ganti pakaian mu dan kita harus pergi ke suatu tempat"

"Kemana pak? Tapi perkerjaan saya belum selesai" tanya yara penasaran

"Nanti kamu juga tau ,sekarang cepatlah. Soal pekerjaanmu itu urusanku" jawabnya yang di balas dengan anggukan oleh yara dan segera bergegas.
Setelah selesai, yara kembali menemui Deon yang tengah berbincang dengan ibu Kim
"Sudah pak"ucapnya pelan namun bisa menghentikan percakapan dua orang di depannya itu
Deon menatap yara lalu menangguk "baiklah , kami permisi dulu" pamit Deon kepada ibu kim yang dibalas dengan membungkukkan badan dari wanita tua itu sebagai ungkapan hormat.

.
.
.
.

Selama di perjalanan Deon dan Yara sama-sama memilih diam, Yara sebenarnya penasaran kemana mereka akan pergi, tetapi dia takut bertanya kepada pria di sebelahnya itu, sehingga mau tidak mau yara harus meredam rasa penasarannya itu hingga mereka sampai di tempat tujuan.

Tak lama kemudian mobil yang mereka kendarai berhenti di depan sebuah bangunan.
Yara membaca tulisan yang ada di depan bangunan itu, ini kan butik pikirnya

"Ayo turun" ucapan Deon menyadarkannya
Yara mengangguk buru-buru ia keluar dari mobil dan mengikuti deon dari belakang

Mereka di sambut oleh beberapa karyawan yang membungkukkan badan disusul oleh perempuan yang langsung memeluk Deon
"Aku merindukanmu deon, sudah dua tahun kau tak pernah datang lagi kebutikku"ucap perempuan itu sambil melepas pelukannya

Cantik batin yara, perempuan hadapannya itu memiliki wajah yamg cantik, tubuh yang indah dan kaki yang jenjang. Begitu juga dengan penampilannya yang tampak elegan
Berbeda dengan yara yang memiliki tubuh yang tekesan mungil dan penampilan yang bisa dikatakan sangat sederhana. Memikirkan itu membuat yara hanya meringis pelan merasa tidak ada apa-apanya di banding perempuan yang ada di depannya itu dan juga merasa tidak pantas berada di butik mewah seperti ini.

"Aku juga merindukan, seli. Ngomong-ngomong dimana suamimu ?" Tanya deon kepada wanita yang dipanggilnya dengan sebutan seli itu

"Dia selalu sibuk di kantornya" gerutunya
"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini, dan siapa gadis yang kau bawa ini" sambungnya sambil menatap yara dengan tatapan menilai

Loving BillionareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang