Part 18 : Everything Has Changed?!

3.7K 162 3
                                    

Dara melangkahkan kaki pagi hari ini dengan perasaan lega. Seperti semua beban tercabut dari dirinya. Saatnya ia kembali menampilkan senyuman manisnya itu.

"Dih 2 hari muka nya kek benang kusut,sekarang liat noh mukanya cem matahari lol" celetuk Nadiv yang pagi itu sudah berada di bangkunya. Dara hanya tertawa kecil.

"Kok lo bisa ga sadar deh Ra?? Perasaan jebakan kek gitu keliatan banget?" tanya Radit heran. Lalu ia tampak teringat sesuatu.

"Ah iya maaf kemaren gue gak dateng ada acara. Nih buat lo" Radit lalu memberinya sebuah buku diary yang cantik.

"Ihh uculnyaaa. Makasih lho dittt" ujar Dara dengan mencubit pipi cowok teman sebangkunya itu. Radit mengangguk dan terseyum tulus.

"Ah cie jam tangan dari gue langsung dipake" Dara hanya meringis. Nadiv tertawa. Di pergelangan tangan Dara melingkar sebuah jam tangan pemberian Nadiv kemarin.

"Btw makasih lho. Gue suka banget modelnya" Nadiv mengacungkan jempolnya.

Lalu tak lama bel masuk pun berbunyi. Saatnya pelajaran!

~~~

"Razkaa" Dara melambaikan tangan ke arah cowok yang sedang berjalan keluar dari kelasnya. Menuju kantin? Mungkin.

Razka hanya menoleh dan tersenyum kaku. Dara melihat dengan jelas. Senyuman itu,palsu. Raut wajah Dara yang awalnya senang berangsur-angsur berubah menjadi kecewa.

"Nad" Nadiv yang sedang bermain gadget miliknya di samping Dara menoleh. "Hm?"

"Kenapa?"

Nadiv mengernyitkan dahi. "Apanya kenapa?". Dara menunjuk ke arah Razka yang sedang berjalan. Nadiv mengikuti arah yang ditunjuk Dara.

"Razka. Kenapa dia masih cuekin gue?" Nadiv memegangi kepalanya. Memang sahabatnya yang satu ini agak lola ya?

"Heh! Lo lupa kejadian kemarin?" Dara tersentak seakan tersadar akan sesuatu. Ia juga ya. Pasti Razka terluka karena itu.

Dara menundukkan kepalanya. Hatinya kembali terluka melihat Razka seperti menjauhi dirinya.

Kantin ramai seperti biasanya. Untung saja sahabat sahabat nya sudah menyiapkan kursi untuk mereka berdua.

Dara melihat Nafi,Fero,Alin,Anya,Devan,dan Camel juga Radit,duduk semeja. Sedang tertawa tentang sesuatu yang ia tak tahu. Ia tak melihat Razka ada di sana. Razka benar benar menjauhinya.

Dara hanya menghela napas berat. Lalu melangkahkan kaki menuju ke meja.

"Dih habis ultah malah murung kek gini" ledek Devan. Dara melirik Devan dengan sinis. Dan ditanggapi dengan sebuah cubitan di pipi Dara. Dara mendengus kesal.

"Lo mau makan apa?? Gue pesenin dulu ya" Dara hanya mengangguk lalu menyebutkan pesanannya. Nadiv kemudian berjalan menuju kedai. Teman temannya yang lain melontarkan lelucon lelucon yang perlahan membuat wajah Dara kembali ceria.

Dari jauh,ia hanya melihatnya dengan hati seakan teriris. Terlebih saat Devan mengacak ngacak rambut Dara. Ia meringis. Lalu berjalan meninggalkan kantin.

~~~

I'm trying to forget that
I'm addicted to you
But i want it and i need it
I'm addicted to you

Razka melihat ke arah luar jendelanya. Hujan dan gelap. Untuk kesekian kalinya ia menghela napas berat.

Now it's over
Can't forget what you said
And i never wanna do this again
Heartbreaker

Hello [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang