Teman Baru?

2.1K 90 0
                                    

Hari Senin, hari yang sangat menyebalkan bagi semua murid di SMA Valkira, terutama kelas XI.IPA.2 yang mendapatkan siksaan lebih pedih seusai menjalankan upacara bendera. Jam pertama disambut dengan pelajaran matematika, yang langsung diterangkan oleh Pak Adi, guru yang killer dan super disiplin di SMA Valkira. 29 dari 30 murid dikelas sudah sangat menahan emosi dengan apa yang disuguhkan di pagi hari ini, tidak ada alasan lagi untuk semangat ke sekolah di hari Senin. Satu orangnya? Seorang perempuan yang memiliki senyum manis dan mata indah, Shine.

Shine Brillianty, satu-satunya murid yang dengan senang hati mencoba mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan di depan kelasnya. Tidak heran, jika ia bisa menyelesaikan semua soal yang bersangkutan dengan menghitung. Matematika, pelajaran yang sangat disukai oleh Shine. Begitupun Shine, murid yang sangat disukai dikelasnya. Karena apa? Tentu saja karena kepintarannya. Tapi bukan itu saja, Shine adalah sumber warna bagi kelas itu. Keceriaan dan sifatnya yang pecicilan membuat semua orang ikut bahagia melihatnya. Dia adalah magnet bagi temannya, siapapun yang menatap mata indah itu akan langsung tertarik untuk terus berada disamping Shine. Dengan menatap matanya saja sudah nyaman seperti berada dipelukan doi.

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Kantin SMA Valkira sudah dipenuhi oleh makhluk-makhluk yang sedang memberi makan cacing diperutnya. Dimeja kantin ketiga dari pintu, Shine menyantap semangkuk batagor kesukaannya. Tapi ada yang aneh, kali ini Shine makan tidak ceria seperti biasanya. Wajahnya seperti orang kebingungan. Hal itu dirasakan oleh Ica, teman sebangkunya yang sedang duduk dihadapan Shine. Ica menatap Shine yang terlihat lebih imut karena raut kebingungannya.

Ica Maharani, teman sebangku Shine dari kelas 10. Berbeda dengan kelakuan dan sifat yang dimiiki Shine, justru Ica sangat berbanding terbalik dengannya. Ica anak yang kalem dan dan lemah lembut, dia yang selalu menenangkan sifat pecicilan dari Shine. Tapi, siapa sangka dibalik sifat kalemnya, Ica juga orang yang mudah kesal dan baperan. Kata kalem itu seakan lenyap saat ica sedang kesal. Anak yang cantik dan manis dengan alis yang tebal dan hidung yang hampir tidak ada batangnya, sungguh mancung yang tertunda. Oh iya, cengeng adalah bagian dari Ica, berlawanan dengan Shine yang tidak pernah menangis.

"Shine kenapa si? Kok daritadi diem gini, ga biasanya. Apa Shine banyak hutang? Atau dia lupa cara makan?." Batin Ica.

"Shine lo kenapa si? Kesambet ya?." Tanya Ica sembari menampar kecil pipi Shine.

"Gue bingung ca."

"Bingung kenapa? Story-story dong." Ucap Ica dengan semangat ingin mendengarkan curhatan Shine.

"Tadi soal terakhir kok bisa dua ya jawabannya, kan yang atas pangkat dua terus yang bawah ada akarnya jadi pangkat setengah. Pangkatnya lebih gede yang atas kan? Harusnya jawabannya tak hingga dong bukan dua." Jelas Shine panjang lebar.

"Ealah buset kok gue betah ya temenan sama lo. Mending sekarang lo makan deh biar ga sia-sia gue beliin lo batagor, makan yang kenyang terus lupain pelajaran jahannam itu."

"Tapi ca, gu"

"Udah jangan ada tapi-tapian, ayo makan."

"Yaudah deh, gue beli minum dulu ya." Ucap Shine yang hanya dibalas anggukan oleh Ica.

Shine berjalan dan mengambil dua botol air mineral dingin. Saat ingin membayarnya, Shine tidak menemukan selembar uangpun disakunya. Uangnya hilang entah kemana.

"Ini uang kemana si, kek doi aja deh ilang-ilangan. Terus gue bayarnya gimana ini ish." Batin Shine dengat raut wajah yang kesal.

"Ini bu uangnya. Airnya 4 botol sekalian sama punya Shine."

Shine menatap tangan kekar yang terulur memegang selembar uang berwarna biru itu. Ia menoleh ke samping melihat siapa yang sudah menyelamatkan dua botol minuman itu agar tetap bersamanya. Shine menghembuskan napas kasar melihat orang di sampingnya itu.

Yahhh si monyet ternyata. Gumam Shine.

Monyet? Gustav Al Radez, itulah nama aslinya. Panggil saja Gus. Cowok jangkung yang super tinggi. Anak yang sangat kalem dan pemalu, tetapi bisa malu-maluin kalau sudah kenal sangat dekat. Dibalik sifatnya yang dikenal kalem, Gus sangat bacot dan heboh di sosmed. Semua bacotannya itu menghibur dan mengundang tawa netizen di sosmed, aneh. Murid-murid di sekolahpun lebih mengenalnya dengan julukannya disosmed 'Pierro'. Gus adalah sahabat Shine dari kecil. Gus yang selalu menemani dan senantiasa ada untuk Shine dalam situasi apapun. Gus, orang yang paling sabar dan tahan dengan sifat moodyan yang dilestarikan oleh Shine. sudah terhitung belasan tahun ikatan pertemanan mereka.

"bilang apa lo tadi hm?." Tanya Gus dengan sedikit menunduk dan sebelah alis yang terangkat menambah kharisma yang dipancarkan.

"Eh engga-engga, hehe. Makasih ya abang Gustav yang baik hati dan tidak sombong." Shine menyengir lebar dengan terpaksa dan tidak ikhlas demi untuk melangsungkan hidup lebih lama lagi.

"Iya sama-sama adek kecilnya abang. Nanti jangan lupa diganti ya nyet duitnya. Awas aja kalo lo ga ganti." Ancam Gus sembari mengacak-acak rambut Shine.

"HEH RAMBUT GUE!"

"Kenapa?"

"Kusut bego"

"Emang udah kusut daritadi, lo nya aja kali yang ga sisiran rambut."

"Mana ada, tadi rambut gue cetar badai kok."

"Ehem gue gasuka ya liat keuwuan orang lain." Ucap seseorang di samping Gus.

Kalimat yang dilontarkan itu sontak membuat Gus dan Shine menoleh ke sumber suara. Shine terpaku menatap setiap inci wajah seorang pangeran di depannya.

"Siapa ni? Kok ganteng?" Shine berbisik ke Gus.

"Temen gue anak baru. Eh tunggu-tunggu, Apa? Ganteng? Idih najis."

"Sirik aja ni kuda, kenalin dong."

"Bodoamat kenalan aja sendiri."

Gus berjalan menuju meja yang tadi ditempati oleh Shine. Disusul oleh Shine dan pangeran ganteng si anak baru. Disitu terlihat Ica yang tampak duduk dengan raut wajah yang kesal. Mereka duduk berempat dimeja panjang itu.

"LAMA AMAT SI WOI HAUS NI." Semprot Ica.

"Sabar napasi, ni minumannya." Shine memberikan sebotol air ke Ica.

Namun Shine dan botol minuman itu tak digubris oleh Ica. Ia hanya sibuk menatap pemandangan indah di depannya. Apa lagi dan siapa lagi kalo bukan pangeran ganteng si anak baru.

Drax Zeroun, teman Gus semasa SMP. Itulah nama si pangeran ganteng ini. Dari namanya saja sudah terlihat betapa kerennya anak baru ini. Spesies badboy yang diimpikan para ciwi-ciwi. Berbeda dengan badboy lain yang dikenal dengan sifat dingin dan irit berbicara, Drax adalah tipe orang yang bacot ke orang lain. Ga hanya itu, banyak perbedaan Drax dengan badboy lain yang pernah ada. Apa? Rahasia. Ganteng? BEHHH. Tinggi, alis yang tebal layaknya ulat bulu, mata hitam pekat, hidung mancung, dan bibir menggoda. Sungguh spesies sempurna yang harus benar-benar dijaga dan gaboleh dibagi-bagi.

Mereka kenalan satu sama lain dan mulai menjalin ikatan pertemanan. Empat spesies yang memiliki karakter berbeda, bergabung menjadi satu. Pertemanan yang saling melengkapi satu sama lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Born To ShineWhere stories live. Discover now