Bagian 6

1K 159 19
                                    

Happy reading

Flashback

"Mereka adalah para Alosia, Krys." Ungkap Wendy.

"Klee untuk lebih mudahnya, dan apa itu Alosia?" Krystal memasang wajah tak mengertinya.

"Tepatnya mereka adalah para pelindung untuk Exordium. Mereka adalah kawanan yang paling disegani disini."

"Termasuk kau, Wendy?"

Wendy menggeleng. "Tidak, leluhurku berasal dari langit, sementara mereka adalah keturunan asli dari para Austrin Exordium. Aku adalah Amabel yang ditakdirkan untuk kemari sejak aku dilahirkan dan itu menjadi awal dari pertemuanku dengan Lay."

"Apa itu artinya disini juga ada makhluk lain dari tempat yang berbeda?"

"Tentu, kau." Jawab Wendy singkat.

Krystal memutar bola matanya tanda tak setuju. "Maksudku, selain aku dan dirimu."

"Aku tak cukup paham tentang asal mereka selain para Alosia. Yang aku tahu, disini juga dihuni oleh para peri Aracelli, kami menyebutnya begitu karna mereka merupakan simbol dari altar surga,"

"Ada kalanya mereka akan berubah menjadi kupu-kupu. Tapi sesungguhnya merekapun mempunyai wujud manusia seperti kita."

"Jadi, kupu-kupu yang waktu itu aku temui dihutan adalah peri? Wow! Menakjubkan!" Krystal bertepuk tangan.

Wendy jadi tersenyum melihatnya.

"Cerita ini akan panjang, apa kau tak keberatan?" Wendy menyentuh permukaan kulit tangan Krystal, mengamit tangan halus itu sebagai tanda persahabatan.

"Tidak, dengan senang hati aku akan mendengarkannya." Jawab Krystal dengan tersenyum.

"Kau tahu, ini pertama kalinya aku mendapatkan teman perempuan disini."

Krystal menelengkan kepalanya.

"Hanya kau satu-satunya wanita disini? Kupikir tidak demikian."

"Memang hanya aku yang tinggal dengan para Alosia. Tapi aku bukanlah satu-satunya wanita di Exordium."

"Ah.. beruntungnya kau bisa tinggal di istana ini bersama mereka." Ujar Krystal dengan mata berbinar.

"Lebih tepatnya Castrum, kau lihat bukan? Interior tempat ini lebih menyerupai benteng daripada istana."

"Oh Tuhan.. terlalu banyak istilah yang sulit kumengerti." Krystal mengernyit menijat pelipisnya.

"Tak apa, kau akan terbiasa nantinya."

"Tidurlah, kau tampak lelah. Besok aku akan menceritakannya lagi kalau kau mau." Ujar Wendy sembari menarik selimut untuk Krystal, kemudian berlalu meninggalkannya.

***

Krystal berulang kali membalik tubuhnya, kadang kekiri, kekanan, telentang bahkan tengkurap. Ia berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya, tapi matanya sama sekali tak bisa diajak bekerja sama.

Ia terlalu gusar untuk sekedar pergi tidur. Pikirannya masih saja melanglang buana, berusaha mencerna apa yang telah terjadi pada dirinya hari ini. Tentang segala ketidakmungkinan yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Tentang semua hal yang sangat dekat dengan kata mimpi, tapi tak bisa disangkalnya bahwa mimpi itu terlalu nyata baginya.

Gadis itu beranjak dari tidurnya, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kamar.

Senyap. Itulah yang ia temui setelah mendaratkan kakinya yang kini berbalut sendal platform bertali yang Wendy berikan untuknya di ujung tangga.

[KAISTAL] LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang