Part 15

16.5K 642 29
                                    

***

Pukul 7 malam Deon selesai meeting dan langsung memacu mobilnya kembali ke rumah sakit untuk menjemput yara.
Setibanya disana Deon mendapati Yara tertidur dengan posisi duduk di kursi dan kepala menghadap sang ibu , Deon melirik sekilas kearah wanita paruh baya yang juga tertidur lalu kembali menatap Yara. Mata Deon seolah menjelajah mulai dari mata,hidung, serta bibir yang tak luput dari perhatiannya. Gadis di hadapannya itu tampak sangat polos dan tenang, tak lupa kalau gadis itu tetap terlihat cantik walaupun dalam keadaan tertidur .

Deon mati-matian menahan tangannya agar tidak mengelus wajah wanita cantik di hadapannya saat ini.
Ternyata tangannya sudah lebih dulu membelai pipi yara.
"Hei" ucapnya pelan berharap yara bangun .

"Hmmmm....
Ternyata sentuhan Deon di pipinya membuatnya nyaman buktinya bukannya bangun, yara malah memperbaiki posisi kepalanya lalu kembali tidur, Deon yang melihatnya malah menggeleng gemas .
Kali ini Deon menepuk-nepuk pelan pipi yara
"Yara bangun" ucapnya sepelan mungkin agar tidak mengganggu ibu yara, dan usahanya kali ini berhasil

"ughhh.....
Yara mengucek matanya layaknya anak kecil membuat Deon terkekeh pelan

"Deon, kapan kamu sampai? " tanyanya setelah tersadar

"Sekitar satu jam yang lalu" bohongnya

Yara terkejut lalu melihat jam dinding di ruangan itu "serius?" tanyanya tak percaya

"Iya,kamu tidurnya nyenyak sekali seperti vampir udah gitu susah dibangunin" balas Deon membuat yara menunduk malu
Tiba-tiba Yara seperti teringat sesuatu
"Masih jam 7,aku tadi tidurnya pukul 6.30 berarti aku baru tidur setengah jam, kalau kamu bilang kamu sudah disini sejam yang lalu harusnya aku tau" ocehnya dengan tampang bingung setelah kembali melihat jam

" aku baru tiba disini beberapa menit yang lalu" Deon terkekeh melihat tampang yara

"Yasudah ayo kita pulang" Deon mengacak rambut yara yang masih bingung

*

"Kita makan malam dulu, aku tau kamu belum makan.kamu mau makan dimana? tanya Deon sambil mengenakan seatbeltnya

"Terserah dimana saja" balasnya
Deon mengangguk lalu melajukan mobilnya ke salah satu restoran mewah

Disana mereka di sambut oleh pelayan-pelayan
"Selamat malam tuan,nona" sapa setiap pelayan yang mereka lewati
Deon hanya mengangguk dengan wajah datarnya sedangkan yara tersenyum kikuk
Mereka di tuntun ke salah satu meja kosong di restoran itu
Mata yara menatap kagum Restoran ala Eropa tempat mereka makan.
Seorang pelayan memberikan buku menu untuk mereka berdua
" French Cuisine ,Round Steak &
minumannya Sangria " kata deon cepat

Yara yang sedari tadi samasekali belum memesan makanan, ia hanya menatap buku menu yang didepannya sesekali matanya terbelalak.
Deon menatap gadis itu dengan diam, sampai ucapan yara membuat Deon tampak terkejut

" aku mau Bread dan minumnya iced tea "
Bukan hanya Deon yang terkejut tapi pelayan wanita itu juga tampak terkejut ,membuat Yara merasa tidak enak dan malu

"Batalkan itu ,dan buatkan makanan yang sama denganku untuknya" ucap Deon tegas kepada pelayan tanpa melepas pandangannya dari gadis di hadapannya itu
Yara mendongakkan kepalanya hendak mengatakan sesuatu tapi langsung disela Deon
"Jangan membantahku Yara, aku tidak menerima bantahan, turuti saja!"
Mau tak mau yara hanya mengangguk

"Jadi kenapa kau memesan makanan yang itu ?" Tanya Deon setelah pelayan itu pergi, sungguh ia tak habis pikir dengan otak gadis ini
mana bisa dia kenyang hanya memakan bread sedangkan dari tadi siang yara sama sekali belum makan, dan demi Tuhan makanan yang di pesan yara itu adalah makanan termurah yang ada di restoran itu dan yang di pesan Deon adalah yang termahal

"Aku hanya ingin makan bread"

"Bohong!" Sambar Deon "mana mungkin kamu ingin makan bread saja sedangkan kamu belum makan apa-apa dari tadi siang"
Yara menatap Deon sambil mendesah pelan
"Makanan yang ada di sini sangat mahal, aku tidak punya uang untuk membeli makanan semahal itu,bahkan harga paling murah disini sama dengan setengah gajiku bekerja di restoran " lirihnya

Deon menatap lekat yara " apa gaji yang ku berikan masih kurang? Bahkan gaji dariku sudah bisa kamu gunakan untuk membeli makanan termahal disini"

" gaji yang kamu beri sudah lebih dari cukup, tapi aku masih punya adik dan ibu yang perlu makan dan dihidupi, jadi tidak mungkin aku menghabiskan gaji satu bulanku untuk seporsi makanan restoran ini, bisa-bisa ibu dan adikku tidak makan sebulan" balas yara membuat hati Deon merasa dicubit mendengar jawaban gadis itu

"Baiklah, lagian aku tidak membawamu kesini untuk membayar makan sendiri . Aku sendiri yang akan membayar makananmu" Deon berusaha merubah suasana yang sempat membuat dadanya merasa sesak mendengar suara lirih yara
Sampai pesanan mereka datang, Deon menatap yara yang sedang fokus dengan makanan yang di hadapannya

Ketika hendak pulang, Deon hanya berdiri dan menggenggam
tangan yara keluar restoran membuat yara menatap Deon bingung
"Apa kita tidak membayar makanannya dulu?" Tanyanya tapi Deon tetap diam dan terus berjalan sambil menggenggam tangan yara.
Yara sesekali melirik ke arah pelayan takut tiba-tiba salah satu dari pelayan itu memanggil mereka ,tetapi sampai mereka ada di dalam mobil pelayan itu samasekali tidak datang menghampiri mereka

"Jadi kenapa kamu tadi tidak membayar makanan itu" tanya yara sepelan mungkin ,dia masih penasaran kenapa pelayan itu tidak meminta bayaran

"Buat apa aku membayarnya kalau akhirnya uang itu akan kembali padaku lagi "
Yara menyergit bingung "maksudnya?"

"Restoran itu milikku, jadi untuk apa aku membayar makanan tadi" ucapan Deon membuat yara melongo dan deon mau tak mau terkekeh melihat ekspresi yara

"Pantas saja, semua pelayan tadi menyapa dan menunduk tiap kali kita melewati mereka" jelas yara ,Deon yang mendengarnya hanya tersenyum tipis
Setelah itu mereka sama-sama diam sampai akhirnya Deon mengantarkan yara kerumahnya
.
.
.
.
.
.
.

Udah di lanjut tuh

To be continue
Vote&comment please

Loving BillionareWhere stories live. Discover now