32 - Edisi Rangga Photo

8.7K 414 14
                                    

Sudah 2 hari sejak saat itu. Sejak Melody dan Rangga jadian dan membuat trending topik seantero sekolah.

Saat acara penembakan tempo hari Melody jadi mendapat banyak haters dari fans Rangga. Tapi, no bully, entahlah. Mungkin para fans Rangga sudah mendapat ancaman duluan untuk tidak menyentuhnya. Karena seingat Melody, Rangga pernah menampar beberapa fans nya saat tau dirinya di bully. Belum lagi saat mereka tau bahwa Melody dekat dengan Dion, boro-boro mau memaki, menatap Melody saja mereka tidak berani. Hanya sesekali Melody dengar bisik-bisik pedas tentangnya jika melewati jalanan koridor, tapi itu tidak masalah. Biarlah, selagi mereka tidak membuat gara-gara dengan menyentuh sehelai rambutnya.

Foodcourt.

CEKREK.

CEKREK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hihi. Lucu banget." Melody ngikik sendiri melihat hasil jepretannya. Rangga difotonya sangat senang dan dengan lahap menyantap makanan yang tersedia dimeja.

Senyuman Rangga, ah. Bikin fly saja, sumpah! Melody benar-benar gemas dengan cowok didepannya saat ini. Melody melahap chikenwing-nya juga, matanya masih tidak lepas memandangi Rangga.

"Udah makan sana. Ntar keselek lo." Ujar Rangga menangkap mata Melody. Melody terkekeh dan melanjutkan makannya. "Keselek apa coba?"

"Apa?" Tanya Melody.

"Keselek kegantengan gue." Cengir Rangga.

"Najis." Umpat Melody membuang muka.

Meski status Rangga dan Melody adalah pacaran, tapi tetap saja masih ada gensi dari Melody. Tapi tidak untuk Rangga, cowok itu dengan bangga memamerkan Melody kesiapapun. Termasuk saat acara seminar dari kampus Jiovert hari lalu. Rangga benar-benar pede menggandeng Melody yang masih malu-malu. Duduk berdampingan dengan rangkulan dibahu Melody membuat cewek itu selalu menunduk. Cowok dan cewek yang tempo hari menyapa mereka di mall Exio nyaris menertawai Melody karena melihat wajah Melody yang sedikit masam. Itu karena Rangga dengan usil mengacak rambut Melody didepan mereka. Pacaran aneh, sebut saja begitu. Toh Rangga memang begitu adanya. Semua yang mengobrol dengannya juga lama-lama akan kesal. Entah, tapi bagi Melody, Rangga adalah manusia yang paling menyenangkan di muka bumi ini. Tidak ada yang lain, hanya Rangga.

"Rangga, nanti anterin gue ke KFC yang di cempaka ya." Ujar Melody lagi. Iya, sudah 2 hari lalu dia kerja sebagai pegawai KFC bersama Dion. Hari pertama dia jadian dengan Rangga, dan hari pertama dia masuk kerja.

Rangga melihat kearah jus yang sedang diteguk Melody. "Kerja lagi." Melody mengangguk, menaruh gelas jusnya ke meja.

"Kenapa pake kerja sih. Lagi emang papa gak ngasih lo duit bulanan. Atau tante Kamila gak ngasih duit jajan?"

"Bukan gitu Ngga. Gue cuma gak enak aja terus ngerepotin. Gue pingin cari duit sendiri biar gak terus nyusahin. Lagian gue udah gede juga."

"Apanya yang gede?" Alis Rangga terangkat. Dan itu artinya dia sedang usil. Melody buru-buru menoel dahi Rangga pelan karena pikirannya yang pasti jorok.

"Serius gue."

"Jangan serius-serius nanti cepet tua."

"Ih apasih. Rangga, ya, anterin gue."

"Iya bawel." Rangga mengacak poni Melody dengan gemas. Matanya seperti menahan sesuatu untuk mengutarakan. Entah sejak kapan Melody merasa ada yang Rangga sembunyikan, tapi biarlah. Mungkin hanya perasaan Melody saja.

"Bentar lagi mau kemana?" Tanya Melody.

"Ke hati, terus belok ke jantung, terus turun ke lambung. Baru deh kalau udah kenyang gue langsung anter lo."

"Terus aja canda." Melody menekuk wajah.

"Terus aja cinta sama gue."

"Rangga.."

"Melody.."

"Ih."

"Ah."

"Berhenti gak!"

"Gak bisa."

"Eh, kenapa?"

"Gak bisa kalau berhenti mencintai lo. Terus aja ya?"

"Hehe. Dasar." Melody tersipu.

---

"Woy Dion." Sapa Melody saat mendapati Dion yang sudah berseragam sebagai pegawai KFC. Sedangkan dirinya baru saja membuka lokernya untuk mengambil baju pegawai miliknya.

Setelah berganti pakaian, Melody langsung menuju kasir. Pekerjaan yang pas untuk seorang penyuka hitungan. Rasanya seperti sudah terbiasa menghadapi pelanggan berbagai macam watak. Pelayanan yang buruk dan akhirnya Melody kena makian, itu tidak masalah, wajar dan Melody sudah terbiasa. Kadang Melody malah tersenyum miris karena membayangkan sosok Sendra. Wanita itu, Melody sangat Rindu. Rindu ibu angkatnya dulu. Ah!

5 jam kemudian, tepat pukul 22.00.

"Ayo balik." Seru Dion dari balik ruang ganti. Tubuhnya sudah dibaluti jaket hitam dan celana jins pendek.

Melody berdiri dari tempat duduk pelanggan, sambil menyesap pepsinya. Kakinya direntangkan dan diketukkan dilantai toko. Pegal, bukan lagi. Selama lima jam dia berdiri dan tidak sempat duduk karena pengunjung berhamburan.

"Dia balik sama gue." Suara rendah seorang lelaki masuk kedalam. Tangannya memegang kunci mobil yang kini dimasukkan ke kantong celana. Pakaiannya masih sama seperti tadi. Rangga.

"Oh." Ucap Dion seraya mengambil ranselnya dari kursi yang barusaja Melody tinggalkan. Cewek itu lari kearah Rangga. Matanya dikerjap-kerjapkan tanda untuk menebengi Dion juga.

"Mau bareng yo." Tanya Rangga. Tangannya sudah menggenggam tangan Melody. Dan aksi itu dilirik Dion sekilas.

"Gak usah. Gue mau gawe lagi di kali mas." Jawab Dion singkat sembari memasang headsetnya ketelinga.

"Oke." Rangga menarik tangan Melody pergi, dibarengi dengan lambaian tangan Melody yang memberi isyarat pamit pada Dion yang kemudian tersenyum mengiyakan.

---

Arloji ditangan Melody terbalik. Sial. Dia sempat mengumpat karena salah membaca jam. Melody menarik jaket Eza sedikit supaya kepalanya sedikit mundur. Mobil yang dibawa Kamila memang sedang melaju cepat. Telat, hal yang tidak bisa ditoleransi oleh guru killer yang ada dijam pertama Melody.

"Apa." Kata Eza sembari melempar susu kotak kedalam pangkuan Melody yang duduk dijok belakang.

"Lo bawa hape gak?" Tanya Melody.

"Bawa nih." Sambil menenteng hapenya yang langsung diambil oleh Melody.

"Pinjem bentar."

Melody menekan tombol call di nama Rangga. Asli, sebelum akhirnya ngakak beberapa detik karena Eza menamai Rangga dengan nama 'Rangga tuyul'. Kurang asem banget kan. Tuyul begitu tetap saja pacar Melody, dan dia sedikit tidak terima.

"Hallo Ngga.. Eh, tante."

***

REASON [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang