13. Taken?

5.4K 789 72
                                    

Author

Sepasang Reza berjalan di tengah bentangan hijau yang indah. Dunia serasa milik berdua, mengingat sekeliling mereka hampa tak ada seorang pun yang terlihat. Maklum, hari menjelang maghrib.

"Awas jatuh!" himbau Eja ketika Ezot akan melangkah di jalan yang cukup licin bekas siraman air hujan.

"Ahh takut." Ezot menghetikan langkahnya. Hanya memandang tanah licin itu.

"Sebentar," kata Eja lembut seraya melangkah dengan hati-hati ke depannya. Lebih tepatnya ke daratan yang lebih rendah dari tanah pijakan Ezot. Tangannya terulur untuk membantu Ezot turun ke pijakan tanah yang sama.

"Hati-hati!"

"Beneran nggak akan jatuh?"

"Kagak. Kan ada gue. Kalau jatuh gue yang tangkap," ujar Eja dengan senyum jailnya.

"Itu modusnya lo, Wortel! Dasar... Lo kira ini ftv apa. Yang jatuh terus ditangkep terus jatuh cintrong deh haha.. Heeeup! Aaahh!!" Eja dengan cekatan melingkarkan tangannya di pinggang Ezot. Tubuh Ezot dengan pasnya masuk dalam dekapan.

"Huuuhhh untung nggak jatuh. Licin banget sih," rutuk Ezot tak menyadari sepasang mata indah menatapnya dengan lekat. Posisi dekapan mereka membuat jarak keduanya tak bisa dikatakan jauh lagi. Ezot menoleh. Mata hazelnya terkunci ketika manik hitam legam menenggelamkannya. Cukup lama mereka bertatapan. Dengan perlahan, Eja memiringkan wajahnya. Matanya terpaku memandang bibir pink baby Ezot yang bagaikan magnet. Menariknya untuk mendekat.

Ezot memejamkan matanya. Menunggu bibir yang juga ia harapkan mendarat di bibirnya. Eja tersenyum melihat mata Ezot yang menutup rapat.

Lampu hijau..

Sepertinya Eja memang berniat untuk mencium Ezot. Namun...

Allahuakbar... Allahuakbar...

Kumandang adzan maghrib menyadarkan keduanya untuk segera menjauh dari maksiat yang menyenangkan. Sedikit lagi Eja mendekat mungkin sudah terjadi yang 'iya-iya' sekarang.

Alhamdulillah adzan.. Heumm sabar, Ja. Ntar lo sah in dulu dianya baru deh lo cipok sepuasnya.

Mereka terdiam dan saling melempar senyum salting. Digenggamnya tangan Ezot dan mulai berjalan hendak pulang.

"Pulang yuk!" Ezot mengangguk dan merutuk dalam hati.

Maafin Ezot Ya Allah...

***

Ezot

Masih nggak bisa move on dari yang tadi. Ahh kenapa sih nih jantung gue? Kenapa gue seneng deket dia? Kenapa perut gue geli kalau liat dia? Apa bener gue jatuh cinta sama dia?

Aaahhh Mami Ezot kenapa?

Kalau sayang, itu udah pasti. Jujur, walaupun gue kadang kesel sama tuh kacrut, tapi gue juga sayang sama dia. Dan sekarang rasa sayang ini menjelma ntah jadi rasa apa.

"Belom tidur, heh?" Ishtigfar! Ahh kaget gue. Gue noleh dan liat Eja yang ngetawain gue karena reaksi kaget gue barusan. Sueee!!

Double Reza - Completed Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz