Part 12

11.7K 554 3
                                    

***

Saat ini yara terlihat bingung hendak memakai baju yang mana, sedari tadi ia sudah sibuk mencari pakaian  yang akan di pakainya ,tapi tak ada satupun yang cocok di tubuhnya. Rata-rata baju baju yang ada disana terlihat kebesaran di tubuhnya.

"Kenapa tak ada satupun yang cocok untukku" ucapnya frustasi

Dengan sangat hati-hati yara kembali  mencari pakaian  mana yang cocok untuknya, ia takut merusak pakaian yang ada disana, karena menurutnya semua pakaian yang ada disana adalah pakaian bermerk yang harganya pasti mahal  ,sangat jauh berbeda dengan pakaiannya yang terkesan sangat sederhana.
Kebanyakan pakaian yang dimiliki gadis itu adalah kaos dan celana jeans serta beberapa kemeja seperti yang sedang dipakainya saat ini, kemeja itu  sudah kucek dan tampak tipis, warnanya pun sudah berubah  , terlihat sekali pakaian itu sudah  lama ,dan sudah terlalu sering dicuci.

Lama mencari pakaian, akhirnya yara menemukan satu pakaian yang menurutnya muat di tubuhnya dan yara bergegas mandi.

*
yara menatap dirinya yang sedang berada didepan cermin ,ia tersenyum tipis mengagumi dress yang melekat di tubuhnya. Dress berwarna hijau tosca dengan panjang selutut terlihat sangat cocok di tubuhnya.
Kadang gadis itu meringis pelan ,ia merasa tidak pantas mengenakan pakaian mahal itu, ahh tapi yasudahlah toh yara hanya mengenakan baju itu malam ini saja, besok ia pasti akan mengembalikan gaun itu.

***

Cahaya pagi ini merambat masuk dari celah jendela kamar Deon, membuat lelaki itu mengeluh sesekali tubuhnya menggeliat.
Ia melirik jam yang berada di atas nakas tempat tidurnya
Pukul 7 pikirnya, Deon masih mengantuk tapi karena rasa haus yang melandanya Deon pun bergegas turun dari tempat tidurnya.
Dahi Deon mengerut mendengar suara seseorang, siapa orang pagi-pagi begini ada disini pikirnya, sampai ia menepuk keningnya tersadar " bagaimana mungkin aku lupa kalau  semalam aku membawa gadis itu kesini" Deon melihat yara membelakanginya, gadis itu terlihat sibuk dengan pekerjaannya bahkan ia tidak sadar kalau Deon sudah ada disitu dan menatapnya

Deon menatap gadis itu lekat-lekat, yara terlihat cantik mengenakan dress selutut yang sangat cocok di tubuhnya yang mungil itu.

Suara deheman Deon membuat gadis itu tersentak kaget dan membalikkan tubuhnya, matanya makin melotot dan sedetik kemudian ia menutup mata dengan kedua tangannya akibatnya gelas  yang ada ditangannya terjatuh.

Untungnya Deon dengan sigap menangkap gelas yang sudah berisi itu tepat waktu
"Hey, apa yang kau lakukan?" Sentaknya

"Umm..., tapi itu... anu.. kenapa kau tidak memakai baju ?" Ucapnya pelan membuat Deon sadar kalau ia sedang bertelanjang dada dan  hanya memakai boxer saat ini.
Deon memang sudah terbiasa tidur hanya mengenakan boxer

"Kenapa? Apa yang salah?  Aku kan memakai boxer,bukan telanjang bulat"

"Maaf, aku hanya tidak biasa melihat orang seperti itu"  yara menunduk

"Mulai sekarang kau harus terbiasa, dan satu lagi kau bisa melukai dirimu jika kau  sembarangan menjatuhkan gelas  apalagi ada isinya seperti tadi" ucapnya dingin

"Ngomong-ngomong baju itu  cocok untukmu" sambungnya lagi tapi  masih terdengar dingin

"umm...Terimakasih, tapi aku janji akan mengembalikan baju ini"gugupnya sekaligus merasa tidak enak

" tidak perlu, aku tidak akan jatuh miskin hanya karena aku memberikan baju itu untukmu"ujarnya  terdengar sombong 

"Baiklah, ini aku sudah membuatkanmu sarapan,  tapi maafkan aku kalau ini hanya seadanya saja, aku lihat hanya ini yang ada di kulkasmu, tidak ada bahan lain lagi" ucapnya menyodorkan roti keju telur panggang buatannya
Deon menyadari kalau di kulkasnya memang tidak ada apa-apa karena selama ini dia memang tidak pernah memasak.

harap-harap cemas Yara menatap Deon yang sedang melahap mamakannya
"Enak" gumamnya membuat yara menyunggingkan senyum tipisnya
"Kenapa kau tidak makan?" Deon menatap yara yang hanya diam berdiri
"Aku akan makan nanti" ucapnya sopan

"duduk dan makanlah disini"

"Umm.,tapi...

"Aku tidak membayarmu untuk membantahku yara, sekarang makanlah, ini perintah!" Yara sontak langsung duduk dan menuruti perintah Deon, mereka makan dalam diam.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue
Jangan lupa vote & commentnya

Loving BillionareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang