Mungkin Taehyung tahu karena bisa membaca gerak-gerik cowok tersebut.

"Stadion ini bukan milikmu, Jungkook."

Mata Jungkook melebar ketika cowok berkulit pucat yang babak belur itu berdiri dari kursi dengan kepala tertunduk, ia mirip dengan zombie. Taehyung menoleh ketika Yoongi memanggil nama si ketua preman.

"Badan kecil, mungil kayak kurcaci berani melawanku? Baiklah, kalian yang minta untuk tumpah darah di sini." Benar dugaan Taehyung, Jungkook mengeluarkan dua pisau lipatnya. Jungkook terkenal sebagai pembunuh berantai, bahkan polisi-polisi yang menangkapnya mati di tangannya.

Taehyung membelalak, dia tidak punya senjata kecuali kursi. Ya, kursi itu bisa dijadikan perisainya. Jungkook mulai berlari dan hendak melempar pisau itu ke jantung kedua cowok di hadapannya. Lagi-lagi, ia tersenyum jahat.

Tahu-tahu, Taehyung langsung mengambil kursi tersebut dan melindungi tubuhnya bersama Yoongi. Jungkook menjadi emosi karena pisaunya tidak mengenai mangsanya, pisau itu malah menancap bantalan kursi kayu tersebut.

Gaeun dan Youngrin teramat kaget. Youngrin ingin membantu, tetapi ia yakin jika Taehyung bisa menyelesaikannya secara baik-baik sehingga Gaeun menahan Youngrin untuk tetap di tepi.

"Sial!" Jungkook mencampakkan kursi tersebut ke sembarang arah sampai bagian-bagian kursi terlepas. Sekarang, senjata tidak ada, pelindung juga tak ada. Kosong, Yoongi dan Taehyung hanya bisa bergantung pada Tuhan.

"Skakmat!" Jungkook langsung tertawa kemenangan dan mengarahkan kedua pisau ke dua manusia yang dosa-dosanya belum dimaafkan. Youngrin tak sanggup melihatnya dan Gaeun hanya bisa menyaksikan mereka.

"Jungkookie, mereka bilang lokasinya di ganti ke bar dekat gedung walikota. Ah, akhirnya aku tidak perlu pengap-pengapan di stadion ini." suara centil yang membuat Jungkook berhenti. Taehyung dan Yoongi amat berterima kasih pada gadis berambut ombre yang lurus dan pakaian supermini.

"Baik, sayang," ucap Jungkook menoleh ke belakang, memberi kesempatan bagi Taehyung dan Yoongi untuk merangkak mundur. Mereka sempat terjatuh saking takutnya pada ujung pisau yang mengkilat.

Jungkook menyimpan kedua pisaunya ke dalam saku lagi sambil mendesah. Taehyung dan Yoongi mengelus dada masing-masing, penuh rasa syukur masih diberi nyawa.

"Kalian aman," katanya berangsur meninggalkan stadion. Napas lega mengembus keluar dari mulut mereka berempat. Domba-domba sudah aman dari serigala.

Gaeun dan Youngrin segera mungkin menghampiri kedua pria yang terbaring. Panik sekaligus lega. Semuanya akan baik-baik saja.

Malam. Sebentar lagi. Youngrin melihat pada jam tangannya. Dia suka malam, tetapi benci sendiri. Ia menarik tangan Yoongi untuk bangkit, mengajak kakaknya untuk pulang.

Tidak berbekal apa pun, Taehyung melihat Youngrin dan Yoongi hendak keluar dari stadion. Youngrin mengacungkan jempol dengan wajah memelas, melihat ke belakang. Ia mengatakan jika dirinya oke.

"Dia baik. Jangan dibawa ke hati," nasihat Gaeun membantu pacarnya berdiri. Taehyung mengangguk sambil mengelus puncak kepala gadisnya. Rasa takut yang menggelutinya tadi perlahan menghilang. Jungkook sudah tidak ada lagi walau baru kali ini ia mengetahuinya.

Namun, sirene yang menjurus ke seluruh kota Seoul dari gedung pemerintah menghentikan aktivitas warganya. Sirene tersebut amat nyaring sehingga dapat menarik perhatian.

Ini bukan sebuah tes

Ini adalah sistem siaran darurat sedang mengumumkan awal dari pembersihan tahunan dari persetujuan pemerintahan Seoul

Fantastic ThangWhere stories live. Discover now