#2

12.1K 1K 33
                                    

#2 Meaning of Family

Jam menunjukkan pukul 02.00 ketika Savanah memarkirkan mobilnya di halaman. Rumahnya sudah sepi, hanya nyanyian jangkrik yang mengiringi kedatangannya, bulan pun enggan untuk menampakan diri. Tidak ada yang menyambutnya ketika gadis itu melangkahkan kaki di lantai marmer putih yang terasa dingin. Gadis itu memasuki ruang tamu, dan mendapati sesosok laki-laki yang kerap kali dipanggilnya Papah itu, sedang menatapnya nanar.

"Dari mana saja kamu?" tiba-tiba Savanah dikagetkan dengan suara berat milik Papanya.

Tidak biasanya Argus Roosevelt menanyakan kabar putrinya. Papanya itu adalah seorang pemilik perusahaan besar yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Semua yang Papanya pikirkan hanya uang dan kekuasaan. Mungkin inilah alasan Savanah melarikan diri dari kehidupan dan menguras malam-malamnya di club bersama dengan pria-pria tampan.

"Seneng-seneng pah, Papah gak bakal ngerti."

"Savanah! Kamu ini anak orang penting, kamu tahu kelakuanmu itu sudah mencemarkan nama baik perusahaan?"

Savanah menghembuskan nafas. Seperti dugaannya, ini semua hanya berkaitan dengan perusahaan. Tidak mungkin seorang Argus Roosevelt peduli pada perasaan anaknya.

"Lihat ini, terlalu sering Papa menerima foto-foto seperti ini!" Orang tua itu menunjukkan foto-foto yang ada di genggamannya. Isinya tidak jauh dari kegiatan malam Savanah, pesta di club bersama teman-temannya, well, bahkan ada foto-foto mesranya bersama beberapa pria yang berbeda.

Foto-foto itu sengaja diambil para pemeras agar Papanya membayar mereka untuk tutup mulut. Menjadi anak satu-satunya dari pemilik perusahaan besar memang merepotkan. Salah langkah maka dalam sekejap harga saham akan jatuh kemudian perusahaan akan gulung tikar. Terlalu banyak pesaing.

"Papah kan banyak uang, foto-foto itu gak seberapa harganya dibanding keuntungan Papah kan? tinggal bayar apa susahnya."

Plak.

Tamparan keras mendarat di pipi Savanah dan meninggalkan berkas merah yang terasa nyut-nyutan. Diabaikan, diperlakukan kasar, sudah menjadi santapan sehari-hari untuk Savanah. Jadi tamparan di pipinya kali ini bukan lagi hal biasa yang sering diterimanya.

"Pah, Savanah capek, kalo mau tau jawabannya kenapa Savanah bisa seperti ini, tanya sendiri sama diri Papah." Gadis itu memasuki kamar sambil membanting pintunya.

Rasa sakit yang menjalar di pipinya menjadi kebas ketika gadis itu menempelkan es batu untuk meredamnya. Kejadian barusan mungkin tidak biasa bagi sebagian orang, kecuali Savanah.

Mungkin keluarga menjadi pilihan terakhir yang akan ditemuinya jika ia mendapatkan masalah. Arti keluarga sudah tidak bermakna lagi bagi Savanah. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersenang-senang di club dengan temannya ketimbang pulang ke rumah untuk makan malam bersama Papa dan Mamanya.

Tidak jauh berbeda dengan sang Papa, Mamanya pun tidak terlalu perduli dengan kehidupan anak satu-satunya itu. Mamanya memiliki peran menjalankan rumah sakit yang berada di bawah naungan perusahaan Papanya. Oleh sebab itu Savanah dimasukkan di fakuktas kedokteran untuk menggantikan posisinya kala sudah tua nanti.

Savanah sendiri merupakan gadis yang pandai dalam urusan akademik. Jadi ia tidak terlalu terbebani dengan persaingan kampus yang cukup sulit. Lagi pula, di kampusnya cukup banyak dokter-dokter muda tampan yang berseliweran, sehingga menambah daya tarik prodi tersebut di mata Savanah.

Setelah mencuci muka dan mengganti pakaiannya, Savanah merebahkan diri di kasur dan memainkan ponselnya sebentar sebelum tidur. Sudah ada beberapa pemberitahuan di group kelasnya dan yang menarik ada satu pesan singkat dari nomer tidak dikenal. Selama beberapa detik otaknya memproses isi pesan yang memacu jantungnya bekerja lebih cepat.

"Dear Savanah, ini aku, your half blood prince. Tolong simpan nomerku ya :)"

Begitu membaca isinya, Savanah langsung melonjak kegirangan. Keinginannya untuk bertemu pria itu lagi sepertinya akan terwujud. Buru-buru disimpannya kontak tersebut dengan nama 'My half blood prince'.

Group kelas: Calon Dokter Kece

Rafi : Kata dokter Roro besok akan diadakan ujian Patologi, tolong belajar ya semuanya, bahan juga udah gue upload ya

Claries : huvt

Vega : huvt (2)

Feby : huvt (3)

Ryan : guys, mohon kerjasamanya ya besok

Feby : bangke lu yan, kemarin paling panik bilang belom belajar buat ujian, eh pas keluar nilainya elu yang paling tinggi

Ryan : Feby kamu imut kalo lagi marah

Aldo : Feby kamu imut kalo lagi marah (2)

Feby : b*rengsek ya kalian ini :)

Rafi : udah-udah guys, pokoknya belajar yang bener ya, kata dokter Roro bakal ada tamu penting yang ngawas ujian kita besok

Ryan : siap bosku!

Savanah tertawa kecil membaca chat group dari teman-temannya. Kemudian gadis itu mematikan handphone dan tertidur.

SAVANAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang