[13] Nonton

8.6K 814 32
                                    

"Lah, gini doang. Nggak serem sama sekali!"

"Anjir, demen banget si valak muncul kaga pake assalamualaikum!"

"Astagfirullah, Ali kaget ya Allah."

Film The Conjuring 2 telah diputar sejak 30 menit yang lalu. Dan selama itu pula, Ali tak henti-hentinya mengomentari setiap adegan di film tersebut seraya menyuapkan santai popcorn kedalam mulutnya.

"Pril, menurut Lo si valak itu gimana?"

"Gantengan Gue kemana-mana kan, ya?" Lanjut Ali tanpa menatap kearah Prilly. Ali memang menyukai film horror, sehingga meskipun Ali mencoba membuka pembicaraan dengan Prilly, fokus pemuda itu tetap terus terpusat pada layar bioskop.

semenit..

dua menit..

tiga menit..

"Pril, tumben Lo anteng?" Tanya Ali lagi, namun tetap saja tanpa melihat kearah Prilly.

Merasa bahwa Gadis yang kini duduk disebelahnya itu tidak merespon, Ali kembali bersuara. "Prilly Axelia Putri." Namun kali ini, turut disertai dengan gerakan Ali yang menengok kearah Prilly.

Ali menelan salivanya kasar saat sorot pandangnya terfokuskan pada sosok Prilly yang kini berada tepat disampingnya.

Dari jarak sedekat ini, Ali dapat melihat jelas bagaimana Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah yang begitu ketakutan seraya meremas kuat ujung kaos bagian bawah yang saat ini Ia kenakan

Ali tidak menyangka bahwa Prilly, Gadis songong yang selama ini Ia kenal ternyata takut akan film horror.

Maka dari itu, tanpa pikir panjang Ali segera mencondongkan tubuhnya menghadap kearah Prilly.

Peduli setan dengan film yang saat ini masih berlangsung, karena yang saat ini Ali pedulikan hanyalah Prilly.

Prilly.

Dan, Prilly.

"Kan Gue udah bilang tadi, jangan gigit bibir Lo kaya gitu. Ntar Luka, Bego." Ujar Ali seraya menyentil gemas hidung mancung Prilly.

Prilly tak terlalu banyak merespon tindakan Ali sepersekian detik lalu, namun bukan berarti membuat Ali menyerah begitu saja. Pemuda itu justru membiarkan tangan kirinya bergerak untuk menggegam erat tangan kanan Prilly yang semula Gadis itu gunakan untuk meremas ujung kaosnya.

"Nggak usah takut, ada Gue disini. Tenang aja, oke?" Bisik Ali lirih. Namun tanpa Ali ketahui, bisikan ringan itu terasa begitu menggema dan menggetarkan bagian dada Prilly.

******

Ali dan Prilly kini telah duduk manis disalah satu restorant cepat saji dikawasan mall. Sepertinya, kedua insan ini sudah sama-sama merasa lapar mengingat bahwa jam makan siang sudah terlewat jauh. Karena saat ini, waktu tengah menunjukkan pukul 05.00 p.m.

"Akhirnya, makan juga. Laper banget, Gue." Ujar Ali seraya menjatuhkan punggung belakangnya disandaran kursi. Sementara Prilly yang melihat itu, hanya terkekeh singkat.

"Ya iya sih, laper. Tapi asli, Gue seneng banget." Balas Prilly seraya memperlihatnya barisan gigi putihnya. Gadis itu tampak begitu senang. Sehingga membuat Ali yang melihat ekspresi Prilly sesenang itu, mengulum senyum manisnya meskipun hanya sesaat.

"Oh ya? Bukannya tadi Lo nolak ya? Dan malah milih buat pulang." Tukas Ali yang kini pura-pura memperlihatkan ekspresi kesalnya dengan melipatkan kedua tangannya didepan dada.

Prilly mendesah berat kemudian mengerucutkan bibirnya, lucu. "Ya kan Gue nggak tahu, kalau ending nya bakal se menyenangkan ini. Kalau tahu gini mah, Gue gas gas aja nggak pake tolak menolak."

PERFECT SCANDALWhere stories live. Discover now