#5

7.6K 692 10
                                    

#5 Honey and The Bee

Sudah hampir 30 menit Savanah dan Mugo berkeliling untuk mencari toko masakan jepang yang Savanah maksud. Tapi hasilnya nihil. Entah toko itu sudah tutup atau memang Savanah yang salah mengingatnya, ia sendiri juga tidak yakin.

"Mugo, maaf, kayaknya aku salah inget deh tokonya dimana."

"Hmm," Mugo menautkan alis sambil meraba dagunya seperti sedang berpikir, terlihat sangat sexy di mata Savanah. "Mau coba masakanku? gak sejago masakan Okaa-san* tapi layak untuk dicoba."

Savanah mengangguk semangat, tentu saja ia mau. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang sudah diberikan padanya.

Mobil Porsche macan Savanah melaju memasuki parkiran sebuah apartemen mewah yang tidak terlalu jauh dari kampusnya. Kediaman Mugo. Savanah sedikit nervous sekaligus excited disaat yang bersamaan. Gadis itu terawa sendiri memikirkan macam-macam hal yang mungkin akan terjadi.

"Ayo masuk."

Apartemen itu cukup luas dengan perabotan bernuansa kayu yang mendominasi seluruh ruangan. Dindingnya dicat cokelat muda dengan penerangan yang baik. Ruangan ini tergolong sangat bersih untuk seorang pria single yang hidup sendiri. Tidak banyak informasi pribadi yang di dapatkannya dari ruangan itu, Mugo tidak memajang foto keluarga atau apapun yang berhubungan dengan kehidupannya.

"Mugo, sejak kapan pindah ke sini?" tanya Savanah melirik Mugo yang sedang mempersiapkan bahan-bahan makanan.

Pria tampan itu mengenakan celemek motif shabby chic. Terlalu cute untuk pria tampan seperti Mugo. Lengan kemeja birunya digulung hingga siku, memperlihatkan otot-otot lengan yang kekar, benar-benar membuat Savanah ingin menyentuhnya.

"Umm apartemen ini sudah aku tempati sejak 3 tahun lalu. Tapi aku baru sempat mengunjunginya lagi minggu ini."

Informasi baru, ternyata Mugo sudah lumayan lama tinggal di Indonesia. "Terus kenapa ngga tinggal dengan keluarga saja?"

Pisau yang sedang dipegang Mugo untuk mengiris tomat terhenti seketika. Pria itu menyunggingkan senyum yang berbeda, seperti ada kepahitan ketika mendengar pertanyaan Savanah barusan. Saat Savanah menyadarinya, pria itu sudah kembali melanjutnkan pekerjaannya dengan ekspresi biasa. Ada yang salah dengan pertanyaannya barusan.

"Aku tidak bisa tinggal dengan mereka." Hanya itu penjelasan Mugo.

Savanah tidak berani melanjutkan pertanyaannya, merasa tidak enak, dan lebih memilih memperhatikan lelaki itu menumis bawang.

"Nah, sudah selesai."

Harum aroma kaldu tercium dari dua mangkuk ramen buatan Mugo. Asap kuah ramen membentuk gumpalan kabut tepat di wajahnya ketika Mugo meletakkan salah satu mangkuk untuk Savanah. Gadis itu mencicipinya. Lezat, rasanya tidak kalah enak dari masakan restoran jepang favoritnya.

"Aku ngga nyangka kamu bisa masak, hmm enak banget."

Mugo sepertinya memang ahli dalam meracik makanan. Mie ala negara matahari terbit tersebut dibuat pas untuk lidah orang Indonesia macam Savanah. Diresapinya kuah soyu yang bercampur dengan irisan daun bawang dan lembaran nori.

Tak hanya menyiapkan ramen, Mugo juga telah menyiapkan cocktail dan makanan penutup. Savanah mencicipi segarnya cocktail buatan Mugo, aroma lemon dan daun herbal menyeruak ketika gadis itu mencicipinya. Terakhir Mugo menawarkan mochi ice cream yang begitu lezat.

Ah bahagianya. Savanah menepuk-nepuk perutnya yang sudah terisi penuh. Ia mengacungi jempol semua makanan yang dibuat Mugo, semuanya lezat, tanpa cela. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang untuk memasak nasi saja harus melihat tutorialnya di youtube. Seandainya ia dan Mugo ditakdirkan bersama, pasti hidupnya akan saling melengkapi.

"Ah gila, makanannya enak-enak banget, kayaknya aku harus mampir ke sini lebih sering untuk nyicipin masakan kamu yang lain."

Mugo mengangguk. "Sure, aku bakalan seneng banget kalo ada yang selalu nemenin aku makan."

Lagi-lagi Savanah meleleh dengan perkataan Mugo.

Setelah semua kudapan yang Mugo buat habis, pria itu mengajak Savanah melihat koleksi DVD yang dimilikinya. Rak setinggi 2 meter menjuntai hingga langit-langit ruangan, berisikan film-film favorite Mugo. Beberapa judul terdengar aneh, seperti ilmu transplantasi organ, sejarah ilmu bedah, dan lain sebaginya. Sepertinya wajar film-film aneh tersebut ada di rak seorang dokter, mungkin Mugo sangat mencintai pekerjaannya itu.

Sebuah film yang tidak pernah Savanah lupakan mencuat di sudut rak. Toy Story 1, 2, 3. Ternyata Mugo menyukai film kartun tersebut, dan Savanah tertarik dengan hal itu. Entah mengapa keinginannya bernostalgia dengan kisah Sheriff Woody dan Buzz Lightyear tersebut sangat kuat. Sehingga secara tidak langsung Savanah merajuk dan meminta Mugo memutarkan film tersebut untuknya.

Dalam satu jam pertama Savanah sudah terbahak-bahak melihat tingkah konyol para mainan hidup tersebut. John Lasseter, sang sutradara, benar-benar menyuguhkan film yang tidak akan pernah hilang dari ingatan Savanah. Sekilas, ia melirik Mugo yang duduk di sampingnya, pria itu akan tersenyum manis ketika ada adegan lucu, dan sesekali mengerutkan dahinya terlebih dahulu sebelum ia tertawa.

Lagi-lagi Mugo menyuguhkan camilan dan minuman untuk menemani nonton film, lelaki itu benar-benar tau cara memperlakukan tamu dengan baik. Savanah meneguk minuman yang disediakan Mugo, rasanya aneh. Tapi gadis itu tidak bertanya lebih jauh dan memilih untuk menikmati adegan ketika para mainan menjelajahi Al's Toy Barn untuk mencari sang Sheriff. Tepat ketika para mainan bertemu dengan Barbie, Savanah merasakan pening yang luar biasa dan pandangannya menjadi kabur. Sedetik kemudian gadis itu sudah memejamkan matanya di sofa cokelat milik Mugo.

***

Ketika Savanah membuka matanya ia telah berada di dalam kamarnya. Cahaya yang terpantul di ruangan berdinding ungu muda tersebut membuatnya silau. Bukannya kemarin ia berada di apartemen Mugo? entah apa yang telah terjadi padanya kemarin malam sehingga ia malah berakhir di tempat tidurnya. Saat gadis itu mencoba bangkit untuk mengambil segelas air, kepalanya masih terasa berat, sehingga ia memilih untuk kembali berbaring dan memejamkan mata.

SAVANAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang