Awalnya semua baik-baik saja, aku memiliki keluarga yang utuh dan penuh keharmonisan. Entah apa sebabnya mereka mulai berselisih paham satu dengan yang lain. Saat itu, usiaku masih terlalu dini untuk mengetahui dan mengerti apa yang menjadi titik masalah mereka. Aku tidak mengerti dengan segala keributan yang mereka ciptakan dan pertengkaran yang mereka lakoni, sementara aku menjadi penonton dan pendengar paling setia.
Saat itu aku tidak bisa menjadi penengah di setiap pertunjukan mereka, anak seusiaku bisa apa selain meringkuk ketakutan? Melihat dari sudut rumahku tatapan tajam mereka yang saling beradu, tidak jarang perabotan rumah menjadi sasaran. Bahkan yang terparah adalah saling menyakiti fisik satu sama lain. Tidak hanya itu, suara-suara yang meninggi seolah tidak ada yang ingin terkalahkan dari peraduan tersebut. Aku masih saja menjadi penonton dan pendengar paling setia, dengan bumbu-bumbu ketakutan.
Tenang saja ayah dan ibu, anakmu kala itu sudah ditakdirkan untuk bersikap dewasa, meskipun hingga saat ini kenangan masa lalu itu masih terasa sangat nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
A journey of Life
Non-FictionTentang anak broken home, Tentang apa yang mereka rasakan, Tentang mimpi mereka, Tentang luka, Tentang rindu, Tentang perjuangan, Tentang harapan.
