Chapter 32

1.2K 161 118
                                    

 "Beth, ada pintu darurat di belakang panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beth, ada pintu darurat di belakang panggung. Bagaimana kalau kita coba lewat situ? Jaraknya tidak begitu jauh dari sini."

Ia mendekati kawannya dan mendapati Syahna menunjuk simbol pintu di denah. Ia tersenyum dan mengangguk. "Bagus, Syahna! Kita kesana saja," dengan penuh semangat, ia menggandeng tangannya dan menariknya untuk mempercepat langkahnya. 

"Hei, kau tahu sekarang pukul berapa?" tanya Syahna. "Ponselku hilang. Dasar sial."

"Tunggu," Beth mengambil ponsel dari saku celananya. "Pukul satu siang."

"Ugh. Pantas saja aku merasa lapar."

Beth baru saja akan memasukkan ponselnya lagi ke saku celana. Namun, sebuah pesan baru masuk. Ia pun menggeser lockscreen-nya dan membuka pesan tersebut. 

Isinya membuat Beth bergidik.

Aku tahu kau selamat dari ledakan itu! Angkat teleponku atau aku akan mengatakan pada orang tuamu yang sedang kau lakukan sekarang!

"Shit," Beth merasakan kakinya gemetar. "James tahu tentang rencana kita ini, Syahna."

Syahna langsung berbalik. Ekspresinya terkejut bercampur takut. "Apa?" ia mendekati Beth dan turut membaca pesan yang tertera di ponselnya. "Bagaimana bisa?"

"Mana kutahu?!"

Ponsel Beth diberi mode silent hingga saat telepon James masuk, benda itu tidak mengeluarkan suara. Ia bisa saja mengabaikan telepon ini. Namun, di sisi lain, jika saja ia tidak mengangkatnya, kemungkinan besar ketika mereka bertemu James akan mengikatnya dan tidak mengizinkannya pergi. Dan sungguh, ia sama sekali tidak kaget jika ia melakukannya.

"Ha—halo—"

"For fuck's sake kau benar-benar membuatku gila!" Beth menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar James berteriak. "Kau tahu seberapa paniknya aku karena kau tidak mengangkat teleponku?! Aku kira kau mati! Ternyata kau malah berkelana di arena guna menyelamatkan Greyson dan yang lainnya?! Dimana otakmu, Bethany?!"

"Wow! Tenanglah, Pak Tua!" Beth berseru sewot. "Jika kau berpikir aku akan pergi begitu saja saat Greyson dan yang lainnya terjebak di dalam arena, maka kau salah besar! Aku tidak mungkin membiarkan mereka terluka lagi!"

"Dengan mempertaruhkan nyawamu sendiri?!"

"Kau agen. Seharusnya kau tahu."

"Astaga. Kau benar-benar-"

Hening. Beth dan Syahna saling bertatapan selama mendengar deru nafas James yang berderu cepat. Hanya dengan itu, ia tahu kalau ia dalam masalah yang sangat besar.

"Dengarkan aku dan aku tidak menerima penolakan," tegas James. "Berhenti apapun yang sedang kau lakukan sekarang! Kau memegang denah, bukan? Gunakanlah denah itu untuk mencari pintu keluar, secepatnya. Aku tidak peduli seberapa jauh kau sekarang dari sana, namun, aku menunggu kedatanganmu dalam lima menit."

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang