part 1 - Lover n Hater

2.6K 194 50
                                    

Wanita itu, Naina namanya.

Dia kembali ke warung tenda tempatnya menunggu sejak tadi. Tak lama, Alia dan temannya dengan wajah muram. Sudah bisa ditebak, gadis itu pasti gagal bertemu langsung dengan sang idola. Naina hanya menarik nafas dalam sambil tersenyum kecut.

"Ayo Kak, pulang," katanya dengan suara sedih.

"Bukannya habis nonton pangeranmu? Kenapa muram?" tanya Naina. Berbasa basi dan berharap kesedihan adiknya hilang.

"Aku ingin bertemu langsung. Tapi tidak ada kesempatan," keluhnya, "kami sudah ke belakang panggung, tapi dihalangi pihak keamanan." Wajah Alia tampak lusuh dan lelah.

Naina hanya angkat alis, dia melajukan kendaraan membawa para gadis patah hati ke rumah mereka masing-masing.

-Prince, i love you. Please say love to me ... @PrinceLoveC-

Tweet Alia dengan linangan air mata. Dia tumpahkan kegagalannya bertemu Prince dengan men-spamming sang idola di sosial media. Tak ada balasan dari Prince, seperti biasa. Meski sang idola sempat mengunggah foto kemegahan acara konser dari luar. Dia menulis tengah berjalan kaki diluar arena konser. Alia sangat kecewa, hingga menangis semalaman.

"Alia ...." Ibunya membuka pintu kamar berwarna pink itu. Tampak Alia masih memakai selimutnya dan enggan bangun, karena baru pulang pukul dua dini hari.

"Biarkan saja, Bu. Nanti juga kalau lapar bangun," ujar Naina.

"Kakak itu memang tidak peka!" protesnya membuka selimut.

"Lihat, dia masih lebih mencintai perutnya daripada artis bodoh itu!" tambah Naina dengan sinis.

"Apa? Artis bodoh? Kakak ini benar-benar hater ya!" teriak gadis yang baru lulus SMA itu.

Naina dan Alia memang memiliki rentan jarak usia yang jauh. Sekitar dua belas tahun. Awalnya orang tua mereka mengira hanya akan memiliki satu orang anak, tapi saat Naina sudah di kelas tujuh, ibunya hamil dan lagi-lagi perempuan.

Setelah itu ibunya memilih tidak hamil lagi karena dianggap dokter sudah sangat riskan dan rentan mengingat lemahnya kondisi ibu setiap kali hamil.

Kini, kedua anak gadis itu bertolak belakang. Naina yang sudah dewasa dan matang sering ribut dengan adiknya yang remaja. Hanya gara-gara sang adik terlalu cinta pada artis favoritnya.

Naina memainkan bola matanya ke atas mendengar tuduhan Alia sebagai hater, "Setiap ada yang tidak memberikan rasa suka dengan idolamu, kau bilang hater. Dengar! Peduli saja aku tidak padanya. Bagaimana aku bisa dikategorikan hater?" celoteh Naina meladeni kekonyolan adiknya.

"Sudahlah ... kalian ini. Apa tidak bosan berdebat soal Lover ... hater ... cepat makan!" teriak Ibu.

Alia langsung beranjak dari ranjang dan duduk di meja makan.

"Bu, aku ingin kuliah di Mumbai," katanya lagi di sela-sela makan.

"Alia, ibu mohon. Kau boleh cinta mati dengan Prince-mu itu, tapi jangan gila. Mumbai bukan kota kecil. Tetap saja kau tak akan mudah bertemu dengannya," pesan Ibunya.

"Ibu tidak paham juga," katanya sambil menangis.

Naina jengkel melihatnya. Hampir saja dia meninju sang Adik  dan menyadarkannya bahwa artis tidak harus dicintai sebesar itu.

"Please ... setidaknya di sana aku bisa melihat rumahnya. Atau bisa mengikuti meet & greet yang biasanya diadakan di mall-mall ketika di promo film, launching iklan produk tertentu dan lainnya. Please ... mooom ...," rengek Alia.

STUPID IDOL!!Where stories live. Discover now