20. Penjelasan

5.2K 763 42
                                    

Author

Pagi ini menjadi pagi yang sulit bagi Ezot. Pagi pertama bendera perang dengan Eja dikibarkan. Rasa sesak di dadanya masih membekas sampai sekarang. Padahal, semalam mungkin air mata sudah bosan menyusuri pipinya yang chubby. Ezot memang tomboy, tapi jangan lupakan hati dia yang juga merupakan hati perempuan. Bagaimanapun perasaannya juga seperti perempuan pada umumnya, yang bisa sakit dan tak selamanya tahan banting seperti kardus ovenan.

Ezot melangkah gontai menyusuri koridor dengan tak semangat. Hari ini dia membawa mobil sendiri karena hubungannya dengan Eja sedang tidak baik. Biasanya dia akan berangkat dan pulang dengan lelaki itu. Membuat lelaki itu melupakan adiknya dan merelakan uang jajannya untuk menyuruh Adit --Ketua Kelas Ezot-- demi adiknya, Reynia, sampai dengan selamat.

"Ezooooot!!!" Ezot menutup kedua telinganya mendengar suara yang menurutnya lebih menyeramkan dari kentut kecoa. Yasmin. Lagi-lagi gadis berhijab nan bawel itu.

"Kenapa muka lo ditekuk gitu kayak sapu patah?" Perumpaan ajaib, Yasmin!

"Serah gue dong, mau ditekuk, mau dilurusin, mau diinjekin, mau dijelekin walaupun masih cantik. Muka muka gue!"

"Lo kenapa dah keliatan bahagia banget," ucap Yasmin dengan polosnya. Jelas-jelas Ezot sedang sedih.

Ezot menatap Yasmin tak mengerti dan mendorong kasar pintu kelasnya.

"Huaaaaaa gue males sekolah!!!" Belum sampai di bangku kelasnya, Ezot berteriak dengan gaya dramatisnya. Teman-temannya hanya mendelik keheranan.

"Ezot! Ada Eja nih!"

Deg!

Jantung Ezot berhenti seketika, mendengar seruan Tania yang memberitahukan informasi berduka itu.

"Udah ... Sana samperin. Biasanya kalau disamperin si Eja lo selalu sumringah," desak Keny membuat Ezot mau tak mau melangkah untuk menemui lelaki yang notabenenya adalah pacarnya dan ntahlah setelah ini?

Mengenai hubungan mereka, masih tak ada yang mengetahui hubungan mereka itu. Hanya ada sedikit kecurigaan dari Farel ketika Ezot murka melihat Eja berpelukan dengan gadis yang sebenarnya itu adalah Reynia, adik Eja sendiri.

Tepatnya bukan sebuah kecurigaan. Tapi memang dari awal, Farel yakin jika mereka punya status yang pasti. Dan keyakinannya itu bertambah dengan kejadian kemarin.

Eja tersenyum manis ketika Ezot menghampirinya dengan malas. Namun senyumnya terhempas ketika melihat wajah Ezot yang berantakan. Hidung merah dan mata yang bengkak.

'Si Sableng abis nangis? Siapa yang buat dia nangis? Gue sunat orangnya!'.

"Mau apa lo?"

"Ya mau nyamperin pacar lah," bisik Eja.

"To the point aja lo mau ngapain?" gerutu Ezot yang memang tak ada gairah sama sekali. "Kalau diem aja mendingan gue masuk!"

"Tunggu dulu!" Eja menahan pergelangan tangan Ezot dengan lembut. Dan menarik Ezot berlalu dari keramaian. Membawanya ke mushola yang memang jika pagi-pagi selalu sepi. Hanya ada beberapa guru yang menunaikan sholat dhuha.

"Ngapain sih?!" Ezot menatap tajam Eja yang dengan santai membuka sepatu sembari duduk di lantai batas suci mushola.

"Kita sholat dhuha berjamaah. Lo nggak lagi PMS kan?" Mendapatkan ajakan mulia Eja, Ezot luluh dan akhirnya tanpa ia sadari, tubuhnya mengkhianati egonya.

"Cepet, Ayang," bujuk Eja lembut. Ntahlah ada apa dengan Eja? Yang pasti melihat Ezot dengan mood berantakan, ia merasa jika ini ada hubungannya dengan dirinya.

Double Reza - Completed Kde žijí příběhy. Začni objevovat