3

13.1K 746 8
                                    

Kelas masih belum dimulai sejak setengah jam yang lalu. Beberapa ada yang sengaja pergi ke kantin karena mengira jam kosong, ada juga yang sedang asik membaca buku, sebagian lagi diujung sana sedang menggebuk-gebuk meja dan kursi menjadikannya sebagai drum.

"Mel, mau keluar gak? gabut nih." Eza sudah bertengger ditembok belakang, mengumpat pada pemandangan yang sangat berisik dan ramai dikelasnya. Remi hanya terkekeh melihat tingkah teman barunya, sedangkan Melody sedang sibuk menulis entah apa.

"Sini aja deh, ngeri masuk." Melody tidak memandang, dia tetap fokus pada tulisannya sesaat setelah terdengar desahan pelan Eza dari belakang.

"Melody." Panggil seseorang membuat Melody mengalihkan kesibukannya menulis.

"Ha iya."

Suaranya berasal dari balik pintu kelas. Itu Firza, dia berjalan menuju kearah Melody, beberapa siswi diluar sana menempel dijendela kelas hanya untuk mengintip super starsnya masuk kedalam. Sesekali Melody melirik kearah para siswi tersebut yang menatapnya tajam kemudian fokus lagi pada Firza yang sudah berada didepan mata.

"Ada apa Fir?" Melody melipat buku tulisnya dan dimasukkan kedalam tas. Remi sejak tadi menyenggol tubuh Eza, mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres akan terjadi.

"Bantuin gue kali ini aja, plis." Dilihat dari tingkah Firza sepertinya memang ada hal yang tidak beres.

"Boleh. Apa'an?" Firza sedikit membungkuk ketika ingin membisikkan sesuatu pada Melody.

"Ha serius lo!" Melody menelan ludah saat mendengarkan apa yang barusan Firza katakan. Semua siswi diluar sana sontak melotot ketika melihat Melody berjingkat.

Kali ini Melody berfikir. Semuanya mustahil bagi Melody bahkan membayangkan para fans Firza akan membully-nya saja sudah sesak didada.

"Plis." Mata berbinar Firza menyihir Melody, jelas. Bahkan semua wanita yang ditatap akan langsung mengangguk mengiyakan. Remi dan Eza saling memberi isyarat lagi, menyenggol satu sama lain dan saling melirik bingung.

Melody kini berjalan beriringan dengan Firza. Hanya ada satu pertanyaan didalam benaknya, kenapa harus Melody?

"Firza, dia siapa lo?"

"Sayang itu..?"

"Lo yang bener aja deh. FIRZA"

Bla.bla.bla

Padahal Melody belum membuka mulutnya untuk menjelaskan, tapi sudah diserang oleh para fans alay Firza. Melody menggigit bibir merahnya, menghela nafas perlahan, kemudian menatap Firza yang sudah memberinya kontak mata.

"Gu-gue pacarnya Firza." Hanya sebait kalimat, tapi sontak membuat mata para gadis itu membulat. Bet dibajunya merah dan hijau, beberapa kelas 12 dan dua orang lagi kelas 10. Kerah baju Melody segera naik karena ditarik oleh senior itu.

"Lepasin gak". Tangan senior itu langsung ditampis dalam hitungan detik. Bukan oleh Firza, tapi Rangga yang sejak tadi rupanya memperhatikan keributan didepan kelasnya.

"Lo gakpapa?" Tanya Firza pada Melody yang hanya bisa menjawab dengan anggukan, jelas ekpresi wajah gadis itu sangat kaget.

"Rangga! Kok lo belain dia sih." Tidak hanya Firza, bahkan Rangga juga sangat terkenal dikalangan anak kelas 12. Gaya tengil dan kadar kegantengannya saat bermain drum dapat membuat semua siswi bersorak ria. Iya, Rangga tergabung dalam salah satu band disekolah.

"Super hero kayak gue bakal dateng tiba-tiba saat denger suara KEBOHONGAN!" Rangga menatap Melody dengan menekan kata kebohongan. Cowok itu tau apa yang Melody sedang lakukan dan apa kebohongan yang Melody katakan barusan.

REASON [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang