Part 1 ~ Misi

173 21 2
                                    

Karena masa lalu tidak selamanya buruk

***

Seorang gadis dengan postur tubuh tinggi, kulit putih bersih, dan rambut panjang kecoklatan sedang berjalan menyusuri halaman kantor-nya. Gadis itu berjalan dengan langkah tegas membuat siapapun yang berada disekitarnya menoleh karena hentakan sepatu ber-hak tingginya. Seketika itu juga orang-orang yang berada disana akan memberikan salam hangat yang hanya akan dijawab dengan anggukan oleh si gadis. Tatapan mata setajam elang dan muka datar selalu menjadi ciri khas gadis itu. Memberikan kesan yang misterius terhadap dirinya.

Gadis itu kini sudah berada didalam lift yang akan membawanya ke ruangan atasannya yang berada di lantai 12. Sesampainya disana, dengan cekatan gadis itu berjalan kearah ruangan yang berada di pojok. Setelah mengetuk pintu tiga kali, gadis itu langsung menerobos masuk.

Di ruangan itu ada meja coklat besar dan sofa. Ruangan itu dipenuhi oleh furniture berwarna coklat gelap. Di belakang meja coklat besar itu, seorang lelaki yang kira-kira berumur 40 tahun duduk membelakangi gadis itu. Seakan tersadar lelaki itu langsung membalikkan badannya menghadap kearah si gadis. Di papan nama yang tertera di meja lelaki tertulis dengan rapi nama si lelaki. Frederic Jonathan.

"Valerie.. lama tak berjumpa." Ucap Frederic pada gadis yang bernama Valerie itu. Valerie hanya mengangguk dengan wajah datar yang menjadi ciri khasnya selama ini. "Mau minum teh?"

Valerie menggeleng lalu berjalan dan mendudukkan dirinya di sofa. "Kurasa tidak usah. Langsung ke permasalahan saja!"

Frederic tersenyum sedikit lalu menggeleng. Menyadari bahwa gadis itu masih sama dinginnya dengan saat terakhir mereka bertemu. Yah, Valerie baru kembali dari misinya di Makau. Dia menghancurkan para teroris dengan tangannya sendiri. Tanpa bantuan dari siapapun. Seperti itulah Valerie, Seorang Agent tingkat tinggi yang selalu menjalani misi-misi khusus. Walaupun umurnya masih tergolong muda untuk menjadi seorang agent tapi Valerie berhasil menghapus tingkatan umur itu.

Valerie Nifan Andrew. Gadis berumur 16 tahun yang seharusnya masih duduk tenang di bangku SMA kini harus menjalani misi yang dapat merenggut nyawanya kapanpun. Tapi semua orang tau, Valerie tidak memusingkan itu. Karena Valerie berpikir jika dia mati berarti itu memang sudah takdirnya. Valerie bekerja dalam sebuah Perusahaan Agent rahasia yang disetujui pemerintah. RAA. Raigen Agent Academy. Selain mempekerjakan, Perusahaan ini juga mendidik para Agent muda. Tapi dengan cap Rahasia. Tidak banyak orang yang mengetahui mengenai Perusahaan ini.

Frederic berdeham sebentar. "Aku punya misi untukmu! Dan pastikan jangan gagal!"

Valerie mulai tertarik dengan misi yang akan dilakukannya. "Misi apa itu?"

"Kau harus menjadi Bodyguard seorang pemuda yang sedang diincar untuk dibunuh." Frederic mengucapkan kata-kata itu dengan wajah serius. Valerie terlihat ternganga sebentar lalu kembali menetralkan wajahnya.

"Are you kidding me? Bodyguard? Aku agent khusus. Untuk apa menjadi seorang bodyguard?" Ucap Valerie tak mengerti. Bodyguard? Valerie tak habis pikir. Dari seorang agent khusus berubah menjadi bodyguard? Tidak mungkin. Begitulah fikiran Valerie.

"Bukan hanya melindunginya tapi kau juga harus mengetahui oknum dibalik misi ini!" Ucap Frederic dengan tegas. Valerie memikirkan keuntungan dan kerugiannya jika dia mengambil misi ini. Valerie bukanlah gadis yang jika diberi misi dia akan langsung menerima. Tidak. Valerie akan mempertimbangkan matang-matang semuanya.

Frederic kembali bersuara. "Kau juga bisa kembali bersekolah. Pemuda yang akan kau kawal masih berumur 16 tahun. Sama sepertimu." Frederic yakin dengan alasan ini Valerie tidak akan menolak. Frederic tahu bahwa Valerie sebenarnya ingin merasakan masa-masa seperti gadis kebanyakan. Yang menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang dan tertawa lepas dengan teman-temannya. Yang menikmati harinya berduaan dengan kekasihnya. Tapi sayangnya, Valerie memilih jalan yang lebih sulit. Dia malah menjerumuskan diri kedalam dunia agent yang keras dan rumit.

Valerie berpikir sebentar. "Baiklah. Tapi boleh kutau siapa orang yang akan aku kawal itu?"

Frederic tersenyum tipis karena tebakannya benar. Dia membuka laci meja di hadapannya dan mengeluarkan amplop besar berwarna coklat. "Dia adalah keponakanku."

"Pantasan kau begitu bersikeras menyuruhku menerima misi ini." Ucap Valerie sambil mendengus dan tersenyum mengejek.

"Tentu saja. Aku tidak akan menyerahkan keponakanku yang berharga kepada orang tidak dapat kupercaya."

"Kurasa kau juga tak boleh memercayaiku. Aku bukanlah orang yang baik, Mr. Frederic."

Frederic mengangguk mengerti. "Terserah kau sajalah. Hanya kau yang mengetahui siapa dirimu sebenarnya."

Valerie sedikit terkejut dengan kata-kata Frederic barusan. Valerie berpikir apakah Frederic mengetahui rahasia yang ditutupnya rapat-rapat itu. Tapi Valerie langsung menepis semua kemungkinan. Dia juga tak boleh terlalu paranoid hanya karena seseorang berbicara mengenai jati diri yang sebenarnya.

Frederic yang memerhatikan gerak-gerik Valerie sejak tadi hanya tersenyum misterius. Dia yakin gadis itu akan terkejut dengan kejutannya. Tapi disisi lain dia juga cemas dengan kejutannya jika hal itu tidak berjalan sesuai rencananya.

"Ini. Di amplop ini ada data diri dari orang yang akan kau kawal beberapa bulan ini." Ucap Frederic sambil menyodorkan amplop yang daritadi dipegangnya.

Valerie mengambilnya dan dengan cepat dia membukanya. Mata Valerie meneliti setiap data dihadapannya. Dan seketika itu juga matanya membulat tak percaya.

"Dia..."

Oh tidak!

------

See you next chapter

Update^^
Cerita ini mash terkesan amburadul
Soalnya aku nggk terllu ngerti tentng kepenulisan
Aku bikin certa ini hnya sekedar hobi menyalurkan hayalan nggk jelasku
Aku hrap byak yang suka

Ohiya aku mau bilang
Semua kejadian d story ini itu fiksi belaka
Jadi kalo ada nama negara atau daerah yang disebut sedang dalam masalah itu hanya karangan belaka.
Cerita ini kubuat untuk bersenang-senang belaka.
Mohon pengertiannya^^

~
Tsarwa vania
[10-6-2017]

Für SieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang