Part 15 : Razka - Devan - Radit?

4.2K 187 2
                                    

Sejak hari penjelasan itu,Dara sudah tidak sejudes biasanya dengan Razka. Walau masih belum bisa dibilang mereka kembali seperti dahulu.

Sedangkan Devan dan Radit berlomba lomba merebut hatinya. Dara dibuat pusing 7 keliling dengan mereka. Devan yang lucu. Dan Radit yang cool. Ditambah Razka yang sangat perhatian.

Sungguh rasanya Dara ingin pindah dari sana sekarang juga.

Seketika Dara teringat,sudah 7 bulan ia disini. Ini diluar kebiasaan pekerjaan papa Dara.

"Oh ya Ma,kok tumben kita bisa netap disini lebih dari 4 bulan?" tanya Dara saat makan malam.

"Dara,kamu selama ini melamun ya? Kita kan sudah bahas itu berulang kali" jawab Mama. Dara menoleh bingung.

"Berulang kali?? Wait-maksudnya apaan nih?"

"Jadi Ra,kita udah gak pindah pindah lagi. Papa udah ditugasin permanent disini. Tapi tetep gak bisa nutupin kemungkinan kita pindah lagi sih" jelas Papa. Dara mengangguk-angguk pertanda mengerti. Setidaknya akhirnya ia bisa memiliki sahabat yang sesungguhnya.

Dara tak bisa membayangkan hidupnya tanpa cerewetnya Nadiv,godaan usil Devan,perhatian Camel dkk,dan juga jauh dari Razka untuk sekarang mungkin akan menyiksanya.

"Udah di makan. Hidup kok ngelamun mulu" tegur Dira. Dara cengengesan lalu mulai memakan makan malamnya.

~~~

"Hai Dit" sapa Dara saat ia melihat Radit sudah duduk manis dibangkunya.

"Oh halo. Tumben baru dateng?"

Dara memegangi kepalanya. "Kesiangan" rasa pusing sedikit demi sedikit mulai ia rasakan.

"Lha lo gapapa?? Muka lo pucet loh Ra" kata Radit dengan ekspresi wajah datar tapi bernada khawatir.

"Gapapa. Ntar aja gue istirahat ke UKS. Pelajaran Mat nih. Ntar ga bisa ketemu Mami Is" canda Dara. Mami Is sebenarnya adalah Bu Is. Guru Matematika kelas Dara.

Radit tertawa pelan. "Ada ada aja lo. Awas sampe pingsan"

"Emang kenapa? Kan lo tinggal gendong gue ke UKS"

"Dih pegel linu ntar gue" balas Radit sambil mulai mencorat coret buku tulisnya.

"Dih sok sok an lo" kata Dara dengan tertawa.

Istirahat ,Dara berjalan agak sempoyongan ke UKS dibantu Nadiv dan Radit.

"Lo ngapain maksa sekolah?" sentak Nadiv.

"Lha ntar gue ketinggalan pelajaran" Nadiv menggeleng gelengkan kepalanya. Heran dengan ke keras kepala an sahabatnya itu.

"Kalau kek gini kan sama aja" ucap Nadiv lalu mulai membaringkan Dara di ranjang UKS di bantu Radit.

"Atau jangan jangan lo ga mau ntar kangen ga ketemu gue ya??" tebak Radit. Dara tertawa keras mendengarnya. Dan Radit tersenyum tenang.

"Udah gue mau tidur dulu. Kalian makan dulu aja. Gue gapapa kok"

"Sendirian gapapa nih?" tanya Radit. Dara mengangguk yakin.

"Udah sana. Hush! Hush!" usir Dara. Nadiv mencibir kesal lalu keluar dari ruangan di ikuti Radit.

Dara lalu memejamkan mata kemudian mencoba tidur.

Entah sudah berapa lama ia tidur,samar samar ia bisa merasakan ada seseorang duduk memandanginya. Dara lalu membuka mata. Dan menemukan orang yang sedang duduk di samping ranjang membuatnya sedikit kaget.

"Razka?"

"Uh uhm-maaf gue buat lo bangun ya?" tanya Razka pelan. Dara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Hello [COMPLETED]Where stories live. Discover now