"Auah, padahal Lo takut waktu liat The Conjuring 2 tadi" Cibir Ali dengan decak meremehkan yang begitu kentara mendominasi ekspresi wajahnya saat ini.

"Sialan, Lo."

Detik berikutnya, Prilly kembali membuka suara dengan dibubuhi tawa renyah khas dirinya. "Meskipun gitu, ketakutan Gue terbayar lunas kok sama lucunya film Finding Dory. Bahkan, hampir setiap scene nya Gue ngakak mulu tadi." Memang, setelah film The Conjuring 2 selesai, keduanya memutuskan untuk lanjut menonton film Finding Dory.

Namun sayangnya, selama film itu berlangsung Ali justru lebih fokus menikmati setiap tawa yang terlepas bebas dari bibir mungil Prilly. Sehingga, ketika Gadis itu membahas ulang film Finding Dory Ali hanya mampu menganggukkan kepalanya seolah Ia paham.

Beruntungnya, tak lama setelah itu datanglah seorang pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

"Lo makan dulu, Pril. Gue nggak mau Lo sakit, ya. Bakal nyusahin Gue, ntar."

Dan tanpa ingin membuang banyak waktu lebih banyak lagi, baik Ali maupun Prilly segera menyantap makanan tersebut sambil sesekali keduanya saling melempar obrolan ringan.

*****

CEKLEK

Ali membuka pintu appartementnya diikuti dengan Prilly yang juga berjalan dibelakangnya. Meskipun saat ini malam telah larut, namun gurat kebahagiaan masih terpancar jelas diraut wajah keduanya. Ali dan Prilly.

"Lo udah pulang?"

"Gue nungguin Lo dari tadi, Ali!" ujar Keano lagi. Keano adalah sahabat Ali yang saat ini tengah duduk manis di sofa ruang tengah appartement Ali seraya memainkan gadgetnya dengan santai.

Ali dan Keano memang sudah bersahabat sejak lama. Bahkan, mereka sudah seperti layaknya saudara. Sehingga bukan hal yang tabu bagi Keano untuk keluar masuk appartement Ali seperti sekarang ini.

Baru saja Ali hendak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Keano, Pemuda itu lebih dulu kembali bersuara dengan nada yang jauh lebih manis dari sebelumnya. "Hai?"

'Hai?' pikir Ali yang kini mengerutkan dahinya bingung.

Ali yakin, sahabat karibnya itu tidak sedang menyapa dirinya, melainkan menyapa..

"Gue Keano." Entah bagaimana, kini Keano sudah berada tepat dihadapan Prilly seraya mengulurkan tangan kanannya dengan manis.

"Prilly." Balas Prilly seraya membalas uluran tangan Keano disertai dengan ulasan senyum ramahnya.

Tanpa keduanya sadari, sedari tadi ada Ali yang memandang jengah kearah mereka. Lebih tepatnya, kearah Keano.

"Keano, stop bersikap kecentilan. Apalagi sama Prilly." Umpat Ali kesal yang dibarengi dengan gerakan menarik kasar lengan Prilly agar menjauh dari Keano dan mendekat kearah dirinya.

Melihat itu semua, Keano hanya mampu mendesah berat. "Ali, Lo tai." rutuk Keano yang sayangnya sama sekali tidak diperdulikan oleh Ali.

"Dan Lo, Pril. Mendingan Lo masuk kamar dan cepet tidur. Ini udah malem, sweet dream." Ujar Ali lembut yang kemudian langsung dibalas anggukan oleh Prilly. Gadis itu juga sudah terlihat begitu lelah, mengingat bahwa keduanya telah menghabiskan waktu siang mereka untuk movie marathon dan berjalan-jalan di mall sejenak.

Setelah Prilly telah berlalu, Keano kembali menjatuhkan dirinya pada sofa empuk milik Ali. Begitupula Ali , Ia juga melakukan hal yang serupa dengan apa yang Keano lakukan.

"Cantik." Gumam Keano singkat, namun sukses membuat Ali terkesiap.

"Maksud Lo, Prilly?"

"Dia mah cuma cewek yang nggak sengaja Gue temuin dijalanan." Lanjut Ali cuek, tanpa memandang sedikitpun kearah Keano yang saat ini tampak begitu kaget.

"Jalanan?" Ulang Keano tak percaya. Bagaimana bisa, Gadis secantik itu Ali temukan dijalanan? 'Kan sinetron banget.' pikir Keano.

"Malam itu, Gue nggak sengaja hampir nabrak Dia. Terus, Dia pingsan dan Gue bawa kesini. Sialnya waktu Gue pulangin Dia, Nyokapnya justru minta tolong Gue buat nampung Dia disini lebih lama lagi." Jelas Ali yang kini masih setia memandang kearah langit-langit ruang tengah appartementnya.

Sementara Keano hanya bisa melongo mendengar penjelasan Ali.

Keano benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Ali yang menganggap Prilly adalah suatu Kesialan.

Bayangin aja, Prilly itu..

Cantik? Iya.

Ramah? Iya.

Manis? Iya.

Sialnya dimana, coba?

Keano mengusap wajahnya kasar kemudian mengubah posisi duduknya menjadi menghadap kearah Ali. Cukup lama, Ia emandangi wajah sahabatnya itu dengan seksama, sebelum pada akhirnya Ia menoyor kepala Ali sambil memekik keras. "TOLOL!"

"Apaan sih, Lo?" Ali yang tak terima, menatap tajam kearah Keano seraya mengusap ringan kepalanya yang terasa berdenyut akibat ulah Keano.

"Udah ah, Gue mau pulang. Ikutan tolol ntar kalau Gue kelamaan disini." Ujar Keano yang kemudian segera beranjak dari duduknya. Pemuda itu lantas mengenakan jaket jeansnya, mengambil kunci motor dan segera menghilang dibalik pintu appartement Ali.

Sementara itu, Ali hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti seraya memandang punggung Keano yang telah menghilang dibalik pintu.











PERFECT SCANDALजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें