SM-1

7.9K 386 0
                                    

Malam kini telah kembali, bintang-bintang dan bulan kini kembali menghiasi langit gelap. Disini, ada seorang lelaki tampan tengah duduk di atas panggung kecil. Panggung kecil yang berada di sebuah Caffe.

Lelaki itu adalah Alivin Damara. Sosok lelaki yang selalu di puja ketampanan-nya oleh kaum hawa. Entahlah, tapi yang jelas Ali selalu mengacuhkan itu semua.

Ali berasal dari keluarga sederhana. Bagi Ali, ia di terima bekerja di Caffe seperti ini sudah sangatlah bersyukur. Kalian tahu? Jika Ali disini bukan bekerja sebagai Pelayan atau Chef  melainkan. Ali bekerja sebagai penyanyi Caffe. Suara merdu milik Ali selalu membuat semua orang memuja dirinya.

Seperti saat ini, lelaki itu terduduk di kursi yang telah di siapkan di atas panggung kecil. Senyuman-nya merekah pada bibir lelaki itu. Di dalam pangkuan-nya terdapat gitar berwarna cokelat. Dan di hadapan-nya sudah ada Mic yang telah menantinya untuk segera bernyanyi.

"Selamat malam semua," sapa Ali sambil tersenyum. Sontak membuat semua orang melihat kearah sumber suara yang menyapa mereka. Senyuman yang mengembang pada ujung bibir Ali membuat semua pengunjung Caffe kini ikut tersenyum. Entahlah, Ali bagaikan magnet bagi mereka yang bisa menarik semua orang akan pesonanya.

"Saya disini akan menghibur kalian semua, dan kali ini saya akan nyanyikan salah satu lagu untuk mewakili isi hati saya. Semoga kalian suka," ucap Ali lalu membenarka Mic di hadapan-nya.

Ali kini mulai memetik senar gitar-nya perlahan. Menyesuaikan petikan gitar dengan nada lagu yang akan ia nyanyikan. Saat ini Ali mulai bernyanyi. Mata indahnya kini tertutup perlahan. Bulu mata lentiknya terlihat sangatlah indah. Mata tajam hitam seperti burung elang itu kini tertutup rapat. Ali menyanyi sambil menghayati setiap lirik lagu yang ia nyanyikan.

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita

Di saat ku tertatih tanpa kau di sini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku

P

etikan gitar Ali terhenti. Begitupula dengan nyanyiannya yang ikut terhenti. Ali lalu membuka matanya. Ali terkejut ketika ia melihat semua orang menatap kearahnya. Ali mengedarkan pandangannya, banyak sekali pengunjung Caffe yang meneteskan air matanya? Apa ia salah bernyanyi?

Ali mengernyit bingung. Ada apa? Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mengapa mereka menangis?

Tiba-tiba suara bariton mengaget-kan Ali. "Kamu keren Li! Kamu menghayati banget nyanyi lagu ini sampai buat saya nangis!" ucap Andri pada Ali sambil menepuk bahu Ali.

Ali tersenyum simpul. "Terima kasih Pak, Nyanyian saya masih harus belajar lagi, belum bagus." ucap Ali merendah.

Andri menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasalnya baru kali ini ia bertemu dengan anak seperti Ali. Setahu Andri banyak di luar sana yang bergengsi untuk bekerja. Apalagi bernyanyi di Caffe setiap malam seperti Ali. Ali masih muda seharusnya sekarang ini ia bisa seperti yang lain melanjutkan pendidikannya. Tapi takdir sudah menggosreskan jika Ali harus berhenti sekolah.

Andri adalah pemilik Caffe Chip's ini. Dia juga yang menerima Ali langsung sebagai penyanyi Caffe di tempat Caffe miliknya sendiri. Karena Andri sangatlah mengakui jika suara Ali memang benar-benar bagus sekali.

About Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang