Bab 4

2.6K 104 2
                                    



"Hm..." aku menggantung, sedang memikirkan jawaban yang pas dan jawaban yang paling menggambarkan perasaanku tentang laki-laki idamanku. "Sebenarnya nggak susah, aku cari cowok yang bisa melindungi aku. Bisa membimbing aku ke arah lebih baik, kalian taulah aku anak tunggal jadi sifat manjaku kadang bikin Mami kapok setengah mati." Aku terkekeh, di sambut pandangan mata yang tidak ada simpati dari ketiga cowok sialan ini, "Aku juga cari yang pintar dan humoris. Paling penting harus lebih tua dariku. Minimal sebaya lah"

Aku berhenti memperhatikan reaksi ketiga cowok itu. Mereka terlalu serius menatapku, seakan aku objek benda yang langka. Clara tidak perlu aku jelaskan, ia sudah memesan mie kocok dan segelas sirup dingin. Tampaknya ia sama sekali tidak tertarik.

 "Tapi kamu nggak nyangkal kan kalau pengen punya cowok kece." Ivan nyeletuk.

"ckckck,"aku menggoyangkan jari terlunjukku ke kiri dan ke nanan di hadapan wajah Ivan,"Aku akui cowok kece itu impian setiap cewek, Van. Tapi asal kamu tahu, wajah tampan dan harta melimpah bukan kebutuhan cewek. Nah seandainya suatu hari nanti aku nemu cowok yang lebih tua dariku dan memiliki ciri-ciri yang aku sebutkan, pasti akan aku pacarin tu cowok."

Aneh rasanya melihat Ivan, Radit, dan Opik manggut-manggut secara kompak. Seperti boyband yang sedang nge-dance.

"Sederhana tapi sulit." Akhirnya wisnu berkomentar.

"Mana ada cowok kayak gitu mau sama cewek urakan kayak kamu." Opik mengurut dagunya yang licin.

"Lumayan masuk akal kenapa kamu nolak semua cowok yang nembak kamu." Setidaknya komentar Radit lebih berkepri-teman-an.

"Udah tau kan? Sekarang kalian bertiga jangan coba-coba untuk kenalin cowok atau mendukung cowok yang pengen nembak aku kalau tidak memiliki ciri-ciri yang udah aku sebutkan. Kalian nggak tahu rasanya gimana menolak cowok yang udah aku anggap sahabat sendiri."  

Clara meneguk sirupnya sampai habis tidak tersisa. Mie Kocok pesanannya pun sudah tandas tanpa tersisa (kuahnya juga habis di minum Clara).

"Dari ciri-ciri itu, aku jadi ngebayangin kalau selera kamu itu om-om banget Nis."penilaianku bahwa Clara tidak menanggapi omonganku beberapa menit lalu salah. Ternyata ia menyimaknya.

"Kalau om om ganteng, boleh juga. Kalau bisa Hugh Jackman" Aku terkekeh geli. Clara jengah dan memutar bola matanya kesal.

"Gimana kalau seandainya, ada cowok yang memenuhi kriteria kamu tapi ternyata dia adalah berondong?" todong Clara.

Ketiga sahabat cowokku menjentikan jemarinya bersamaan. Menanti jawaban yang akan keluar dari bibirku.

Aku tertawa kencang, "Mana ada coba anak kecil yang bisa punya kriteria yang udah aku sebutkan?"

Clara mengelap mulutnya dengan tissue dan matanya menatap lurus ke arahku. Tangannya meremas pundakku hinga rasanya nyeri sekali.

"Sebaiknya kamu hati-hati Nisa."

Dan tawaku seketika itu berhenti. 

***

Jika kalian suka cerita ini, silahkan share yah ^^

Pacarku, Adik Kelasku [COMPLETED]Where stories live. Discover now